✏~4~✏

228 18 1
                                    

Gaddis yg memakai gaun biru dan memakai sepatu berpaduan dengan kaos kaki yg begitu lucu, penampilan itu begitu cocok dengan tubuh gadis itu yg berumur 19 tahun gadis yg bernama hyuga hinata yang sudah bekerja menjadi seorang pengacara karena usianya yg masih muda hinata selalu di cemooh dan di benci oleh pengacara lain.

"Hinata...hinata..."

Hinat yg berjalan sambilmemegangi buku di depan dadanya seketika berhenti saat ada orang yg memanggilnya, hinata menoleh kepada orang yg berlari mengejarnya setelah sampai di depan hinata gadi situ mengatur napasnya.

"Tenten" kata hinata yg melihat siapa gadis tadi yg memangginya.

Tenten memegangi lututnya sambil mengatur napas, "g-gawat hh..hinatan gawat" teriak tenten yg suaranya panik dan ucapannya begitu tedak jelas karena dia kecapean habis berlari.

"Ada apa tenten jangan panik seperti itu"
Hinata menatap tenten dengan tatapan mengintrogasi melihat apa yg buat tenten begitu panik.

"Ikut aku hinata" tenten menarik tangan hinata menuju hutan yg tak jauh dari kediaman rumah mereka saat di sana hinata melihat ino yg tergeletak kepalanya berumuran darah, hinata yg sok melihat itu menutup mulutnya.

"Sebenarnya apa yg terjadi" ucap panik hinata sambil berjongkok di samping ino ia mengambil tisu yg berada di dalam tasnya dan membersihkan luka di kepala ino.

"Hiks..aku tidak tau hiks.."

Setelah mendengar ucapan tenten hinata mengambil hpnya dan menelpon ambulan.

.
.
.

.
.
.
.

.
.
.

Setelah ino di selamatkan, hinata menatap tenten yg masih menangis. Hinata mencoba untuk membuat temannya itu tenang, hinata gadis pintar yg menggeluti politik mulai mempelajari bangai mana ia menenangkan orang yg panik untuk di tanya.

"Aku takut hinata"

Hinata menghela napas lelah temannya ini terus mengatakan itu bagaimana hinata bisa mengetahui kejadian tentang musibah yg terjadi pada ino, hinata memeluk temannya begitu erat mencoba memberikan ketenangan.

"Jelaskan tenten bagaimana ino bisa seperti ini"

Tenten menatap hinata mencoba menghilangkan rasa takutnya dan mulai menceritakan kejadian di menit-menit lalu.

Flasbeack on.

Tenten dan ino berjalan-jalan sambil berbincang mereka berdua kuliah di sekolahan yg terkenal di jepang mereka mengambil jurusan politik seperti hinata, karena mereka bertiga memiliki ketertarikan tentang politik dan suatu yg mereka tidak ketahui.

"Ino  aku mau beli es krim kau mau beli juga" ino yg menggeleng menandakan kalo dia tidak menginginkan es krim, setelah itu tenten pergi membeli es krim.

"Aku tunggu kau di sini yah tenten" teriak ino kepada tenten yg berjalan menjauhi ino, tenten membeli es krim kesukaannya meski tenten, ino dan hinata sudah berusia dewasa tapi mereka selalu membeli es krim kesukaan mereka bahkan mereka sanggup memakan es krim satu tong.

Kyaaa..kyaaa lepas

Saat tenten memesan es krim suara ino yg begitu keras terdengar oleh pendengarannya, bahkan penjual es krim dan orang yg berada di taman itu mendengar teriakan ino.

🍆Indogo🍆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang