BAB 6

838 170 68
                                    


Rose menggenggam erat kedua tali tas nya. Seakan tidak ingin melepaskan benda mungil tersebut dari kedua tangannya. Gadis itu juga nampak menghela napas untuk kesekian kalinya.

Diperhatikannya lamat-lamat jarum jam pada jam tangannya yang entah mengapa terasa berjalan begitu lambat seiring waktu. Menyebalkan, umpatnya.

"Terlalu lama." Gerutunya menjadi kesal.

"Rose!" Seseorang dari kejauhan berteriak nyaring memanggil namanya, membuat gadis itu mengadah lalu memusatkan seluruh atensinya pada orang itu.

Rose nampak gugup saat melihat seseorang itu mendekatinya, dengan pasti. Serta tanpa ia sadari, kedua kakinya perlahan berjalan mundur beberapa langkah kebelakang. Terlihat berusaha sebisa mungkin untuk menghindari orang itu.

"Kau kenapa di sini? Kau tidak menemani Taehyung di pertunjukannya?"

Rose menelan salivanya susah payah.

"A-aku akan kembali ke Australia." Rose nampak menghela napas. Menyingkirkan anak rambutnya yang menghalangi pemandangan, sebisa mungkin untuk menampilkan seutas senyum walau itu terlihat begitu mungil. Mulai meyakini dirinya bahwa ia harus terlihat biasa saja.

"Kau sendiri? Mengapa di sini Eunbi?"

"A-ah, aku menunggu kakak ku. Study di Jepangnya telah selesai." Eunbi mengembangkan senyum sedang Rose hanya balas mengangguk.

"Oh, Rose?" Rose mengadah. "Boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Eunbi kembali, gadis di hadapannya dengan canggung tersenyum. "Sure."

"Kenapa kau memutuskan kembali ke Australia? Studymu juga telah selesai bukan? Lagipula kau baru beberapa hari di sini, aku benar 'kan?"

Rose memutar kedua bola matanya resah tanpa sepengetahuan Eunbi. Privasinya benar-benar telah diganggu dan ia sungguh tak suka itu. "Mengenai hal itu, aku hanya harus melanjutkan usaha keluargaku di Australia. Keluargaku mempunyai berbagai macam butik di sana, dan yah, sekarang butik itu juga tanggung jawabku."

Rose menghela napas panjang. Kini atensinya beralih pada jam tangan yang melingkar di lengan kirinya.

"15 menit lagi pesawatku berangkat. Aku harus segera siap-siap." Rose nampak meraih koper besar bewarna biru laut yang berada disampingnya dengan terburu-buru. "Kalau begitu, aku berangkat dulu ya!" Rose melambaikan tangannya, berjalan melewati Eunbi menuju lokasi pesawatnya.

Eunbi berbalik menatap kepergian rose dengan kebingungan yang begitu memenuhi pikirannya. Dengan tiba-tiba saja Rose berhenti di ujung jalannya, berbalik menatap kearah gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Jika kau membutuhkanku, aku akan selalu siap membantumu."

***

"Lama menungguku, ya?"

Eunbi tersenyum simpul mendengar pertanyaan kakak perempuannya. Sepersekon kemudian ia menggeleng, tanda ia tidak menunggu lama seperti apa yang kakaknya duga sebelumnya.

"Tidak, tidak sama sekali. Aku justru bahagia menunggu kakak kembali." Eunbi segera membantu Sowon untuk membawakan koper miliknya.

"Kemarin aku ditelpon oleh Seokjin, dia tahu studyku telah selesai, jadi dia dengan segera menelponku untuk segera pulang kemarin." Ucap Sowon menarik kopernya yang lain dan berjalan di depan.

Eunbi bergegas menyesuaikan langkahnya dengan Sowon. "Memang kenapa seseorang yang bernama Seokjin itu menelepon kakak?"

"Aku harus menyelidiki kasus baru. Kasus kematian kepala kepolisian, dan aku dengar-dengar tidak banyak orang yang tahu bahwa ia merupakan keponakan dari seorang kepala polisi." Jelas Sowon.

Menyadari ada sesuatu yang aneh mengisi kepalanya, Eunbi memutuskan untuk bertanya kepada Sowon.

"Boleh bertanya? Siapa nama ponakan kepala polisi itu?" Tanya gadis berambut pendek itu penuh dengan rasa penasaran serta kegelisahan bercampur aduk.

"Ah! Aku lupa namanya!" Sowon memukul kepalanya sendiri dengan satu tangan sesaat setelah menyadari ada satu bagian terpenting yang belum ia ceritakan pada adiknya itu.

"Namanya ... Namanya Jeon Jungkook, jika aku tak salah ingat." Sowon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Berusaha meyakini apakah itu benar nama keponakan kepala polisi dari kasus yang tengah diselidiki nya.

Kedua netra Eunbi lantas membulat dengan begitu sempurna. "D-dia sahabat yang aku ceritain minggu lalu kak! Dia yang dibunuh sama seseorang yang sampai sekarang masih belum tertangkap  di saat pesta ulang tahun itu!"

Sowon memegang dagunya lantas mengangguk. Kebetulan sekali, pikirnya. Sowon mengentikkan jarinya begitu sebuah ide baru ia dapat begitu saja.

"Kalau begitu, bagaimana jika kau ikut aku ke tempat kejadian dan membantuku menyelidiki ulang?"

***

"Apa yang telah kau temukan?" tanya Sowon sembari pandangannya tak beralih dari keadaan sekitar tempat kejadian.

"Aku melihat sebuah tali tambang yang menggantung di atas lampu gantung sana." Eunbi lantas dengan sigap menunjuk lampu gantung persis tepat di atas kepalanya serta Sowon.

Namun, sedetik kemudian Eunbi mengerutkan kedua alisnya.

"Loh? Bukankah kemarin ada sebuah tali di—"

"Pelakunya sudah pasti telah mengambil barang bukti itu, dan kemungkinan juga dia mengambilnya dengan tergesa-gesa. Kurasa, setelah melakukan pembunuhan terhadap Jungkook, pelakunya melupakan tali yang tergantung di lampu gantung itu. Itulah mengapa kau masih sempat melihatnya. Namun, aku juga sungguh yakin ia pasti meninggalkan sesuatu disini. Karena satu hal yang pasti, ia melakukan semuanya dengan terburu-buru." Jelas Sowon menganalisa.

"Tapi ... Kenapa aku rasa pelaku telah menyiapkan rencana jauh-jauh hari untuk membunuh Jungkook?" Eunbi kembali bertanya, mengadahkan kepalanya pada Sowon yang begitu meneliti tinggi berbeda dengannya itu.

"Mau dengar pendapatku? Membunuh Jungkook adalah rencana dadakannya."

Sowon nampak berjongkok, tak menghiraukan Eunbi yang masih sibuk dengan pikirannya. Berusaha berpacu mengulang kembali rentetan kejadian malam itu di otaknya.

"Dan lihat apa yang telah kutemukan." Sowon menarik salah satu bibirnya ke atas. Eunbi berdiri lalu mengamati kedua benda yang tergeletak lemah di lantai itu.

"Well, sebuah tali sepatu. Tidak buruk untuk sebuah permulaan penyelidikan." []

———

Maaf ya aku lama update cerita ini 😭
Karena aku juga harus rombak kembali cerita ini dari plot awalnya, benar benar harus beda dari yang cerita aslinya!
Dan yah, perlu banyak ide untuk harus memutar otak mengingat ini cerita misteri :"")

Kalau kalian lupa sedikit sama ceritanya silakan baca ulang ya. HUHU maaaaaaf sekali lagi, love y'all 😭💜

btw,
kita kedatangan cast baruuu 🤘🏻

btw,kita kedatangan cast baruuu 🤘🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SOWON"

trap the killer | blackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang