Tasik di hadapan , ditenung asyik . Sesaat dua , keluhan kecil dilepas . Aku menoleh pada sisi bangku yang kosong . Kebiasaannya , Raziq yang akan menemani aku pergi berjoging di tasik ini . Tapi kini aku hanya keseorangan .
Aku ke sini bukan untuk berjoging seperti kebiasaan hari , tapi aku ke sini untuk mencari jawapan kepada kekusutan yang membelenggu fikiran akhir-akhir ini .
Makin lama , hati semakin berbelah bagi . Puas dihakis , tapi perasaan itu tetap muncul . Kehadiran Park Goon ke sini benar-benar buat hati aku walang . Tidak cukup dengan itu , hampir seminggu hidup aku tidak tenteram . Semuanya tidak kena . Buat itu salah , buat ini salah . Mood pun kadang-kadang ke laut . Dan pada akhirnya , Raziq yang menjadi mangsa pelepasan geram aku .
Sebab itu jugalah aku ke sini bersendirian . Gara-gara aku tidak melayani dengan baik 2-3 hari ini , Raziq mula berjauh hati dengan aku . Fikirnya , aku sudah mulai bosan dengannya . Pada akhirnya , sudah 3 hari dia menyepi . Langsung tidak menegur aku . Bukan sahaja di kampus , malah di What's App juga tidak ditegurnya .
Aku mengeluh untuk kesekian kalinya . Aku tahu keluhan itu tidak elok untuk kesihatan , tapi masalah yang bertubi-tubi menimpa aku kebelakangan ini cukup buatkan keluh kesah aku sentiasa berbunyi . Aku buntu . Buntu untuk menyelesaikan segala masalah yang tidak jemu-jemu menjengah hidup aku .
" Jauh termenung . Ada masalah ke ? " Pantas aku mengalihkan pandangan pada manusia yang sudah mengambil tempat di sebelah aku .
Mata aku membulat . Terus menegak badan aku . Dia menyandarkan badannya ke bangku batu itu , dengan matanya dihalakan pada tasik di hadapan . Langsung tidak pedulikan aku yang sudah menikam wajahnya .
Puas perhatikan keadaan sekeliling tasik itu , Park Goon menoleh pula pada aku . Dahinya berkerut saat matanya menangkap tikaman anak mata aku . " Kenapa pandang saya macam itu ? " Soalnya polos .
Aku tertawa geram . Anak mata diputarkan ke atas . " Apa awak buat dekat sini ? " Soalan dibalas soalan . Tiada hati untuk menjawab soalan bodohnya . Sudah tahu jawapannya , disoal kembali .
Bibirnya mengherot , sebelum diukir senyuman . " Nak jumpa awaklah . Apa lagi . " Jawabnya selamba . Mukanya langsung tidak menunjukkan perasaan serba salah .
Aku merengus . Genggaman sudah dikepal . Hati sudah membuak-buak dengan api kemarahan . " Awak memang tak ada perasaan malu eh ? Lepas dah tinggalkan saya , lepas itu datang balik tanpa segan silu . Macam tak ada apa-apa yang berlaku . " Bidas aku sinis .
Park Goon tersenyum lemah . Sejujurnya , dia terasa dengan kata-kata aku . Memang betul semua ini berpunca darinya , berpunca dari api cemburunya yang entah apa-apa . Tapi kini dia sudah menyesal . Dia datang ke sini untuk tebus kembali semua kesalahannya . Sebab itu dia sanggup menolak tepi maruahnya semata-mata demi menawan balik hati gadis yang disayanginya sepenuh hati ini .
Matanya dipejam rapat , lalu dibuka semula . Nafasnya ditarik dalam ; mengurangkan sebak di dada . " Saya tahu saya salah . Sebab itu saya datang jumpa awak . I want us back to the normal . Saya tak boleh tinggalkan awak macam itu je . Saya masih sayangkan awak . Please . " Pujuknya bersungguh-sungguh . Air wajahnya tampak serba salah .
Aku memalingkan wajah ke tempat lain . Tidak betah untuk menatap sepasang mata hazel Park Goon . Aku takut aku akan berlembut hati dengannya semula . Cukup-cukuplah pengalaman dulu memberi kesan yang mendalam kepada aku . Aku tak nak ulanginya lagi .
" Saya tak nak tengok muka awak lagi lepas ini . Between us , it's over . Dah lama over . Please accept this fact . Please , don't be like a jerk. " Pantas sahaja aku beredar sebelum sempat Park Goon mengulas apa-apa .
YOU ARE READING
Si Cik Pemimpi
Teen FictionTiada siapa yang menyangka , bahawa watak imaginasi itu juga adalah hidup . Begitu juga dia . Tak pernah dibayangkan seumur hidupnya lelaki ciptaannya akan benar-benar muncul di hadapan matanya . " Selama ini , saya percayakan yang awak memang wuju...