FiNAL CHAPTER

1.6K 104 7
                                    

In Freya eyes

Rasa darah kering menempel dibibirku dan aku membuka mata, namun hanya gelap yang kutemukan. Kegelapan yang membentang pekat. Apakah sekarang sudah malam, menjelang pagi atau siang aku tak mengetahuinya. Udara hening, namun menindih tubuhku dengan cara yang tidak bisa kujelaskan. Merampas oksigen yang kubutuhkan untuk terus mengisi paru – paru. Bajuku basah, tubuhku mengigil kedinginan.

Tanganku terikat kuat dibelakang punggung. Kucoba menelan ludah, lantas tercekik oleh rasa darah yang sama. Saat kucoba bangkit, rasa sakit menusuk disekujur tubuh. Tulang rusuk terasa ngilu, kepala sakit, lengan kebas. Ya tuhan aku melewati penyiksaan begitu berat dan sadis. Terdengar suara gaduh dikejauhan. Banyak suara namun mata ini masih terlalu lemah untuk menatap siapa yang datang hingga guyuran air dingin kurasakan deras menerpa kulitku. Sakit .

“ Bawa dia keluar “ seru seseorang dengan suara nyaring.

Pintu menjerit terbuka. Cahaya terang membutakanku, mengangkatku dan hal berikutnya yang kutahu adalah didorong ketanah – lebih mirip dijatuhkan dengan tidak indah sama sekali. Wajahku mendarat didekat sepatu booth yang sangat mengkilap.

Sebuah kaki mendepak dan menahan rahangku ditanah. “ Jadi gadis ini yang akan memperlancar rencana kita “ sebuah suara berat bertanya. “ Dia sangat cantik kuharap kau tidak jatuh cinta sungguhan padanya Myungsoo “

Tawa – tawa menggema keseluruh ruangan. “Tunggu , Myungsoo ??? apa maksudnya ini” batin Freya berusaha mencerna apa yang terjadi.

“ Tentu tidak ayah, seleraku lebih tinggi. Aku mengira dengan menjadi kekasihnya akan lebih mudah mendapatkan lokasi incaran ayah tapi ternyata tetap saja sulit sampai kita menggunakan rencana awal lagi. Dengan bantuan orang – orang berkekuatan super ini “

Sebuah tangan menjambak rambutku dan menyentakkan kepalakun keatas. Aku berjuang untuk berlutut, memutar tubuh dan mendapati diriku menatap kedalam mata murka lelaki paruh baya yang sebagian rambutnya sudah ditumbuhi uban. Myungsoo dan beberapa orang berdiri dibelakangnya. Jadi selama ini dia hanya berusaha memanfaatkanku. Mereka begitu senang melihatku tersiksa dan terlihat begitu bersemangat saat melihat bekas memar diseluruh tubuhku.

Cuping hidung ayah Myungsoo mengembang dan matanya menyipit dengan maksud kejam. Dia menyodong gagang cambuk pendeknya dibawah daguku, membuatku kesulitan bernafas. “ Hey gadis manis berdoalah semoga ayahmu segera menandatangi surat penyerahan tanah itu secepatnya. Jika tidak pasti dia akan menyesal karena putrinya akan dijadikan piala bergilir semua orang yang ada ditempat ini “ tawa lelaki itu menggema, menciptakan gaung yang bersahut – sahutan diikuti kekehan Myungsoo.

Aku memejamkan mata. Kucoba memanggil kekuatanku. Kucoba memanggil berbagai tumbuhan yang terdekat untuk mendesak ikatan. Tapi tidak bisa, tubuhku terlalu lemah. Darah mengalir deras dalam pembulu darahku. Kepalaku terasa berat. Paru – paruku sakit. Telingaku berdenging . tenggorokanku lengket dan susah payah kuhirup udara. Kucoba menarik diri tapi tubuhku sudah terlalu lemah.

“ Bawa dia kembali ke dalam sel “ perintah orang itu, dia melepasku dan kepalaku terkulai kedada. “ Tapi jika kalian bosan, bersenang – senanglah dulu dengannya sebelum kita menyerahkan gadis ini ke ayahnya. Bukankah tubuhnya lumayan Sexy “ aku mendengarnya tapi kata – kata ayah Myungsoo berlalu begitu saja, seolah otakku tidak terlalu cepat untuk menangkapnya. Tubuhku ambruk ketanah dengan rambut yang menjuntai kedepan menutupi sebagian wajah. Memperlihatkan tarikan nafas urat leher saat aku mengambil nafas dalam – dalam.

“ Terima kasih atas hadiahnya tuan kami akan bersenang – senang “ ujar seseorang dengan nada bahagia. Baru aku bisa menangkap arti kalimat ‘ bersenang – senang ‘ yang mereka maksud. Kudengar langkah kakinya semakin mendekat, aku hanya semakin memejamkan mata semakin rapat.

Last GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang