Sial?

37 8 2
                                    

Alsa POV

Waktu masih pukul 6.15 pagi aku sudah disekolah, memang ini masih sangat pagi untuk sebagian siswa-siswi... eitss jangankan untuk murid, gurupun belum terlihat di mataku.

Aku menyusuri koridor, ditengah-tengah koridor aku mendengar suara gemuruh yang entah asalnya dari mana. Belum sempat aku mencari asal suara itu tiba-tiba......

Brakkkk

Badanku terdorong.

"Sory!! Gue gak sengaja" teriaknya sambil lari, mukanya tertutup oleh hoodie yang ia kenakan saat itu. Dan menghilang ditangga kelas 10.

Aku berdiri kembali Sembari memegang lutut yang aku jadikan tumpuan. "Awww" gumam ku sendiri, sambil menengok ke semua arah, karna takut ada yang melihat. Untung saja sekolah masih amat pagi bagi anak-anak lainnya. Sehingga gak ada yang melihat kejadian memalukan ini. Akhirnya aku memutuskan untuk mampir ke kelas faza.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kelas faza. Engga ada jawaban. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk. Iya walaupun engga ada yang merespon atau menyuruhku masuk terlebih dahulu. Aku langsung menarik kursi deretan depan dan melihat bagian lututku apakah ada yang berdarah atau hal lainnya.

"Lo kenapa sa?" Tanya faza yang baru saja datang

"Tadi gue jatuh. Gue heran ya." Sesekali memegang lututnya "masih pagi kaya gini, tu orang udah lari-lari kaya marathon, mending ya kalau dia gak nyelakain orang. Ini ma sampe bikin orang jatuh." Gerutuku pada faza.

"Iya udah kali sa, gue yakin dia gak sengaja"

"Tapi sakit zaaaa!!!" Ucapku sambil merengek seperti anak kecil. "Tapi untung ya tadi gak ada orang. Coba kalau ada, sakitnya masih bisa gue tahan. Malunya engga za" timpalku seperti ingin menangis

Aku sering dibilang seperti anak kecil, anak manja, atau yang lainnya. Mungkin karna sifat aku yang masih ke kanak-kanakan. Iya itulah aku alsa andrina.

"Sakitan mana lo jatuh kaya tadi apa engga chat sama fadlin?" Canda faza. Yang langsungku tatap sinis

"Iya! jelas jatuh kaya tadi lah!! Gue engga chat sama fadlinkan udah biasa!" Pertanyaan itu langsung aku jawab tanpa harus berfikir lebih keras. "Udah ah! Gue mau ke kelas"

"Aawwww!!" Teriakku. Padahal baru saja aku hendak melangkah

"Sini biar gue bantu sa" yang tiba-tiba saja tangannya memegang tanganku untuk menuntuku jalan.

Tepat dipintu bel berbunyi. Aku langsung melihat kearah jam tangan yang kupakai, ternyata benar waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Engga kerasa udah jam 7 aja.

"Udah deh za. Gue bisa, gue sendiri aja." Aku meyakinkan faza, agar enggak merepotkannya

"Udah alsa biar bareng gue aja"

Serentak aku dan faza langsung menoleh kearah belakang untuk melihat siapa pemilik suara itu.

"Udah gapapa gue bisa, lo semua pada alay!" Aku menolak bantuan mereka semua.

"Lo yakin mau sendiri? Anak-anak udah pada dikelas loh. Emang lo gak malu? Lo kan pemalu sa?" Tanya cowo blasteran itu.

Ada benarnya juga ya dia. Ucapku dalam hati

"Sa? Woy, gimana? Kitakan juga sekelas." Kata cowo itu

"Eh sa ko lo jadi bengong" melambaikan tangannya depan mataku

"E...eh..mmm.. iya gue bareng lo. Dadah faza sampai ketemu jam istirahat." Kataku sambil dadah kearah faza.

Dan akhirnya aku jalan menuju kelas dengan dicky. Iya cowo itu dicky, temen satu kelas aku. Bukan cuma satu kelas dia juga tablemate aku.

          

Baru saja diambang pintu suara keramaian kelas sangat terdengar.

Krekk. Dicky membuka pintu secara perlahan, layaknya seorang guru.
Tiba-tiba, aku tidak lagi mendengar suara kegaduhan dalam kelas. Sunyi. Hening.

"Taraaaa!!!!!!" Kata dicky sambil masuk kekelas.

Tak lama dicky masuk, akupun menyusulnya. Mereka semua sangat heboh begitu tau jika itu adalah perbuatan dicky. Semua anak kelas pada ketawa ngakak. Akupun ikut tertawa melihat aksi konyol dicky yang tanpa disengaja. Bahkan sebenernya dibalik pintu tadi dicky takut jika busik masuk terlebih dahulu

"Rese lo dick!!"

"Ngakak so hard bro!!!"

Krek. Pintu kembali terbuka dan memperlihatkan busik diambang pintu. Yang tadinya duduk dimeja langsung pada turun. Dan kembali ketempat duduknya masing-masing. Dan pelajaranpun dimulai.

***

Autor POV

Lain halnya dengan fadlin. Sekarang dia sedang dilapangan padahal bapak olahraganya engga masuk dan memberikannya tugas melalui guru piket. Fadlin salah satu anggota futsal disekolahnya cukup banyak fans fadlin disekolah. Fadlin dan alsa beda sekolah, mereka kenal melalui teman fadlin. Pada taukan siapa? Yupppp dia adalah dicky. Dicky dan fadlin sama-sama anak futsal selagi SMP

Waktu dicky dan alsa membeli perlengkapan kerja kelompoknya gak sengaja ketemu dengan fadlin yang lagi menemani adiknya. Sampai akhirnya fadlin meminta nomer alsa di dicky.

"Ri!!" Teriak fadlin dari lapangan

Ari langsung menoleh kearah sumber suara. Lalu berlari menghampiri fadlin

"Ayo main! Gue gabut" timpal fadlin

"Emang lo ga nugas? Yang lain masih pada nugas." Tanya ari sambil memainkan bola yang tadi dimainkan oleh fadlin.

"Kalem aja tugas ini" jawab fadlin santai

"Tugasnya dikumpulin bego!" Kata ari seperti orang marah

"Woy!!!!!" Teriak budi "gue cariin lo dari tadi."

"Udah gak usah banyak nyari cepet main ah gabut gue."

Dengan dikomandoin oleh fadlin mereka semua hompimpa untuk membuat tim. Setelah tim terbentuk mereka bermain.

***

Kringggg kringg

Bel istirahat berbunyi, semua murid kelas 11 ipa 4 berhamburan menuju kantin. Tidak. Tidak hanya kelas 11 ipa 4 lebih tepatnya semua murid SMA Permata. Alsa merapikan bukunya terlebih dahulu lalu menuruni anak tangga. Alsa mencari kedua sahabatnya yang setia menunggunya didalam kelas.

"Gue masih bt ih sama orang yang nabrak gue." Ucap alsa ketus "gue juga bt sama kalian"

"Lo ketabrak dimana? Pantes jalan lo aga aneh. Gak kaya biasanya." Kata adeeva panik

"Jadi, tadi pagi itu pas alsa dikoridor dia ketabrak sama anak cowo yang lagi lari-lari." Jelas faza

"Padahalkan tadi masih pagi. Tapi itu orang udah marathon. Apa coba alesan dia lari-lari?" Dengan nada bingung

Khem khem suara deheman itu membuat mereka menengok kearah kebelakang. Pemilik suara itu menyalip mereka dari arah kanan. Yang sekarang membuat alsa,faza, dan adeeva tercengang.

"Jangan-jangan dia lagi yang nabrak lo tadi pagi?" Kata faza

"Trus lo kenapa bt sama kita?" Kata adeeva yang menambahi pertanyaan untuk alsa.

Alsa jadi berfikir tentang seseorang yang menabraknya tadi pagi.


"Tapi gue gak liat jelas. Gue sih ngerasa dia pake hoodie. But i'm forget. Kalau iya dia pake hoodi atau semacemnya gue gak inget dia pake warna apa?" Kata alsa dengan tatapan sambil berfikir dan juga menyandarkan punggungnya ketembok sebelum sampai dikantin. "Tapi gue yakin dia make." Timpalnya

Mereka semua kembali berjalan kekantin untuk membeli makanan yang dapat nengeyangkan perutnya.

Kring kringgggg

Belum sempat mereka memesan makanan. Bel kembali berbunyi yang artinya bel tanda masuk. Kejadian seperti ini bukan pertama kali untuk mereka bertiga. Mereka sering diwaktu istirahatnya gak makan, 3 hal yang bisa mempengaruhi itu. Pertama guru telat keluar kelas. Kedua tugas belum selesai. Ketiga keadaan kantin yang sangat ramai.



Haloo!! Jangan lupa vomment
Oh iya kalian pernah ga kaya alsa dkk? Belum sempet makan eh bel udah bunyi. Kalau iya alesannya yang mana tuh? Hihi

IMAGINATIONOù les histoires vivent. Découvrez maintenant