"Souna!! I-imouto tidak mungkin mati des!!" Pekik Leo sambil berdiri dan menggebrak meja yang ada di depannya.
"Tapi.. Itu.. Itu kenyataannya, Leo.. Rin mati saat... Saat aku mencoba mengobati lukanya.." Kata Nali sambil tertunduk.
"Ouji! Bukankah chainmu itu memiliki kekuatan penyembuh?!? Kenapa baka bee masih juga--"
"Jangan salahkan onii-chan, tuan galak!! Onii-chan sudah berusaha!! Luka Rin terlalu parah!!" Potong Nala.
"Souna.. Ri-Rin-chan tidak mungkin mati..." Emilia tertunduk sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya, "IA TIDAK MUNGKIN MATI!!!"
"Kurang ajar!! Orang bernama Nika itu!! Berani-beraninya ia membunuh temanku!!!" Geram Airilia mulai emosi.
"Emilia! Airilia-san! Tenanglah!!" Bentak Leo yang sudah mulai tenang, tapi ia tertunduk sampai-sampai wajahnya tertutup poninya. Kedua tangannya masih mencengkram meja.
Leo amat sedih dan emosi, tapi ia berusaha menyembunyikannya.
"Leo.." Kata Oz lirih.
*Sementara itu, di "tempat" lain*
'Tempat apa ini? Bukankah aku sudah mati desho?' Pikir Rin sambil melihat sekeliling.
Saat ini, Rin mendapati dirinya ada di semacam Taman. Tapi, ada sesuatu yang berbeda di Taman itu. Ntah apa.
'Ah, ya. I'm forget. Aku tidak akan pergi kesana jika aku tidak mati dengan kepala terpenggal,' Rin menghela nafas, "Let me see, jika ingatanku tidak salah---."
"Hisashiburi da na, imouto." Sapa seorang gadis bersurai coklat.
Rin menoleh dan terkejut, "Onee-san??"
'Wait? Nee-san? Kenapa aku spontan memanggilnya begitu?? Memang dia siapa??' Batin Rin bertanya-tanya.
"Sepertinya kau belum sepenuhnya ingat tentangku, nee? Takun na, gara-gara Nararu-kun menghilangkan ingatanmu tentangku, kau jadi amnesia begini." Gadis itu menghela nafas.
"Gomen.. Demo.. Anata wa.. Dare desho?" Tanya Rin ragu-ragu.
"Kau tadi memanggilku apa, Rin?"
"Onee---" Rin terdiam, kemudian ia bertanya-tanya di dalam hatinya, 'Mushikashite, orang ini yang di maksud Nika tadi?!'
"Aku nee-sanmu, i was death 7 years ago," Kata gadis itu, "Rie Haname, nee-sanmu yang berusia 8 tahun lebih tua darimu."
"Rie... Onee-san..?" Ulang Rin, "Chotto, kenapa kau tidak hidup lagi desho?! Seharusnya keluarga kita kan---."
"Nika membunuhku dengan memenggal kepalaku, bagaimana mungkin aku bisa hidup kembali?" Potong Rie dengan nada santai.
"Tch, teme, Nika...." Rin menggeram.
"Maa maa, kau sendiri juga melupakan keberadaanku, kan?"
Rin terdiam, tidak tau harus berkata apa.
"Rin, dengar, kau masih bisa hidup kembali. Kau punya banyak orang yang menunggumu. Kau tidak lagi sendirian saat ini. Bertekadlah untuk kembali, itu salah satu syarat agar kau bisa kembali." Jelas Rie sambil melipat kedua tangannya.
"Well.. Jujur.. Nee-san.. Aku sudah tau syarat-syaratnya. Tentu saja aku bertekad untuk kembali desho! Banyak orang yang menungguku! Dan juga..." Rin seketika blush.
"Hm..?"
"Aku tidak mau meninggalkan orang itu.."
"Aa, biar kutebak, laki-laki bersurai pink flame yang kau panggil 'wakil kapten' di saat-saat terakhir, kan?"
"Darimana kau---?!"
"Fufufu, i know everything about you." Rie tertawa jahil melihat ekspresi imoutonya.
"M-mou, tidak dengan arwah ataupun yang lainnya, pasti ada saja yang mem-flirting-ku dengan Nali." Gerutu Rin.
"Jaga bicaramu, kau juga arwah untuk saat ini," Kata Rie sambil menyentil dahi Rin, "Satu hal sebelum kau pergi menuju tempat mereka.."
"Nani?" Tanya Rin sambil cemberut.
"Iie, aku hanya ingin bilang, sampaikan salamku kepada sepupu-sepupu kita." Jawab Rie kembali melipat kedua tangannya sembari tersenyum.
"Akan kusampaikan," Rin memberi jeda sebentar, "If i remember."
"Yare yare.."
"Good bye, onee-san! I'll never forget you anymore!!"
Rie tersenyum tipis, dan pada saat itu mereka terpisah.
*Skip//Mansion Okreneos*
Tampak seorang laki-laki bersurai gelap memasuki Mansion, tanpa mempedulikan penjagaan, ia masuk begitu saja dan seketika, ia sudah berada di ruang tamu, tempat Nali dan yang lainnya berada.
"Takun da na~, mau sampai kapan kalian bersedih begitu nee~." Tanya laki-laki itu.
Semua menoleh, antara terkejut dan waspada.
"Anata wa dare?! Kenapa kau bisa berada disini?!" Tanya Nala.
"K-kau kan..?" Emilia terkejut dengan seseorang itu, begitu juga Airilia. Mereka berdua mengenal laki-laki.
"Untuk saat ini, tentang siapa diriku, itu tidak penting. Aku hanya ingin bilang, tangisan dan kesedihan kalian hanya memperlambat prosesnya."
'Proses? Itu yang dikatakan Chainnya Rin! Kenapa orang ini...' Batin Ian.
"Kalau kalian begitu terus, maka tsun tsun-chan, ah, maksudku Rin akan susah untuk kembali kesini na." Kata pria itu lagi.
"Kau.. Kenal dengan imouto?!" Tanya Leo terkejut.
"Aa? Imouto? Sou, jadi kau adalah Leo? Glen pemilik Jabberwock? Arara, senang bertemu denganmu ne~." Pemuda itu berkata sambil eyes smile.
"Cepat katakan siapa kau?! Kenapa kau bisa mengenal baka bee?!!" Elliot mulai jengkel, ia menarik kerah pemuda itu.
"Baiklah, baik, aku akan memperkenalkan diriku desu~." Pemuda itu berkata sambil eyes smile, "Boku no namae wa Naeru Alkartz, otouto asli dari Nararu Matsuko. Dan sama sepertinya, aku adalah itoko dari Rin Haname."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait for me, ok? (Tamat)
RandomJangan sedih, aku pasti akan kembali dari dunia yang tak dapat kalian jangkau ini. Tunggulah aku, aku pasti akan kembali ke tempat di mana kalian berada. Karena tempatku yang sebenarnya adalah dunia kalian juga. Bersabarlah, dan tunggulah aku, ok?