Maaf ada typo
"Hiks... hiks...," terdengar isak tangis di kursi belakang mobil milik Aland.
"Udah Za jangan nangis lagi. Gue enggak tega liat cewek nangis," kata Aland yang duduk di sebelahnya sambil menghapus air mata Eriza yang tumpah di pipinya.
"Kak, jangan cerita yang sebenarnya ke mama ya.., gue enggak mau mama khawatir. Please!"
"Oke, gue bakal cari alasan biar mama enggak curiga".
"Makasih kak Aland," kata Eriza memeluk Aland. Aland yang mendapat pelukan dari Eriza sontak kaget lalu membalas pelukannya dan tersenyum.
"Tapi ada syaratnya. Lo gak boleh nangis lagi, n'tar gue mau bilang apa kalau anak tante Lina pulang dengan calon suaminya dengan keadaan mata sembab, hidung merah. Mirip sama badut tapi lebih cantik." Goda Aland membuat wajah Eriza merona dan mengeratkan pelukannya di dada bidang Aland.
"Ekhm.. Ekhm.. udah belum mesra-mesraanya? Ngenes banget gue serasa jadi kambing congek makan kacang dalam botol kosong di pojokan," timpat Nevan dongkol yang sedang menyetir mobil. Mendengar suara Nevan, Eriza langsung melepas pelukannya dan bergeser sedikit menjauh dari Aland. "Eh Za, masa lo terima kasih Cuma sama Aland guenya enggak".
"Hehe... makasih juga kak Nevan," ucap Eriza sambil tersenyum.
"Elah Van ngerusak suasana aja lo," kata Aland sambil menjitak kepala sahabatnya itu.
5 menit kemudia mereka sudah sampai di depan rumah Eriza. Aland dan Eriza berjalan bersama. Saat tangan kanan Eriza ingin memencet bel rumahnya, Aland pun menggandeng tangan Eriza yang satunya.
"Eh..." Eriza kaget.
"Biar mama lo enggak curiga." Eriza membalasnya dengan senyuman.
Kok gue deg-degan ya waktu kak Aland nyentuh tangan gue. Batin Eriza sambil memperhatikan wajah Aland dari samping.
"Kenapa menatap? Ngeliatin gue?" kata Aland sontak membuat Eriza kikuk.
"Jangan bodoh," jawab Eriza langsung membuang mukanya, Aland yang melihat tingkah Eriza kemudian menarik sudut bibirnya hingga terbentuk sebuah senyuman. *coba aja ada bidadari enggak sengaja liat senyumnya Aland tuh bidadari pasti gak mau balik lagi ke kekayangan.
KLEK.... suara pintu terbuka.
"Eh ada Aland sama Eriza." Kata tante Lina menyapa mereka berdua.
"Malam tante, maaf Eriza pulangnya kemalaman. Soalnya tadi ngobrol-ngobrol dulu di cafe." Jelas Aland berbohong agar tante Lina tidak khawatir.
"Oh enggak apa-apa. Tadinya tante mau marahin Eriza tapi karena pulangnya sama nak Aland tante percaya kok." *ck akting lo bagus banget kak. Mana mama langsung percaya lagi. Batin Eriza sambil berdecak ringan.
"Mau masuk dulu Land, tante buatin teh hangat." Sambung tante Lina.
"Terima kasih tante, tapi udah kemalaman dan juga temen Aland lagi nungguin di mobil." Kata Aland sambil melihat mobilnya yang berada di luar gerbang.
"Sekali lagi makasih ya Land."
"Sama-sama tante."
"Za, kenapa mata kamu sembab gitu?" tanya tante Lina sambil memperhatikan wajah anaknya.
"Hah... apa? Mata Eriza... oh .... tadi waktu di cafe kak Nevan temenya kak Aland nunjukin foto SD-nya kak Aland. Eriza ketawa soalnya lucu banget ma. Terus kak Nevan cerita kalau SD dulu kak Aland pernah nangis di kelas gara-gara kejatohan kecoa terbang." Jawab Eriza sambil tertawa terbahak-bahak.
