Tut tut tut ...
Akhirnya, tersambung. Batinku.
"Halo..." jawab seseorang dari seberang.
"Assalamu alaikum, Ma" jawabku.
"Waalaikum salam. Ada apa lagi? Mama lagi kerja, mau minta uang lagi" bentak wanita diseberang.
Selalu seperti ini, batinku.
"Iya, ma. Besok Yuli harus bayar, ma. Uang sekolah Yuli udah nunggak 2 bulan" jawabku dengan berat hati.
"Uang terus, uang terus. Udah dibilang, kemarin ngga usah sekolah. Malah, ngeyel. Memang yah, kamu itu anak yang nyusahin. Dasar anak tak tau diuntung, dasar anak an****" maki wanita diseberang dan langsung memutus sambungan telfonnya.
Aku hanya bisa menutup mata mendengar makian itu.
Sudah terlalu sering aku dikatai seperti itu, tapi rasanya tetap saja sakit!
Tentu saja, siapa yang tidak sakit. Jika dimaki oleh ibu kandungmu sendiri, orang yang melahirkanmu.
Perkenalkan, namaku Yulia Ramadhani.
Teman - teman memanggilku Yuli atau Uli.
Sekarang aku berumur 18 tahun dan duduk dibangku kelas XII sekolah menengah kejuruan ditempatku tinggal. Dan sekarang menginjak 3 tahunan sudah kutinggal bersama mama.
Aku berasal dari keluarga sederhana yang tak utuh.
Sejak kecil, aku tinggal bersama papa dan keluarganya.
Karena ada sesuatu dan lain hal antara kedua orang tuaku, yang sampai saat ini aku pun tak mengerti apa masalahnya.
Hingga mama lebih memilih menjauh dari kehidupan kami berdua.Sejak saat itu, aku tinggal dan dirawat oleh nenekku. Ibu dari papa.
Dan semenjak itu pula, papa bekerja banting tulang untuk membiayai kehidupan kami dan sekolahku. Papa bekerja siang dan malam, demi memenuhi segala kebutuhan dan sekolahku sampai kejenjang menengah pertama.
Terkadang timbul rasa ingin membantu papa, tapi apalah daya. Saat itu aku masih kecil, yah anak kecil yang taunya hanya bermain main saja. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti pengorbanan papa demi menyekolahkanku.
Karena sejak kecil, aku selalu bersama papa.
Saat beranjak remaja, aku terkesan lebih tomboy.
Tak ada kesan feminim pun terlihat.Aku lebih terbiasa dengan kehadiran, papa bersamaku.
Karena itu, saat mama tidak pernah menghubungiku.
Aku pun tak mencarinya, seperti saat aku mencari papa jika tak kulihat barang sehari.Namun terkadang, rasa rindu menyusup dalam hatiku.
Rindu wajah mama...
Rindu dengar suara mama...
Rindu ingin merasakan bagaimana rasanya dimanja oleh mama.
Rindu perhatian mama.
Rindu ingin merasakan, bagaimana rasanya saat menjelang tidur mama akan mengelus - elus kepalaku dan mengantarkanku kealam mimpi.
Namun sayang berjuta - juta sayang, semua hanya akan menjadi mimpi yang tak kunjung nyata.
Bukannya itu hal yang sangat mustahil, bagiku.
Terkadang...
Jika rindu itu muncul, kubentengi diriku sendiri.Kutepis segala perasaan itu, toh tak apa aku tak mendapat kasih sayang dari mama.
Yang penting papa selalu ada bersamaku, papa selalu menopangku saat jatuh.
Toh, mama juga tak pernah perduli denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surgaku Yang Tak Menginginkanku
Teen FictionKisah seorang gadis yang bertahan hidup, ditengah keluarga yang tak pernah menyanyanginya. Ketika kasih sayang ibu kandungnya lebih tertuju pada kedua adik tirinya. Dia harus menerima seluruh perlakuan dari ibu kandungnya sendiri, layaknya anak pung...