PART SIX

12 3 2
                                    

*Esok Paginya*

"HOAAM... nyenyak sekali tidurnya semalam. Tunggu, bukankah kemarin Cloud datang? Apa aku hanya bermimpi?" Saat Liz berusaha untuk bangun dari tempat tidurnya, ia menabrak bangku putih.

"Aduh kok bangkunya ada disini?" Liz mengusap usap lututnya yang baru saja menghantam bangku. Lalu ia mulai ingat tentang hal hal yang terjadi kemarin, tentang ia yang ingin pergi menemui The Lion, ia yang sakit dan Cloud yang......

Ia mulai panik dan malu sendiri. Ia kembali tidur terlentang. Ia pun terkejut saat ia menghadap langit langit kamarnya. Ada sesuatu yang menempel di atas. Ada kertas, ada tulisannya. Ia tidak bisa menggapainnya. Ia berdiri di atas kasurnya, di kertas itu bertulis " JAGA KESEHATAN, JANGAN LUPA MINUM OBAT, BESOK TEMUI AKU SEPERTI BIASA DI ATAP SEKOLAH.. –Your Boyfriend^^"

Setelah ia membacanya, ia mulai kesal dan berusaha mengambil kertas itu. kepalanya berputar putar ke seluruh sudut kamarnya berusaha mencari sesuatu untuk bisa mengambil kertas itu di atas. Kepalanya berhenti dan tertuju pada benda di belakang pintu. Ia turun dari kasurnya dan menhampiri benda itu. ia mengambil benda untuk membersihkan lantai tersebut. Ia naik ke kasurnya lagi dan mengangkat benda itu. berusaha menggapai kertas.

"se.. dikit.. laa..gi" Ia berusaha menurunkan kertas yang daritadi membuat mukanya merah. Tiba tiba ibu yang datang membuat ia terkejut dan melepaskan benda yang ia pegang. Akibatnya benda yang ia pegang terjatuh dan menghantam kepalanya.

" Nak, aduh nak apa yang terjadi, mengapa sapu ada di kasur?" ibu berusaha menaruh sapu itu kembali ke belakang pintu. Liz duduk di pinggir kasurnya selagi menunggu ibu mengambilkan plester di ruang sebelah.

Ia ingat apa yang baru terjadi dan dengan cepat mencari kertas itu. Kertas itu sudah tidak ada disana saat ia menatap langit langit kamarnya. Mungkin terjatuh atau terselip. Ia mencari ke bawah tempat tidur, di selimutnya, di mejanya namun kertas itu tidak ada disitu. Kertas itu menghilang entah kemana.

Saat ibu membuka pintu kamar untuk keluar, terdengar seperti suara kertas yang robek. Keduanya mendengar suara itu dan penasaran. Ibu mengambil kertas yang membuat mereka penasaran tersebut dan mulai membaca isinya. Saat ibu mengambil surat itu, Liz tersentak kaget karena surat yang akan ibunya bacakan adalah surat yang daritadi membuat dia kewalahan. Ibu membaca surat itu dalam hati. Jantung Liz terasa seperti akan meledak. Raut wajah ibu berubah mengikuti alur dari isi surat itu. Setelah ibu selesai membacany, ia menatap Liz dalam dalam. Tatapan penuh pertanyaan itu menuju kepada matanya. Liz yang tidak berani menjawab tatapan itu memalingkan wajahnya. Ia takut kalau surat itu menghancurkan hubungannya dengan ibunya. Ibu mendekat dengan tatapan yang masih sama. Liz yang sama sekali tidak mau melihat tatapan itu tetap menghacuhkan pandangannya. Ibu yang sudah berada di depan Liz hanya duduk di samping Liz dan mulai berbicara.

"Nak... Ibu senang kalo kamu sudah menemukan teman, apalagi pacar. Dari dulu kau selalu saja diam, tidak pernah bermain keluar, ataupun bermain bersama temanmu. Kau selalu saja di rumah, selalu bantuin ibu. Ibu senang kau bisa membuka hatimu kepada dunia. Sangat, sangat senang," setelah ibu menyelesaikan kata katanya, mereka memeluk satu sama lain. Setelah mereka tenang, Liz mulai bertanya...

"Bu...Cloud mana??" tanya Liz.

"Di hatimu... cieee...." ledek ibu

"Bu yang bener ih,"

"Iya iya, tadi sebelum kamu bangun, nak Cloud pulang,"

"Lah.. manknya dia nginep disini?"

"Iya, dia tidur di samping kamu loh, cieee" ledek ibu. Liz yang baru saja mengetahui itu membuat wajahnya merah padam.

"Cyee yang malu..."

"Bu, udah deh"

"Ibu ada fotonya loh, niich" kata ibu sambil merogoh rogoh kantung celananya dan mengeluarkan handphonenya. Lalu ibu menunjukan sebuah foto memalukan yang membuat Liz semakin malu. Tidak tahan dengan rasa malu yang ia rasakan, Liz beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi.

"Eh mo kemana?" tanya ibu.

"Mo mandi" sahut Liz sambil menutup pintu kamar.

"Aduhh... lucunya anak ibu yang lagi terjebak sama cinta" kata ibu yang sedikit tertawa.

"IBUUUU!!! SABUNNYA HABIIIS" teriak Liz dari dalam kamar mandi.

"Haduh! Walaupun udah punya pacar masih aja sembrono, semoga langgeng ya nak"

"BUUU!!"

"Aduh iya iya"

.

.

.

.

*ESOKNYA*

"Nak, hari ini kan kamu ketemu nak Cloud, titip roti ya, kasih ke nak Cloud" kata ibu sambil memasukan 2 roti ke tempat makan. Liz yang saat itu sedang menikmati sarapan telur dan dagingnya tiba tiba tersedak setelah mendengar kata kata ibu.

"Untuk apa bu? Dia udah punya bekal kok"

"Udah... kasih aja, kan dia 'pacar' kamu" kata ibu sambil memasukan tempat makan berisi roti tadi ke dalam tas Liz.

Liz sedikit kesal dengan sebutan 'pacar'. Liz ingin sekali memberitahu ibunya tentang hal yang sebenarnya terjadi. Namun ia takut ibunya kecewa dengannya. 

Louisa LizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang