Malam ini, Manda tengah menikmati makanan yang tersaji di mejanya. Angga yang gemas hanya melihat Manda, sesekali ia memakan makanannya.
"Ngapain lihat lihat?" ucap Manda sinis, yang kemudian melanjutkan makannya. Pria itu tersenyum.
"Dihabisin, terus ikut" Manda menghentikan kegiatannya.
"Udah habiskan dulu" suruh Angga. Tak membutuhkan waktu lama, Manda sudah menghabiskan nya. Angga menelan ludahnya kaget.
"Jelas kayak beruang, makan banyak banget gitu?" ledek Angga, Manda memicingkan matanya kesal.
"Beruang?, dasar kuda laut" balas Manda, Angga melotot.
"Kuda laut?" tanya Angga.
"Iya, orang kerempeng kayak lo" jelas Manda, Angga gemas dan mencubit pipi Manda.
"Apaan sih Ngga?" karena tak terima Manda mencubit perut Angga, membuat pria itu berteriak kesakitan. Para pengunjung kafe menatapnya, membuat Angga meringis malu. Matanya menatap Manda yang tengah menahan tawanya.
"Yaudah cepet ikut" karena tak mau ada adegan memalukan didepan umum, Manda dengan ikhlas mengikuti Angga yang tengah memegang pergelangannya. Sampailah ia di kedai boneka, mata Angga menyuruh Manda memilih sesukanya.
"Buat?" tanya Manda.
"Buat kamulah, siapa lagi?" Manda hanya tersenyum miring dan memilih boneka.
"Siapa tahu buat mantan" ucap Manda santai.
"Iya mantannya Becca" Manda berhenti bergerak, kemudian menatap Angga.
"Jadi Becca?" Angga mengangguk, menangkup wajah Manda.
"Iya dia mantan Angga Yunanda, dan putus karena aku nya bosan sama dia. Siapa sih yang suka sama wanita yang suka bully?" Manda membungkam, jelas saja ia diganggu oleh Becca. Jadi ini alasannya.
"Aku sayang kamu" ucap Angga yang kemudian mencium kening Manda.
deg..
Jantung Manda berdetak lebih cepat, darahnya serasa mengalir lebih cepatnya. Matanya mengerjap beberapa kali, ini adalah pertama kalinya ia dicium oleh Angga. Manda mendorong tubuh Angga, agar menjauh darinya.
"Apaan sih Ngga?" ucap Manda dengan pipi yang memerah, Angga terkikik. Gadis itu melanjutkan kegiatannya mencari boneka, dan juga menyembunyikan wajah merahnya.
"Ngapain memalingkan wajah, udah terlanjur ngelihat" Angga terkekeh, hingga satu boneka berhasil mengenai wajah Angga.
"Pilih ini?" tanya Angga.
"Nggak"
"Terus?" tanyanya bingung.
"Biar Lo diem" ucap Manda, ia memegang boneka beruang berwarna putih dengan ukuran sedang. Memandang Angga dengan senyumnya.
"Ini aja deh"
"Nggak yang besar?" Manda menggeleng
"Yaudah kamu disini ya?, biar aku yang bayar" Manda mengangguk.
"Makasih"
Angga mendatangi sang kasir
"Mbak, ini yang ukuran jumbo adakan?" tanya Angga.
"Sebentar ya saya cek dulu" belum ada lima menit, sang kasir menyerahkan boneka jumbo. Setelahnya Angga mengambil uang, dan membayarnya. Ia mendekati Manda yang tengah membelakanginya. Mengagetkan gadis itu dengan boneka jumbo yang ia bawa.
"Kan aku milih yang sedang" Angga hanya tersenyum.
"Kamu itu buang buang uang tahu nggak?, tadi kamu udah bayar makanan, sekarang__" Angga menempatkan jari telunjuknya pada bibir Manda.
"Udah, sekarang kita pulang" ajak Angga menarik pergelangan Manda, dengan tangan sebelahnya memegang boneka jumbo yang ia beli.
*****
"Eh eh, itu bukannya Angga ya?" tanya Arnold yang tengah memegang tangan Becca.
"Hey Ngga?" panggil Arnold dengan teriakan, Angga dan Manda menoleh bersamaan. Becca melotot, melihat Manda yang tengah bingung.
"Eh Arnold?, kalian jadian?" tanya Angga, Arnold dengan bangganya mengangguk antusias.
"Wohh hebat, jadi Lo nggak gangguin gue sama Manda ka" tanya Angga, membuat Becca tersentak dan langsung memeluk lengan Arnold.
"Nggak dong, kan gue udah sama Arnold" Becca membisikan kata pada telinga Arnold.
"Eh bro, gue pulang dulu ya?, Becca udah ngantuk" ucap Arnold dan mendapatkan anggukan dari Angga. Setelahnya mereka pergi, Manda memandang Angga.
"Jangan kasih tahu kesiapa siapa ya?, Syifa nggak mau ada yang tahu"
Ucapan Syifa membuat ia hanya tersenyum.
"Kenapa?" tanya Angga mengintro
"Pulang" ajak Manda, mereka pun pulang.
*****
"Aku pulang dulu ya?, cepet tidur" suruh Angga, yang mendapatkan senyuman dari Manda. Angga melakukan motornya.
"Hati hati" teriak Manda yang lumayan cukup keras, karena Angga sudah tidak terlihat. Manda memasuki rumah dan menuju kamarnya, dilihatnya kedua temannya tengah berpelukan. Syifa yang tengah menangis membuat Manda otomatis langsung mendekat.
"Kenapa?" tanya Manda bingung.
"Tuh Arnold nyakitin Syifa" Syifa semakin, terisak. Manda mengingat pertemuan mereka, pegangan tangan antara Becca dan Arnold. Karena tidak mau lebih memperburuk keadaan, Manda mengurungkan niatnya untuk menceritakan semuanya.
"Kenapa Syif?" tanya Manda.
"Postingan Arnold Mand, mereka jadian" Manda menarik nafasnya yang kemudian ikut memeluk sahabatnya itu.
21--Si ASE--
KAMU SEDANG MEMBACA
Si ASE (Tamat)
Teen FictionTamat Di kisahkan pertemuan Manda dan teman temannya dengan lelaki famous di SMA, Manda yang paling cuek pun tak menyadari bahwa Angga musuhnya menyukainya. Ditambah masalah yang menimpanya Rebecca sebagai penggila Angga yang rela melakukan apapun d...