⏺Untuk Kesekian Kalinya

47 10 0
                                    

"Jika dari awal diri nya yang sudah kau pilih, mengapa masih meyakinkan ku untuk berharap dan menunggu?"
.

.
.

Ravian yang tidak tahan menyaksikan gadisnya yang berada dalam pelukan pria lain pun datang menghampiri dengan nafas yang menggebu-gebu, emosi nya sudah naik tingkat. Dengan kasar Ravian menarik tangan Bintang agar melepas pelukan tersebut sebelum ada yang melihat dan menjadi bahan gosip di sekolah. Bintang yang di perlakukan seperti itu oleh Ravian pun kaget dan tangan nya merasa sakit karena genggaman tangan Ravian yang terlalu kencang.

"Lo ngapain peluk cewek gue, hah!" Ucap Ravian emosi.

"Ravian lepasin tangan aku, sakit!" Perintah Bintang merintih kesakitan.

"Kamu diam Bintang! Aku gak mau emosi sama kamu."

"Tapi tangan aku sakit Ravian!" Bentak Bintang.

Ravian melepaskan tangan Bintang dengan kasar sampai tubuh Bintang yang lemas terlempar dan di tanggapi oleh tangan Faisal.

"Tangan kamu aku genggam malah kesakitan, tapi saat kamu di peluk sama Faisal malah biasa saja, bahkan membalas pelukan dia. Maksud kamu apa Bintang?" Ravian mulai emosi dengan Bintang.

"Tapi genggaman tangan kamu memang sakit Ravian, kamu terlalu kencang pegang tangan aku." Bintang mulai menangis.

Faisal yang menyaksikan perdebatan mereka berdua merasa geram, belum lagi ucapan Ravian yang seakan memojokkan posisi Bintang saat ini. Padahal jelas-jelas keadaan saat ini Ravian lah yang salah, tapi karena emosi Ravian yang tak terkontrol ia mulai menyalahkan dan melampiaskan nya ke Bintang.

"Ravian cukup ya! Lo gak liat Bintang sudah nangis gini." Ucap Faisal.

"Gue gak ngomong sama cowok brengsek kaya Lo!"

"Maksud Lo apa nyebut gue brengsek!"

"Lo sudah peluk cewek, yang jelas-jelas pacar teman lo sendiri. Masih ngincer cewek gue lo!" Ucap Ravian dengan emosi.

"Ravian cukup! Cukup! Aku udah gak tahan dengar kamu yang terus-menerus emosi sama Faisal!" Bentak Bintang.

"Kenapa Bintang? Kamu gak suka aku emosi sama Faisal! Kamu gak suka aku marah karena aku lihat pacar aku lagi pelukan sama teman aku sendiri? Atau jangan-jangan kamu juga mulai ada rasa sama dia?" Ucapan Ravian mulai ngelantur karena emosinya.

Plakk...

Tamparan keras mendarat di pipi kanan Ravian dan berhasil membuat nya terdiam sejenak, memegang pipi nya yang memanas karena bekas tamparan itu. Nafas Bintang tak teratur dada nya sangat sesak, Bintang sudah tidak tahan dengan sifat Ravian yang terus saja curiga dengan Faisal dan sekarang ia mendengar langsung dari mulut Ravian, yang mengeluarkan kecurigaan nya terhadap perasaan Bintang padanya. Sudah jelas Bintang sedih karena memikirkan akan bagaiman kelanjutan hubungan nya dengan Ravian, belum lagi masalah Shanda yang datang kembali dalam kehidupan Ravian. Baru saja mereka baikan dan sudah ada pertengkaran lagi, Bintang sudah tidak kuat menahan ini semua.

"Sudah cukup Ravian! Untuk kesekian kalinya kamu buat aku seperti ini, kamu sendiri yang selalu meyakinkan aku untuk percaya sama kamu. Tapi sekarang kamu juga yang mempertanyakan perasaan aku." Ucap Ravian.

"Bintang aku emosi, aku cemburu lihat kamu berpelukan sama Faisal. Aku minta maaf."

"Sudah berapa kali kamu meminta maaf, Ravian? Pada akhirnya kamu mengulangi nya lagi."

"Datang nya Shanda hari ini, bukan rencana aku Bintang. Dia sendiri yang datang ke aku untuk mendaftar kan dia sekolah di sini." Jelas Ravian.

"Kamu tahu Ravian? saat berbaikan tadi aku sudah memikirkan hal apa yang akan kita lakukan untuk memulai awal yang baru. Tapi setelah aku melihat Shanda yang kembali, dan kamu welcome padanya, aku jadi memikirkan lagi untuk bisa kembali dengan kamu Ravian." jelas Bintang dengan susah payah.

"Maksud kamu apa Bintang? Aku bisa jauhi Shanda, kita mulai lagi dari awal ya."

"Gak bisa, Ravian."

"Kenapa gak bisa?"

"Karena dari awal hati kamu memang untuk Shanda! Kenapa kamu harus terus meyakinkan aku untuk tetap berharap sama kamu, kalau akhirnya kamu akan kembali ke kisah lama kamu Ravian?"

"Gak gitu Bintang."

"Cukup Ravian! Mulai saat ini jauhi aku, sejauh-jauhnya!" Ucap Bintang terakhir kalinya.

"Bintang, please!" Mohon Ravian yang sempat ingin meraih tangan Bintang namun di cegah oleh Faisal.

"Sudah Ravian, jangan dekati Bintang lagi. Kalau Lo benar-benar sayang sama dia, jauhi dia dulu untuk saat ini." Ucap Faisal.

"Lo mau jadi pemutus hubungan gue sama Bintang?"

Bintang diam saja tidak merespon, hati nya sangat sakit berkali-kali Ravian membuat Bintang menangis. Padahal dulu kata-kata nya sangat manis dan selalu membuat Bintang bisa percaya padanya, tapi sekarang Ravian sendiri lah yang menghancurkan kepercayaan itu. Air mata Bintang tidak berhenti untuk terus keluar, mungkin ini puncak dari samua kesedihan nya. Dalam benak nya terus saja mempertanyakan apakah yang ia katakan pada Ravian benar? Apa Ravian akan benar-benar menjauh dari nya, dan kembali pada Shanda?

"Faisal, gak usah ditanggapi lagi. Kita pergi aja." Ucap Bintang menggandeng tangan Faisal mengajaknya pergi dari sana.

Sementara Ravian masih terdiam menyaksikan kepergian Bintang dan Faisal. Tentu saja hati nya juga merasakan hal yang sama di rasakan gadisnya itu. Ravian terlalu emosi sampai tidak sadar sudah membuat orang yang paling ia sayang kini akan mulai membencinya, Ravian memukul keras dinding di sebelahnya hingga meninggalkan bercak darah. Luka nya saat ini, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan hatinya yang begitu perih saat ini. Mengapa ia harus membentak Bintang? Ini salah nya, mengapa jadi Bintang yang harus kena imbas nya?

🍁🍁🍁

Hadduh sedih batt dah kisah romance nya Bintang, emang bener yang manis itu gak bakal selamanya.

Sekarang waktunya berpahit-pahit ahay wkwkwk :v

Tunggu next chapter sobat...

See you

29-04-2020

We Are Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang