twelve

3.2K 292 12
                                    

"HAHAHA-"

Tawa pecah dari Chanyeol sontak membuat Hyejin mengelus dada, "Astaga tenanglah! Kita ada di rumah hantu." Cicitnya.

Gadis itu berpikir bahwa Chanyeol begitu aneh. Bagaimana bisa pria Park tertawa keras ketika sebuah hantu menakuti mereka.

Ralat, hantu itu terpeleset ketika menakuti Chanyeol.

Sebenarnya hal itu juga cukup mengundang tawa bagi gadis itu. Hanya saja ia paham keadaan dan bukan wajar jika mereka tertawa keras di dalam rumah hantu.

"Lihat betapa bodohnya, astaga." Chanyeol menggeleng-gelengkan kepala sembari mengamati sosok orang yang berpakaian hantu tadi yang menjauh karena malu telah terpeleset. Ya tentu saja, harga dirinya sekarang telah ditertawakan.

Menunggu Chanyeol habis tertawa, tanpa sadar tiba-tiba Hyejin tenggelam pada pikirannya.

.

Catatan harian Park Hyejin

Hari ke dua kabur dari rumah. Setelah menghabiskan sarapan, Chanyeol ingin mencoba wahana baru di mall. Cukup unik juga mengingat bagaimana di mall disediakan fasilitas rumah hantu, selain foodcourt dan toilet.

Tadi pagi Chanyeol tidak membangunkanku. Syukurlah. Meskipun ponselku sempat 'hang' ulah pesan spam dari Chanyeol setelah aku mematikan mode pesawat. Semua berjalan lancar hari ini, dan seperti biasa, Chanyeol tidak menyadari apa yang terjadi kemarin malam.

.

"Hyejin-a?"

Gadis itu terhenyak dan merapatkan pelukannya di lengan Chanyeol.

"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu khawatir

Hyejin mengangguk ragu disusul helaan nafas lega Chanyeol, "Kau melamun tadi. Aku bahkan sudah memanggilmu lima kali."

"Ah, maafkan aku." Balas gadis itu.

Si Park hanya mengangguk kemudian menggenggam tangan Hyejin yang mengalung erat di lengannya.

"Haaah untunglah, kukira kau sedang mengalami gejala kesurupan."

Gadis itu melotot, "Aku hanya shock! Kenapa kau berlebihan sih?!" Kemudian memukuli lengan Chanyeol dan berjalan meninggalkan Chanyeol.

Pria itu terkekeh kemudian mengekor Hyejin. Semua patung-patung, suara, lukisan, bahkan manusia yang berpakaian horor hanya dilewati Hyejin dengan santai.

"Apa-apaan ini. Sama sekali tidak menakutkan." Dengus Hyejin.

"Ya itu karena mereka sudah gagal dari awal. Maka akan terus gagal menakuti kita." Sahut Chanyeol, "Apa perlu kuberi rate buruk saat kita sudah sampai?"

"Jangan." Lalu gadis itu meneruskan, "Bukankah rumah hantu ini cukup berkesan? Kurasa ini pertama kali untukmu dan aku melihat hantu yang gagal total."

Chanyeol tertawa, "Ah iya kau benar! Kurasa aku juga perlu berterima kasih untuk itu."

Satu jam setelahnya, mereka putuskan ke taman kota guna menikmati makanan yang mereka beli di food court mall.

Langkah mereka terhenti dan memutuskan untuk berhenti di bangku depannya.

Disitu mereka duduk saling berdampingan, menghabiskan makanan dan membicarakan banyak hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disitu mereka duduk saling berdampingan, menghabiskan makanan dan membicarakan banyak hal. Bahasan soal tiga hari terakhir, hal yang berkesan dan bertukar pendapat soal makanan atau wahana permainan.

Soal pelayanan di hotel, maupun kran yang tidak sengaja di rusakkan Chanyeol di kamar hotel. Pria itu sangat sigap.

Ya, sigap mengelabuhi untuk menghindari ganti rugi. Sehingga saat ia ingin mandi ia menumpang mandi di kamar Hyejin.

Gara-gara kelakuan Chanyeol yang sedikit licik itu, membuat mereka puas tertawa.

Gadis berambut panjang itu menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya.

Seakan berusaha menyerap semua sisa kedamaian di dunia. Tak luput pria di sampingnya mengikutinya.

"Ini sudah hari ketiga. Bagaimana apa kau suka?"

"Aku senang sekali. Terimakasih. Kau?" Balas Hyejin.

"Tujuanku mengajakmu kesini agar kau senang. Jadi-" Chanyeol menyipitkan matanya kemudian telunjuk kanannya menunjuk langit.

Perkataannya terus menggantung, menyisakan keheningan di antara mereka. Gadis itu masih menunggu Chanyeol dengan menatap lekat iris Chanyeol yang tengah memandang ke atas langit.

Tiba-tiba pria Park menolehkan kepala-berganti menatap Hyejin, "Senang."

"Kau selalu membuatku senang dengan semua perlakuan dan perkataanmu, sekarang aku juga akan melakukannya." Balas gadis itu yang disambut tawa pendek oleh Chanyeol.

"Kau setiap hari sudah membuatku senang." Ujar Chanyeol.

Gadis itu hanya tersenyum kemudian menepuk-nepuk kecil lengan kiri Chanyeol.

"Di sampingku sekarang ada seorang guru sma yang aneh. Tertera jelas di jabatannya, matematika. Namun gemar masuk ke ruang musik dan berebut bola dengan muridnya di lapangan sekolah. Entah itu bola basket ataupun bola sepak, ia akan tetap semangat meskipun membuatnya berpeluh dan jas kerjanya sedikit kotor. Seorang guru matematika yang sehat dan di kelilingi banyak fans di kalangan siswi dan guru."

Gadis itu tetap menepuk lengan kiri Chanyeol sembari meneruskan narasinya dengan tersenyum. Sedangkan Chanyeol hanya tersenyum kecil-menyimak dengan mengedarkan pandangannya.

Menyesapi sisa kedamaian senja bersama.

"Park Chanyeol oppa. Seorang guru yang baik dan-ah unik. Dia juga seorang kakak yang penuh semangat dan sedikit pemalu. Dan-"

Gadis itu tersenyum miring, ia menaruk nafas dalam, menutup matanya kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Chanyeol, "Tampan, tinggi, kulit yang begitu membuat iri, penuh dengan pesona. Omonaa Park Chanyeol oppa saranghae!!"

Bentakan yang cukup memekakkan telinga sontak membuat Chanyeol berdiri-sedikit menjauh dengan tatapan membunuh mengarah pada Hyejin

Si tersangka hanya tertawa puas melihat tatapan shock Chanyeol.

"Ya! Membuat bahagia apanya!" Ucapnya tak terima.

Hyejin tertawa puas kemudian menepuk sisi kosong bangku panjang di sampingnya. Chanyeol yang mengerti isyarat itu kembali duduk di samping gadis itu.

Setelah gadis Park menyelesaikan tawa, mereka berdua hanya terdiam. Baik Chanyeol maupun gadis hanya mengedarkan pandangan.







Cup.







Ciuman tipis yang barusaja mendarat di pipinya membuatnya kaget dan mengalihkan irisnya untuk menatap seseorang yang menciumnya tanpa ijin.

Ia menutup bibirnya dengan salah tingkah, sedangkan dengan jail gadis itu tersenyum.

Ia menutup bibirnya dengan salah tingkah, sedangkan dengan jail gadis itu tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sungguh. Aku benar-benar tidak paham denganmu. Tadi kau meneriakiku sekarang malah-"

Chanyeol juga malu untuk mengatakan bahwa gadis itu telah menciumnya, sehingga membuat kalimatnya tergantung.

"Terimakasih untuk semuanya. Park Chanyeol oppa."








ʙʀᴏᴛʜᴇʀ ᴄᴏᴍᴘʟᴇx » ᴄʜᴀɴʏᴇᴏʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang