"Aku khawatir padamu chocholate. Kau sudah absen selama satu minggu! Satu minggu!" Netra Aquamarine-nya menajam, memandang Arika begitu intens.
"Aku akan menceritakan seemuanya padamu sungguh.." Arika memasang tampang memelas.
Netra Aquamarine-nya yang semula tajam kini melembut.
"Baiklah... untuk sekali ini ku maafkan.. Tapi jangan sampai ini terulang kembali. Aku berusaha menghubungi tapi tidak aktif!"Arika tersenyum penuh penyesalan, menatap Lili yang emosinya mulai naik kembali.
Akhirnya Arika menceritakan semuanya, dan juga hubngannya dengan Lusa, yang selama ini di rahasiakannya dari sahabat karibnya itu.
Tentu saja berkali –kali raut wajah Lili kaget, atau bahkan memekik. Membuat Arika harus merutuki kebodohan Lili yang selalu membeo, mengulangi kalimat yang sama yang di ucapkan oleh Arika.
"Sungguh.. Kau menyimpan rahasia besar dariku Chocholate. Kenapa kau tidak menceritakan padaku sejak awal? Dan kau sudah tahu Azura keluar dari sekolah ini karena apa?" Lili menatap sahabat karibnya itu penuh tanda Tanya.
"Azura pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnis keluarganya, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengannku." Kali ini Arika berusaha membela dirinya sendiri.
"Aku iri.. Bukan Aku sangat iri padamu... Kau sangat dekat dengan mereka, dan sekarang kau adalah kekasihnya Lusa." Arika menunduk malu, sekaligus rasa bersalah memenuhi perasaannya . Sementara Lili mencibir pada Arika.
"Pantas saja Waktu itu , aku berpikir saat kau bertemu Azura kalian seperti sudah saling mengenal."
"Arika, Tiga hari yang lalu Ryan mengabariku mengenai kompetisi Dance. Apa kau berniat ikut kompetisi?" Tanya Lili dengan wajah cantiknya yang berseri-seri.
Membayangkan dirinya menari, memakai gaun secantik mungkin.
"Bagaimana denganmu?" Sekarang Arika malah balik bertanya
"Tentu saja aku ikut, Ini kompetisi tarian Balroom. Kau bisa memakai gaun tercantikmu dengan sangat anggun, tidak seperti dance hiphop yang terkesan urakan. " Sekarang Arika yang mencibir.
"Kau tahu kan, aku hanya bisa dance hiphop saja." Lili terkekeh mendengar jawaban Arika.
"Tenang saja. Justru itu aku mengajakmu. Ada satu orang yang sedang mencari partner." Arika mulai tertarik dengan apa yang dibicarakan Lili. "Siapa?"
"Aku tidak tahu, Yang jelas dia sampai jauh-jauh datang dari cabang dari luar kota. . Katanya dia tertarik dengan potensi komunitas dance kota ini." Ucap Lili panjang lebar,Arika mengernyit heran.
Memang benar, komunitas dance yang aku ikuti adalah komunitas besar, jadi sampai bercabang di berbagai kota.
"Kenapa dia senekat itu? Dan kenapa juga kau menyuruhku yang bukan ahli berdansa berpasangan?"
"Aku tahu. Kau pasti berpikir banyak anggota yang bisa melakukannya, tapi kau tahu, menurutku kau paling berbakat. Aku sangat menyayangkan potensimu yang di buang sia-sia hanya untuk menari hiphop saja." Arika menekuk wajahnya tidak setuju.
"Memang dari dulu aku hanya berniat menari untuk menghibur diriku semata. Sama sekali tidak terpikirkan olehku untuk mengikuti kompetisi."
"Dan aku tidak mau tahu , kau harus mengikutinya Arika. Titik."Ucap Lili setengah memaksa.
"Tapi aku tidak bisa."
"Kau pasti bisa! Aku yakin itu."
"Aku yakin kau bisa melakukannya. Kau sangat pandai menghapal gerakan dengan cepat." Gumam Lili yakin.
"Tidak. Aku sama sekali tidak berbakat Lili."
"Apakah kau setidaknya mencobanya dulu, sebelum memutuskan? Ayolah! Demi sahabatmu yang cantik ini."
"Kenapa tidak kau saja?"
"Tentu saja tidak. Aku sudah mempunyai partner yang tepat. Lagian aku penari Latin, sementara yang dibutuhkan itu penari standart" Lili mengangkat bahunya acuh, Arika menghembuskan nafasnya kasar.
Dia sama sekali tidak mengerti apa maksud perkataan Lili.
"Baiklah!"
Akhirnya Arika menyerah, mengikuti kemauan sahabat karibnya. Yang keras kepala itu.
..................................
"Kita mau kemana?" Arika bertanya pada Lusa yang sedang menyetir di sebelahnya.
Tumben sekali Lusa tidak memakai motor ninjanya.
Dia sekarang sedang mengendarai mobil sport dengan kecepatan sedang.
"Ikuti saja aku." Ucapnya pelan, matanya masih terpaku pada jalanan, Arika semakin bingung dibuatnya.
Arika POV
"tolong carikan gaun yang paling cantik untuknya." Lusa mengajakku ke sebuah butik ternama, dia berniat membelikanku baju untuk pergi ke pestanya.
Walaupun aku sudah menolaknya berkali-kali, Aku berpikir ini seperti pemborosan.
Membeli gaun hanya untuk dipakai satu kali? Tadinya aku berniat meminjam gaun-gaun milik Lili.
Memang butik ini selalu menjadi langganan artis-artis ternama, harganya pun sudah pasti selangit.
"Lusa." Aku memanyunkan bibirku kesal, menatap Lusa dengan keras kepalanya.
Sungguh mengesalkan, dia sama sekali mengabaikanku.
"Cobalah." Lusa menyodorkan Long-dress berwarna keemasan seperti warna Campagne kepadaku, Sungguh warna keemasannya sangat memikat dengan bagian bawahnya yang berkilauan karena di hias oleh permata-permata kecil berwarna putih.
Aku hanya bisa menurutinya lalu berjalan masuk ke ruang ganti baju.
Aku mematut diriku di cermin melihat diriku yang sudah memakai gaun tadi.
Ini sangat cantik, aku baru sadar aku bisa seperti Cinderella seperti kartun favoritku.
Selama ini aku tidak pernah memakai gaun mewah seperti ini, lebih tepatnya aku lebih memperhatikan kenyamanan baju yang aku pakai, bukan Style atau fashion nya.
Tapi aku sedikit malu untuk keluar dan menunjukan nya pada Lusa.
Gaun ini terlihat seksi, dan terlalu terbuka di area dada, aku kurang suka itu.
Walaupun ini Long dress Gaun ini dibuat tanpa lengan, atau pun tali, sangat memperlihatkan leher jenjangku.
'Tidak ! Aku tidak mau memakainya, ini terlalu berlebihan.' Aku berniat melepasnya kembali, tapi tiba-tiba suara tirai terbuka. Membuatku terkejut.
"Kau lama-" Aku melihat pantulan bayangan Lusa di cermin. Lusa mematung. tepat di belakangku dengan ekspresi yang sulit di artikan.
Wajahku memerah sempurna, Bagaimana ini?! Lusa sudah melihatku memakai gaun itu!
"Lusa. Sepertinya gaun ini tidak cocok. Aku mau menggantikannya dengan yang lain." Aku memalingkan mukaku kearah lain, walau pun sebenarnya aku membelakanginya. Tapi tetap saja, aku bisa melihat Lusa dari pantulan cermin.
"Tidak. Aku mau kau menggunakannya di pesta itu."Tangannya mulai melingkar di pinggangku, lalu memelukku dari belakang. Dapat kurasakan hembusan nafasnya di tengkuk-ku,
"Kau sangat cantik.Calon istriku memang luar biasa." Bisiknya panas di telingaku, membuatku bergidik, dia menghirup nafasnya dalam-dalam, mencium bau shampoo rambutku.
"Kenapa kau bisa masuk kesini? Apa mereka tidak mencegahmu?" Aku agak kesal dengan sikap Lusa yang seenaknya, beruntung saat dia masuk, aku tidak sedang berganti baju.
"Aku White Mask. Siapa yang akan mencegahku?" Tersirat nada Arogan saat mengucapkannya.
"Lepaskan tanganmu itu. Kalau kau memang tidak suka membuat skandal." Ucapku penuh antisipasi, Tapi bukannya melepaskan tangannya tapi malah semakin mengeratkan pelukannya. Wajahnya menunduk, lalu mencium leherku, aku melotot ke arahnya.
Dia memang sering sekali membuatku jantungan, bagaimana kalau aku terkejut setengah mati?
"Lu-lusa.. please. Ini tempat umum." Aku mendorongnya pelan,
Dia mengangkat alisnya,"Jadi.. aku boleh melakukan apa yang kumau saat kita berdua saja ya?" Lusa tersenyum penuh rahasia,
"Aku ambil yang ini." Ucap Lusa datar ke pada pelayan butik itu, pelayan itu mengangguk tapi terlihat sangat jelas bahwa ia sangat gugup saat berhadapan dengan Lusa.
Lusa kembali dengan ekspresi datar saat Arika bilang akan putus jika Lusa bersikap seperti itu lagi.
"Lusa.. Aku tidak percaya diri memakai gaun itu. Gaun itu membuatku malu." Aku berbisik pelan kearah Lusa , sambil melirik ke segala arah memastikan tidak ada satupun pelayan butik yang mendengarnya.
Tapi Lusa hanya diam , pura-pura tidak mendengar protesku.
"Ya ampun. Mengapa aku punya pacar keras kepala sekali? Aku bodoh karena telah jatuh cinta padanya" gumamku tidak jelas pada siapa. Lusa terkekeh geli mendengar ucapanku.
Kau tahu?
Setiap kita berani untuk menjalani suatu hubungan.
Maka,
Kau juga harus siap mengahadapi badai yang akan menerjang hubunganmu.
Apakah kau siap menghadapinya?
Kita lihat saja apa yang akan terjadi ketika kau berhadapan dengannya.
Apakah hubunganmu semakin dekat? Atau justrusebalikn