X

167 12 1
                                    

Author POV

Rizki telah menceritakan semua pada Ridho walau harus di dahului desakkan penuh dari Ridho. Rizki duduk di bangku belajarnya menghadap pada Ridho.

Jika saja Ridho tak mendesak Rizki untuk bercerita alias curhat, sudah pasti Rizki saat ini sedang mengaji kitab Risalatul Mustarsyidin pada sang Abi di mushola yang tersedia di panti ini.

Abi yang dimaksud disini adalah pengurus, dan pemilik panti yang Rizki tempati. Beliau lah yang menjadi guru yang mengajarkan ilmu agama Islam pada Rizki. Dan akhir-akhir ini ia sering mengaji Kitab tersebut pada beliau. Yang katanya, kitab Risalatul Mustarsyidin ini memiliki bahasa yang mudah, tapi dalam isinya.

"Jadi, ente dulu cinta monyet sama bocah namanya Ara? Nah, sekarang ente tahu siapa Ara, tapi ngga sesuai prediksi? Kayanya ente kena karma dari Annisa deh! "Ucap Ridho.

Rizki mengacak rambutnya frustasi. Ridho yang melihat itu langsung bingung. Walaupun dari tadi pun Rizki suka bertingkah aneh. Tapi, jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya yang terkesan kalem dan cuek pada Rizki, bukankah hari ini Rizki dikategorikan sangat aneh?

"Harap di ralat, dia itu bukan cinta monyet ana. "Ucap Rizki pada Ridho.

Ridho memutar bola matanya malas. Bagaimana kisah ini tak bisa dikatakan 'cinta monyet' mengingat bahwa kejadian itu Rizki dan Annisa bahkan belum pubertas?

"Ana penasaran. Kira-kira Ara ini kaya apa sampe bikin cinta ente keliatannya lebih besar daripada ke Stella dulu. "Ucap Ridho sambil membayangkan seperti apa sosok Ara ini.

Stella, satu-satunya mantan Rizki yang dulu suka membuat Rizki kembali ke panti dengan senyum merekah. Bukankah sangat berbeda dengan sekarang? Yang bahkan senyuman Rizki bisa dihitung dengan jari per-minggu-nya. Tapi, jangan biarkan imajinasi kalian berkata bahwa sikap cuek itu disebabkan hubungan Rizki dan Stella berakhir.

"Hmm.. Sholehah kah? Bermata teduh? Suara lembut? "Tanya Ridho bersemangat.

Sebenarnya itu adalah tipe yang pernah keduanya bicarakan sebagai tipe ideal mereka. Tapi, siapa yang tahu kalau jodoh mereka tak sesuai tipe ideal?

"Ara itu Annisa, Dho.. "Ucap Rizki terdengar frustasi.

Ridho terbelalak. Kini, ia mengerti apa penyebab Rizki jadi aneh sepanjang hari ini. Tepatnya setelah shalat Zuhur di mushola tadi. Walau Rizki bisa dikatakan sosok yang pendiam, sejak tadi siang Rizki terlihat berpikir.

Ya, memikirkan 'apakah mungkin Annisa adalah Ara yang ia maksud?'.

Dulu, Ara adalah sosok yang bisa dibilang tak peduli dengan kebersihan dirinya sendiri. Jelas berbeda dengan Annisa yang jauh lebih bersih dari Ara. Walau tak terlalu memprioritaskan kecantikan diri.

Ara itu manja. Berbeda dengan Annisa yang lebih mandiri dari Ara.

Mungkin waktu mengubah segalanya. Tapi.. Masih terdengar tak masuk akal bagi Rizki. Atau.. Mungkin karena Rizki tak begitu mengenal sosok Annisa ataupun Ara.

Teringat bahwa Rizki yang dulunya sering disapa I'i oleh teman dan saudaranya hanya kenal Annisa selama 3 hari di Jakarta yang membuatnya tak mengenal baik sosok Ara. Juga saat ini. Bahkan Rizki seolah tak mau tahu apapun yang berbau dengan sosok Annisa.

Cukup masuk akal, bukan? Rizki merasa Annisa tak mungkin Ara yang ia maksud. Karena Rizki sendiri tak terlalu lama kenal dengan Annisa, dan Rizki seolah menutup mata dan telinga saat ada suatu hal yang berhubungan dengan Annisa.

KIAN | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang