Tiga

109 17 13
                                    

•••

Weekend sepertinya adalah hari yang paling menyenangkan, karena dihari itu sebagian orang akan berlibur dan bebas tanpa bayang-bayang tugas.
Begitu juga dengan Fanya, dihari liburnya kali ini ia justru lebih memilih untuk berdiam dirumah. Bukan ingin tidur, atau berleha-leha. Justru ia kini sedang mencoba belajar memasak, dengan Milly sebagai gurunya.

"Milly, ini gimana cara motongnya?" Tanya Fanya dengan sedikit berteriak, dikedua tangannya terdapat pisau juga sebuah bawang bombai. Karena ini adalah kali pertama ia terjun langsung ke dapur, maka tak aneh jika ia sedikit heboh dengan segala tugas barunya ini.

"Ya ampun Fa, gini caranya." Ucap Milly, dengan telaten menjelaskan sembari mempraktikan bagaimana caranya kepada Fanya.

"Ooh gitu, aku kan baru pertama kali. Jadi masih belum bisa, harap di mengerti." Ucap Fanya mencoba membela dirinya, sedangkan Milly hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah.

"Milly?" Fanya kembali bersuara, memanggil Milly yang saat ini sedang membuat beberapa hidangan untuk tamunya yang akan datang nanti malam.

"Hmm.." Balas Milly dengan deheman karena ia sedang fokus pada masakannya.

"Yang kemarin nganterin aku itu siapanya kamu?" Ucap Fanya mulai serius, sembari terus mencoba memotong bawang itu sampai ia bisa melakukannya dengan rapi.

"Oh iya, kalian udah kenalan?" Tanya Milly berbalik bertanya, sejenak ia memutar suhu kompornya agar masakannya tidak gosong karena sepertinya obrolannya dengan Fanya akan sedikit serius kali ini.

"Udah Mil, namanya Luke yah." Jawab Fanya masih terfokus dengan memotong bawangnya, tidak menyadari Milly yang sedang memperhatikannya.

"Oh iya bagus deh, dia keponakan temennya aku." Jawab Milly dengan senyumannya, kemudian kembali pada masakannya lagi.

"Ko kamu ga pernah cerita sih?" Ucap Fanya lagi, kali ini ia mulai berjalan mendekati Milly karena tugas memotong bawangnya telah selesai dan menyerahkannya pada Milly.

"Lagian kamu ga pernah nanya sama aku." Balas Milly tak mau kalah, dan karena tak mau berdebat lebih panjang Fanya pun hanya mampu diam dengan menghembuskan nafasnya pasrah.

Akhirnya semua selesai, dan beberapa hidangan juga minumanpun sudah tersaji di atas meja makan, siap untuk disantap.

"Emang siapa Mil tamunya?" Tanya Fanya penasaran, karena ini adalah kali pertamanya ada seseorang yang akan bertamu ke rumahnya selain Calum.

"Nanti kamu juga tau, kamu siap-siap aja sana. Nanti kalo tamunya udah dateng, aku panggil ko." Jawab Milly tanpa menatap Fanya karena ia sedang menata meja makannya dengan serapih mungkin, agar semuanya terlihat semakin sempurna.

"Iya deh, aku naik dulu ya Mil." Ucap Fanya menurut, setelah mendapat anggukan dari Milly, Fanya segera melangkah menaiki tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Fanya berjalan menuju kasurnya dan mendapati ponselnya tergeletak disana, dengan beberapa pemberitahuan seperti pesan juga panggilan tidak terjawab.

From : Calum
"Happy weekend Fa."

Fanya tersenyum dengan pesan itu, hari ini ia tak bertemu Calum. Entah apa yang ia rasakan, mungkin bisa dikatakan itu adalah sebuah rasa rindu, tapi ia masih tak yakin akan rasa itu.

••

Suasana meja makan kali ini tampak agak hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling bersahutan dengan piring. Fanya, salah satu yang menjadi penghuni meja makan itu tampak kebingungan kali ini. Ini adalah kali pertama ia melakukan makan malam dengan orang yang asing baginya, membuatnya merasa benar-benar tak nyaman.

Complicated • Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang