Kamu itu..
Bersifat dingin tetapi bisa menghangatkan.
Bagi banyak orang, tatapan kamu mungkin setajam pisau. Namun, bagiku tatapan itu adalah tempat dari segala keteduhan-Cindy-
David ke luar dari kamarnya dengan kemeja hitam serta jas hitam yang sudah membalut tubuhnya. Dia berjalan hendak turun ke bawah.
Ada sesuatu yang menghentikan langkah David. Dari balik celah pintu kamar yang entah kenapa bisa terbuka, David melihat pemandangan yang membuatnya terpaku di tempatnya. David melihat senyum hangat terpancar dari ke duanya saat sang mama memasangkan dasi pada kerah kokoh seorang Reksa Rahadian.
David tahu sekarang, bahwa di balik suasana rumahnya yang mencengkam, ternyata ada dua orang yang sangat saling mencintai. Lekungan senyum yang tercetak dari wajah Reksa malam ini, kembali mengingatkan David bahwa dia ternyata mempunyai figur papa yang penyayang. Meskipun David tak pernah mendapat kehangatan dari ke duanya, namun David bisa merasakan cinta dari pemandangan yang malam ini dia lihat.
"Pas gue pergi dari rumah, lo sering ngelakuin ini?"
David menoleh ke belakang, dan berdirilah Samuel Rahadian dengan segala aura cool-nya. Cowok yang lahir hanya berjarak beberapa menit dari kelahiran David ini, memang memiliki postur tubuh yang sama dengan David. Wajah mereka tidak kembar. Hanya saja, tinggi mereka sama, hidung mancung, mata coklat kehitaman serta kulit putih ala keluarga bangsawan melekat sama pada ke duanya.
Sam berjalan beberapa langkah, hingga berada di samping David. Dia mengikuti arah pandangan David tadi.
Kemudian dia terkekeh sejenak.
"Ada beberapa waktu, yang buat gue ngerasa kasihan banget sama mama, karena punya suami yang angkuh, dingin, dan selalu mentingin urusan bisnis,bisnis dan bisnis."
David membenarkan apa kata Sam. Namun seperti biasa dia hanya diam.
"Tapi malam ini, mungkin sudah saatnya gue akui kalau mama adalah wanita paling beruntung di dunia."
Sam menoleh pada David yang pandangannya masih menerawang ke arah sang mama yang sekarang sedang memasangkan jas pada papanya.
"Apa lo juga berpikiran yang sama kaya gue?"
Jeda beberapa detik, David akhirnya mengangguk.
Setelah anggukan tersebut, David melanjutkan langkahnya untuk turun.
"Gue sebenernya gak pede, ikut acara ginian," Sam berjalan men-sejajarkan langkahnya dengan David.
"Nanti pasti banyak yang bilang gue gemukan, karena pas di pusat rehabilitasi gue makannya banyak," tambahnya.
Sam memang mempunyai sifat yang sedikit periang dan suka berbicara. Berbeda dengan David yang bisa disebut jiplakan Reksa Rahadian.
Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu.
Sam mulai asik dengan gadged-nya. Sedangkan David hanya diam sambil sesekali melirik ke arah Hendra-anak buah setia sang papa.
"Ayo kita berangkat," ujar seseorang yang baru menuruni tangga, dengan wanita yang sudah berumur namun terlihat awet muda di sampingnya.
YOU ARE READING
Je T'aime[END]
Teen Fiction.....hingga pada suatu hari, kisah mereka harus terjeda bahkan sebelum sempat dimulai. "Je T'aime" Terlambatkah kata itu terucap di antara kita?