"Apa!!" Aland kaget dengan kebohongan Eriza karena itu membuat pencitraanya hancur.
"Ha... Ha... Ha... katanya kak Aland mau pulang kasian tuh kak Nevan nungguin."
"Oh iya, Aland pulang dulu tante", sambil mencium punggung tangan tante Lina. "Gue pulang dulu Za. Good night and have nice dream." Sambung Aland sambil melambaikan tanganya ke Eriza.
"Good night too, hati-hati kak di jalan." Balas Eriza.
Tante Lina menyaksikan drama mereka hanya tersenyum-senyum. Eriza melihat mamanya tersenyum-senyum merasa curiga, kemudian ia masuk ke dalam rumah.
"Eriza ke kamar dulu ma. Oya mama jangan senyum-senyum kayak gitu Eriza ngeri liatnya. He.. he... he..." kata Eriza sambil menaiki tangga.
"Ya sudah sana. Sebelum tidur beresin dulu muka kamu itu, berantakan banget. Setan aja sampe takut liatnya."
"MAMAA....!!"
♦♦♦
Skip jam istirahat di SMU Wijaya Kusuma.
"Za, kekantin yuk!
"Enggak deh May, gue mau nemuin kak Aland dulu. Sorry ya." Jawab Eriza merasa tidak enak kepada Maya.
"Eriza! Maya!" muncullah Chika dengan wajah berbinar.
"Uluh.. uluh.. yang lagi bahagia." Goda Rizal yang melihat kehadiran Chika.
"Kenapa lu Chik senyum-senyum gitu?"
"Gue mau kasih tau kalau nilai UH Matematika gue kemarin aman." Kata Chika bahagia.
"Yah,... kirain lu senyum bahagia ketemu gue Chik." Kata Rizal dengan ekspresi kecewa. Rizal memang sudah memendam rasa untuk Chika sejak kelas 10. Tetapi entah kenapa ia tidak berani mengungkapkannya.
"Kode keras tuh," kata Eriza.
"Gue ke kantin dulu ya," bangkitlah Maya dari duduknya. Kemudia disusul Eriza, "Gue juga mau nemuin seseorang,"ucap Eriza.
"Kok gue ditinggal sih May," rengek Chika sambil melirik Rizal.
"Ke kantin bareng gue aja Chik," kata Rizal sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Idih ogah, Maya...! tungguin gue." Berlarilah Chika mengejar Maya.
♦♦♦
~Lapangan Baket~
Di bawah terik matahari, Aland dkk sedang bermain basket dengan semangatnya. Banyak sekali siswi-siswi yang menonton permainan mereka. Seketika mereka berteriak histeris ketika ada bola masuk ke dalam keranjang, tetapi ada juga yang tidak peduli.
Permainan pun selesai, Aland dengan wajah lelah dan keringat bercucuran tak sengaja pendanganya melihat seseorang yang tak asing sedang tersenyum di tepi lapangan. Kemudian berjalanlah Aland menghampirinya.
"Nih buat lo," kata Eriza sambil memberikan minum dan tissue pada Aland yang membuat siswa dan siswi lain iri melihatnya,
"Thanks, duduk yuk." Ajak Aland yang dijawab anggukan Eriza. ," Jangan deket-deket bau keringat." Ucap Aland lagi Entah kenapa setiap kali berada di samping Aland Eriza merasa nyaman dan terlindungi.
"Kak, ada yang mau gue tanyain."
♦♦♦
Maaf lama update-nya .... Maaf dan Maaf banget. Soalnya tugas sekolah numpuk banyak banget hehehe....
Jangan pernah bosen ya baca cerita cintanya Aland dan Eriza.
Jangan lupa vote dan commen
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Kamu ?
Teen FictionWaktu istirahat di SMU Wijaya Kusuma. Seorang gadis duduk di salah satu bangku dengan meminum jus mangga. "Hai Eriza, ... sendirian aja", sapa Bagas sambil menghampiri Eriza...