"Bila aku alasan mengapa kamu terluka, beri tahu aku."
************************************
"Adara bangun" kata Mauren sambil menepuk pipi Adara pelan.
Perlahan Adara membuka matanya dan melihat mauren berdiri di sampingnya dengan raut muka khawatir
"Adara lo ga papa? Maaf gue ga bisa bantuin lo. Tadi gue sama Alvaro ada rapat ekskul basket di ruang 12. Lo bener bener gapapa kan? Gue beneran minta maaf,Adara." Kata Mauren
Alvaro
"Oh ternyata dia disini" kata Adara dalam hati sambil memandang Alvaro.
"Gue gak papa kok,Mauren. Cuman pusing sedikit aja. Mungkin karna gue belum makan" kata Adara
Alvaro tahu kalau Adara berbohong. Setaunya,tadi pagi Adara sempat sarapan bersama dengannya. Mana mungkin dia pingsan perkara tidak makan.
Alvaro menatap Adara dengan tatapan yang sulit diartikan.
Adara hanya memalingkan mukanya dengan Alvaro. Mungkin karena Adara merasa Alvaro tahu bahwa ia bohong"Makanya lo lain kali makan,deh. Gue khawatir sama lo" kata Mauren
"Gue gak papa Mauren. Makasih udah khawatir sama gue." Jawab Adara sambil tersenyum
Adara beranjak dari tempat tidur dengan bersusah payah. Sebab,tentu saja kepalanya masih sakit apalagi dari tadi ia hanya tidur.
"Astaga gue udah berapa lama tidur. Ketinggalan pelajaran Bu Rosa gue,ya? Duh gue harus cepet balik ke kelas nih" kata Adara sambil turun dari tempat tidur
"Udah pulang" kata Alvaro
"Ha? Seriusan Bang?" Kata Adara
"Iya. Lo sih kebo banget." Gerutu Mauren
"Goblok banget gue ya. Tapi gak papa deh lewat satu hari sama Ibu itu. Ngeselin soalnya" kata Adara
Mauren hanya tertawa melihat Adara. Sementara Alvaro hanya diam saja dengan raut datar.
"Tas lo uda gue bawa. Nih ambil. Kurang baik apa lagi coba gue?" Tanya Mauren sambil menyombongkan diri
"Iyaa. Lo paling baik deh" ujar Adara sambil memutarkan kedua matanya
Kemudian Adara,Mauren dan Alvaro meninggalkan UKS
"Lo pulang bareng siapa,Dar?" Tanya Mauren
"Gu-gue pulang naik bis aja" jawab Adara
"Ehh gak boleh. Apaan sih lo. Udah biar gue sama Alvaro aja yang ngantar" jawab Mauren dengan santai,berbanding terbalik dengan kedua orang lain yang berada dikoridor sekolah itu.
Gawatt
"E-eh gak usah. Gue udah terbiasa naik bis. Gaperlu repot repot,ren" ucap Adara sambil berdoa Mauren mau menerima tolakannya kali ini
"Ga bisa Dara. Lo baru aja pingsan. Ya mana tega gue ninggalin lo sendiri. Udahlah anggap aja ini ucapan maaf gue karna ga bantuin lo." Jawab Mauren sambil tersenyum
"Gue hari ini ada urusan,ren" kata Alvaro
Adara melirik Alvaro. Untuk kali ini ia akan menyetujui perkataan Alvaro.
Mauren menatap Alvaro tajam. Seketika nyali seorang Alvaro menyiut seketika melihat tatapan tajam seorang wanita.
Keadaan hening. Menandakan keputusan final berada di tangan Mauren.
***
"Rumah lo di mana,Dar?" Tanya MaurenAdara diam lalu melirik Alvaro. Dia bingung harus berkata apa. Sungguh tidak mungkin ia melanggar apa yang Alvaro bilang yaitu tidak membiarkan seseorang mengetahui bahwa mereka adalah seorang saudara kecuali Keenan.
Adara teringat sesuatu
"Gue turun di alfamart dekat cafe Frasa ada,ren. Soalnya gue mau beli cemilan"Ide cemerlang Adara mungkin sedang berada dalam keadaan aktif.
"Lo yakin?" Tanya Mauren
Adara mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya ke jendela
"Yaudah. Varo nanti turun di alfamart itu aja ya" kata Mauren
"Iya" kata Alvaro
Memang Alfamart itu dekat dengan rumah Adara dan Alvaro.
Daripada ia kena semprotan hangat dari mulut Alvaro lebih baik ia pergi
dengan cara ini.***
"Makasih ren, Bang Varo" kata AdaraMauren tersenyum sambil mengangguk sementara Alvaro hanya menatapnya saja.
Adara turun dari mobil itu dan pura pura pura masuk ke alfamart.
Ia melihat kembali keluar. Apakah mobil Alvaro sudah pergi atau belum.
Adara menghela nafas lega ketika mengetahui tidak ada lagi mobil Alvaro di depan Alfamart itu.Ia pun mengambil sebotol coca cola agar dikira membeli saja.
Adara melangkah menuju kasir untuk membayar apa yang ia beli.
Namun ketika kasir sudah mengatakan nominal yang harus di bayar,Adara lupa membawa dompetnya.Sang Kasir kembali menatap Adara yang sedang merogoh kantung roknya dan tasnya
"Ekhem mbak, jadi di beli apa tidak?" Tanya Sang kasir
Adara bingung. Alangkah malunya ia karna tidak mampu membayar sebuah coca cola. Ralat, bukan tidak mampu namun tidak bisa karna dompet birunya tinggal
"Ga jad-"
"Gabung sini saja mbak" ucap suara seseorang yang tidak Adara kenal
Adara menatap orang itu bingung. Ia benar benar hanya diam memandang orang itu tanpa ada kata basa basi "eh tidak usah repot repot" yang di lemparkan kepada seseorang yang hendak menolong kita
Seusai membayar, Adara mengikuti pemuda yang memakai jaket hitam itu.
"Makasih ya, nanti gue ganti" kata Adara
"Gak usah. Anggap aja ini tanda maaf dari gue" katanya
Adara bingung dan tidak mengerti tentang apa yang pria ini katakan.
Kemudian ia melihat laki laki itu menaiki motor gede berwarna merah.
Ia seperti kenal dengan motor itu.
Kemudian Adara mencoba mengingat kembaliOH JADI TERNYATA DIA.
Maaf pendek atau mungkin kalian gasuka
Nanti aku bakal buat castnya. Tapi aku masih gatau siapa. Bagi yang mau kasih saran,boleh comment ya
Jgn lupa di vote jugaa.See u gaes🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kamu memilih tuk tinggal disaat semua orang tak ada yang menginginkanmu? Masih berani bertahan? Dilarang mengcopy cerita ini dalam bentuk apapun, ingat mikir itu ga segampang makan,kunyah,telan. Ok gengz? LOVE YAAAAAA🖤