Bab 8

14.2K 664 4
                                    

"Hai, kau yang namanya Aleena?" Aleena terperangah, melihat wanita cantik didepannya, wanita berumur 20an ini terlihat sangat cantik dan menggoda siapa saja mata yang memandang.

Serius... Keluarga Rodriguez memang sangat sempurna!

Aleena tersenyum, mengangguk, wanita ini tiga tahun lebih tua darinya perbedaan umurnya dengan Dixon juga tiga tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleena tersenyum, mengangguk, wanita ini tiga tahun lebih tua darinya perbedaan umurnya dengan Dixon juga tiga tahun. "Ya, dan kau?"

"Ellie... Kau cantik sekali, kakakku pasti sangat beruntung, ya?" Ellie tersenyum lembut, terlihat sekali bahwa wanita lembut ini benar-benar ramah, Ellie mempunyai mata yang bagus serta hidung, bibir dan badan yang indah, siapa yang tidak akan bertekuk lutut padanya?

"Tidak, aku yang beruntung, Ms. Rodriguez..." Ellie tersenyum lagi, membuat senyum itu menular ke Aleena dan membuat gadis itu sesikit rileks. Ellie dapat melihat tatapan kagum serta rasa sayang yang besar di mata Aleena. Gadis itu benar-benar memuja kakaknya, seperti dirinya.

"Dia pantas mendapatkanmu." Ellie mengusap bahu Aleena dan menatap Aleena dalam seakan wanita itu memberi keyakinan yang besar seakan memberitahu Aleena bahwa akan ada masalah yang besar terhadap hubungan mereka dan Aleena harus siap terhadap itu. Ellie mengedipkan matanya sekali dan senyumnya semakin melembut, ia meraih bahu Aleena dan berkata.

"Aku sangat menghargai dan menyayanginya kau tahu? Kau akan berurusan denganku jika membuat kakakku bersedih!" Ellie terkekeh melihat dirinya yang sedikit cemburu dengan Aleena, kekasih kakaknya sendiri. Diumur Ellie yang menginjak dua puluh empat tahun ini, Ellie memang tidak pernah lepaa dengan kakaknya, ia sangat menyayangi pria tersebut dan menjaga kakaknya bagaimanapun itu...

"Aleena..." Panggil Dixon lembut saat dilihatnya Aleena berjalan kearahnya, Aleena mendongak dan tersenyum lalu matanya melirik Ellie yang tersenyum lebar kearah kakaknya, mereka bertatapan dan membuat Ellie paham akan ucapan yang tersirat dari kedua bola mata kakaknya.

Jangan ucapkan apapun, Ellie...

Sekiranya seperti itu, sebelum Ellie menerjang Dixon dan mengecupi pipi pria itu dengan sayang, tidak... Mereka tidak mengidap brother/sister complex. Mereka yakin 100% akan itu.

Dixon mengangkat jari telunjuknya dan meletakan di dahi gadis itu, mendorongnya sedikit dan berjalan kearah Aleena yang terkekeh melihat itu. Dixon menggenggam tangan Aleena membuat Aleena mengerang merasakan kehangatan itu lagi-lagi datang.

"Hi, ladies and gentleman. Enjoy the party and let's dance!" Teriak sang nyonya membuat para pelayan bersorak dengan senang dan meninggalkan Aleena yang tidak mengerti apa ini kumpul keluarga atau....

Sejenis pesta?!!

Dixon membungkukan badannya, memberi hormat kearah Aleena dan mengedipkan matanya, "dance, baby?" Aleena mengerjap, mengambil tangan Dixon dan mereka akhirnya berdansa dengan elegannya, Aleena merasa seperti keluarga bangsawan yang terpandang.

"Humh, apa kalian pernah berhubungan--ummm.... In--" nyonya besar melirik ke mereka yang sedang duduk menikmati makan malam, di sebelahnya ada Ellie yang berhadapan dengan Aleena dan Dixon yang duduk disebelahnya, meneliti apakah ia harus melanjutkan pembicaraannya atau tidak, "tim.." lanjutnya, melirik Aleena yang terbatuk dan Dixon memutar bola mata. Oh, sudah berapa kali Dixon memutar bola mata saat berada di mansion ini?

"Ma.." Tegur sang tuan besar, merasa perbincangan istrinya terlalu jauh dan bersifat pribadi, jadi sang suami hanya bisa menegur itu. Sang istri mengerucutkan bibir sebal lalu tersenyum kearah Aleena. "Kau masih sangat muda, aku bertaruh Agioz akan menggodamu jika ia melihatmu. Kemana anak itu ya?" Dixon menggeram, hendak mengakhiri makan malamnya sebelum ucapan pria dengan nada ceria mengintrupsinya.

"Apa penglihatanku benar-benar baik?! Kau disini, Bella?" Agioz buru-buru berdiri disebelah Aleena dan tersenyum senang tanpa mengindahkan Dixon yang seakan memberinya tatapan tajan dan tinjuan yang siap dilayangkan ke wajah Agioz.

"Jauhkan tanganmu, Agioz." Mendengar geraman dari anak sulungnya itu Mr. Rodriguez berdeham, ia memang sudah tahu beberapa tahun terakhir anak sulungnya dan anak bungsunya tidak berhubungan dengan baik, memang sudah tugasnya untuk membuat mereka kembali akrab seperti dahulu.. Tetapi ia juga tidak bisa terlalu ikut campur dalam masalah kedua anaknya. Mata hijaunya meneliti pandangan Dixon yang seakan ingin membunuh Agioz sedangkan mata coklat kehitaman istrinya memandang kearah Agioz seakan mengatakan duduk di tempatmu Agioz!

Agioz menghela nafas, pasrah saat ibunya yang memberikan perintah langsung, jangan diragukan cinta ketiga anaknya ini pada ibunya--tidak terkalahkan oleh siapapun. Agioz memilih duduk disebelah kakaknya, Ellie, Ellie mendengus lalu mengacak rambut Agioz saat dilihatnya Agioz yang mengerlingkan mata padanya.

"Kau bawa swimsuit, Aleena?" Tanya Katrina, ibu dari ketiga anak ini, Aleena menggeleng membuat Katrina mendesah malas, pasti anak sulungnya tidak menyampaikan apa yang disuruhnya..

"Kau tidak mengatakannya?!" Tatapan bengis ibunya hanya ditanggapi Dixon dengan tatapan malas seakan mengatakan ayolah, ma! Aku tidak akan membiarkan Aleenaku berenang di malam hari.

Tetapi, pemikiran Ellie malah sebaliknya, ia bosan jika harus berenang selalu bersama ibunya, tidak bosan juga sih, tetapi hey! Disini ada Aleena!

"Aleena bisa meminjam swimsuitku, ma!" Geram, Dixon menarik tangan Aleena dan pergi dari meja makan, pikirannya terus membayangkan bagaimana reaksi pria-pria yang ada disini jika melihat tubuh Aleena hanya memakai bikini saja. Hell, no! Sampai kapanpun Dixon tidak akan mengizinkan itu. Tidak!

"Dasar, posesif! Baiklah-baiklah kita ubah rencana kumpul keluarga ini!" Teriak ibunya saat dilihatnya Dixon tidak memperdulikannya, malah semakin berjalan keluar dari dapur dengan Aleena yang mengikuti dibelakangnya, "kau dengar aku, Dixon Thomas Rodriguez!" Dixon hanya mengiyakan tetapi tetap membawa Aleena ke kamarnya.

"Dixon... Kemana kita akan pergi? Acara makan malam belum selesai." Cicit Aleena, ia tidak mengerti kemana suaranya menghilang saat ini.

"Kemana saja, asal tidak ada mata hijau sialan itu yang selalu melihatmu dengan tatapan memujanya! Aku muak, Aleena." Desis Dixon, semakin mengeratkan genggamannya, membawa Aleena menaiki tangga menuju lantai dua, Aleena tidak sempat melihat-lihat apapun atau bahkan mengagumi apapun yang berada disini, karena Dixon menariknya seakan ingin melindunginya.

Aleena menghela nafas, mendengar itu, ia tahu sedaritadi Agioz selalu meliriknya ia pun tahu sedari mata hijau itu memandang kearahnya Dixonpun menahan amarahnya, ia sudah tidak tahan berada disana tetapi ia menghargai acara makan malam itu dengan sangat baik. Meskipun dalam hati ia ingin sekali meninju si hijau sialan.

Aleena tiba-tiba berhenti, membuat Dixon menatapnya tidak suka, Aleena melepaskan genggamannya dan memeluk badan kokoh itu, memberikan kenyamanan serta ingin mengatakan lewat bahasa tububnya jika dia seutuhnya milik Dixon. Tidak ada yang lain.

Beruntung Dixon adalah pria pintar yang seksi dan paham akan bahasa tubuh, ia membalas pelukan Aleena dengan erat, menundukan badan dan menyerukkan wajahnya di leher Aleena sambil menggumam tidak jelas seperti, "aku menyayangimu... Jangan pergi... Aku akan melakukan apapun." Dan itu sukses membuat hati Aleena menghangat.

Dreamy Eyes (C O M P L E T E D) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang