Keesokan harinya saat di pagi hari, aktifitas mulai terasa di rumah sakit. Room service yang membersihkan ruangan kamar serta kamar mandi membuat Shinta terbangun, akan tetapi ia masih memanjakan dirinya terbaring di sofa, untuk sesaat melemaskan keletihan yang masih terasa, apalagi tadi malam ia hanya tidur di sofa yang tidak membuat kenyamanan tubuhnya.
Selang 1 jam perawat datang untuk mengontrol keadaan Ririn dalam perkembangan suhu badan maupun tensi. Shinta mencoba menanyakan pada perawatan yang sedang ada saat di ruang itu, jam berapa dokter Larista akan kesini, dan perawatan itu belum bisa memastikan jadwal kunjungan dokter Larista, yang bisa di sampaikan oleh perawatan itu siang seperti biasa dokter Larista sudah berada di rumah sakit.
Dan di lain tempat ternyata dokter Larista sudah berada di rumah sakit tersebut, hanya saja dia sedang berdiskusi dengan dokter bedah yang ternyata adalah Andy serta bersama dokter anastesi yang bernama Purwanto, membahas mengenai permasalahan pasien yang ia tangani saat ini. Dokter Larista meminta untuk kedua dokter ini menangani pasiennya, dan meminta jadwal kapan akan dilakukan.
Sementara Andy sendiri sebenarnya sudah mengajukan cuti dalam beberapa waktu kedepan untuk vacation bersama anak dan istrinya, akan tetapi ia mencoba membantu menyelesaikan tugasnya sebagai dokter specialist bedah untuk permintaan Larista.
Ditentukanlah waktu yang lenggang dari para dokter baik yang menangani bedah dan dokter anastesi yaitu besok siang bisa mereka pastikan pada dokter Larista untuk mempersiapkan pasiennya dalam tindakan operasi.
Andy masih belum menyadari bahwa besok pasien yang akan ia lakukan tindakan operasi itu adalah adik dari sahabatnya. Begitu banyaknya pasien yang bernama Ririn, sangatlah wajar bagi dirinya tidak berfikir sejauh itu.
Kemudian Dokter Larista mengunjungi ruangan Ririn, dan memberitahukan pada Shinta bahwa besok siang akan di lakukan tindakan operasi untuk Ririn. Dokter menyarankan agar Ririn lebih banyak beristirahat dan santai menghadapi operasi esok, dan Ririn pun sepertinya sudah mempersiapkan dirinya hingga ia hanya tersenyum menanggapi penjelasan dokter.
Shinta segera mengabarkan pada suaminya besok siang anak mereka akan melakukan operasi melalui handphone nya.
**********************************
Waktu bergulir dengan cepatnya berputar, siang itu persiapan sudah dilakukan oleh perawat, dari menggantikan pakaian pada pasien untuk operasi dan sebagainya. Kemudian Ririn di bawa memasuki ke ruang operasi yang begitu dingin dan steril, tetapi Shinta hanya bisa menemani anaknya di ruang tunggu depan kamar operasi. Para team dokter dan perawat sudah menanti di dalam ruang operasi tersebut.
Tak memakan waktu yang lama hanya berselang 15- 20 menit tindakan operasi itu selesai dilakukan para team medis, kemudian Ririn di kembalikan lagi keruang semula dengan keadaan masih yang setengah sadar karena pengaruh obat bius pada dirinya.
Shinta yang masih tetap setia menemani anaknya dalam keadaan sendiri tanpa di damping siapapun, hanya meneteskan airmata membasahi pipinya, melihat keadaan anaknya yang terbaring lemah dan belum begitu pulih.
Dokter Larista mengunjungi kamar Ririn dan menghampiri Shinta yang masih setia menemani anaknya, dalam keadaan sedang menangis.
"Sabar ya bu.. proses operasi sudah berjalan lancar tidak ada kendala, dan sakitnya sudah diangkat oleh team dokter yang menanganinya". Ujar dokter Larista (menenangkan hati seorang ibu yang tengah bersedih).
"Makasih yaa dokter.. lalu berapa lama proses pemulihan anak saya dok? ". Tanya Shinta (dengan menatap dokter Larista dengan wajah setengah memohon).
Dokter Larista membalas tatapan Shinta dengan senyuman dan berkata " kalau sudah tidak ada keluhan lain, lusa sudah bisa di pastikan boleh kembali kerumah, dan nanti minggu depannya control kembali".
Wajah Shinta yang tadinya bersedih, kembali tersenyum setelah mendengar berita mengenai Ririn.
Sore menjelang tiba, Harjono datang melihat keadaan anaknya pasca operasi. Ia tidak sempat mendampingi istrinya akan tetapi dia cukup puas mendengar berita akan keberhasilan operasi yang berjalan lancar. Di lihatnya Ririn yang sudah siuman yang sedang disuapi makanan oleh Shinta, dan Harjono berjanji besok ia akan menjemput kepulangan anak nya dari rumah sakit, dan tidak ingin kekantor esok hari untuk menemani istri dan anaknya dirumah nanti.
Keesokan di siang harinya Ririn di nyatakan sembuh dan boleh kembali kerumah. Harjono yang sudah sedari pagi datang bermaksud untuk menjemput istri dan anaknya. Saat berkemas-kemas pulang, perawat itu membawa bill rumah sakit dan menghantarkan obat yang harus diminum oleh Ririn. Kemudian Harjono pergi mengurus administrasi biaya perawatan yang harus ia bayar, setelah semua selesai mereka akhirnya pergi menuju pulang kerumah.
************************
Di hari yang sama Larista menemui Andy dan Purwanto untuk mengucapkan terima kasih atas keberhasilan tindakan operasi. Lalu Larista juga menanyakan prihal cuti yang Andy sudah ajukan pada management rumah sakit.
"Besok saya sudah mulai cuti karena tiket pesawat sudah saya beli untuk ke beberapa tempat, mungkin seminggu lamanya untuk vacation ini " jawab Andy.
"Have fun ya dok.. sekali lagi terima kasih atas waktunya dokter sudah sempatkan melakukan operasi untuk pasien saya" ujar Larista mengakhiri pembicaraan dan segera berlalu setelah percakapan sesaat.
YOU ARE READING
Langkahku Bagian dari Bayanganmu
General FictionLangkahku Bagian Dari Bayanganmu [Completed 12 nov'17- 26 des'17] Setiap Langkah itu tidak semuanya sama dalam tujuan..meski fisi dan misi membuat semangat persahabatan mereka menjadi satu tujuan ____________♤♧_____________ Sanggupkaah mereka mem...