33. The Bastard [3]

1.6K 253 84
                                    

Plak!

Setelah diperlakukan semena-mena di dalam bilik toilet dan kini dia menyaksikan pria di hadapannya meledek korban penindasan, darahnya membumbung ke ubun-ubun. Tak terbendung lagi segala kekesalannya kali ini hingga tangan itu melayang.

"Aku tak pernah berpikir ternyata kau manusia serendah ini, aku sangat kecewa." Tatap mata Yumiko mengandung amarah dan rasa sedih. Arashi masih diam terpaku tak mampu membalas satu pun perkataan Yumiko.

"Aku akan melaporkan kasus ini agar segera ditindaki, kalau tidak salah namamu Hiroota Takase sekelas denganku di 1-E kan? Maaf aku tidak menyadarinya selama ini. Aku ingin kau ikut memberikan keterangan pada guru BK sepulang sekolah nanti."

"Kau tidak perlu melakukan itu untuknya," cegat Arashi.

"Aku tidak perlu mendengar pendapat manusia sampah sepertimu!" Setelah membentaknya, Yumiko segera keluar dari toilet pria. Tentu saja saat seorang gadis keluar dari toilet pria membuat orang yang berada di luar kaget setengah mati. Namun, hal itu tidak menjadi beban pikiran Yumiko sama sekali.

Seperti yang dikatakan Yumiko, sepulang sekolah dia dan Takase menghadap kepada guru BK dan menjelaskan rincian kasus yang terjadi. Sayangnya mereka tidak memiliki bukti kuat. Tidak ada bukti maupun saksi bahwa identitas yang disebutkan oleh Takase adalah pelaku penindasan, sedangkan kesaksian Yumiko yang membenarkan ada tiga orang pelaku dianggap tidak valid karena dia seorang gadis dan lokasi kejadian di toilet pria. Normalnya orang akan bertanya, untuk apa dia ada di sana.

Andai saja ada satu saksi lagi yang membantu mereka, maka kasus dapat diproses secepatnya. Namun, harga diri Yumiko menahannya untuk meminta bantuan pada orang itu, Kagetora Arashi.

"Maaf, aku tidak bisa banyak membantu," sesal Yumiko setelah keluar ruangan BK.

"Ti-tidak apa-apa, aku sudah tau ini pasti terjadi. Ngomong-ngomong, Kagetora--"

"Jangan menyebut namanya, aku tau kalau dia ikut bersaksi setidaknya kasusmu akan ditindaki, tapi aku tidak akan sudi meminta bantuannya, dan dia bukan orang yang semudah itu memberikan bantuan. Kau tenang saja, aku akan membantumu mengumpulkan bukti-bukti kuatnya."

Begitulah yang dikatakan Yumiko, tapi sayang keberuntungan tidak berpihak padanya. Sekeras apa pun dia berusaha, bukti penindasan itu tidak pernah bisa ia dapatkan, karena sejak hari itu penindasan pada Takase tidak lagi terjadi.

Kurang dari tiga hari setelah kejadian, tiga penindas itu muncul di hadapan Takase, bersujud meminta maaf dengan air mata yang mengalir deras. Baik Takase maupun Yumiko yang melihatnya terbelalak tak percaya.

Sebenarnya ada apa?

Yumiko membatin dalam kebingungan.

NEXT>>>



Bad Boy and His CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang