Kamu pernah menyadari tidak, kalau semakin lama apa yang terjadi antara kita semakin membingungkan? Aku mencernanya lama, sedikit ironis bagi dua orang yang mengetahui banyak tentang satu sama lain.
Kita adalah dua orang yang bersimbiosis mutualisme. Sama-sama memberikan keuntungan, sama-sama memenuhi kebutuhan masing-masing. Kamu butuh ditemani, aku perlu teman ngobrol.
Kamu tahu, semakin lama hubungan ini akan menuntut kita untuk jatuh cinta (dan patah hati) pada waktu yang paling tidak kita duga. Aku telah lama menjaga nyala dalam hatimu sembari bertanya, "apakah aku benar-benar diinginkan? cukup berartikah aku dalam hidupmu?" Dan dengan sangat bijaknya kamu berkata, "aku belum tahu, tapi baik aku dan kamu memang harus memantaskan diri dulu"
Langkah kita lanjut setelah itu. Kita pernah mengambil jalan yang berlawanan, kemudian searah, berlawanan lagi, dan searah lagi, begitu seterusnya namun tiada kepastian. Aku tahu, pertanyaan "kita ini apa?" hanya akan membebani pikiranmu saja, maka tak pernah kutanyakan itu.
Tapi, bukan berarti kamu bisa begitu saja pergi tanpa menyisipkan satu kata perpisahan pun. Bilang, kalau kamu sudah lelah dijaga olehku. Bilang, kalau kamu ingin melanjutkan perjalanan tanpa melibatkan aku lagi. Bilang saja dan jangan menghilang. Aku pasti akan menerimanya.
Maka sebelum kita tidak punya kesempatan lagi untuk bersama, aku ingin kamu tahu bahwa aku suka sekali dengan kita. Selalu suka. Karena baik kamu dan aku, tidak ada yang berniat untuk menyakiti. Sama sekali tidak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Atau mungkin, belum.