stargazing

732 114 24
                                    

An: italic=flashback
Happy reading y'all!


Saat irene menutup pintu kamarnya malam itu, jujur saja dia tidak langsung merebahkan diri di kasur empuknya.

Irene membuka jendela pembatas balkon yang, yah... sudah berapa lama dia tak membukanya?

Balkon itu sudah sangat berdebu, irene tidak pernah membukanya sejak 'dia berhenti datang kesini'

"Ya, berdebu sekali disini..."
Ucap Irene lirih, melihat betapa berdebunya balkonnya itu,

Irene pun membersihkan debu disitu, lalu duduk, merenung.

"Kalo bisa putar waktu, gue mau putar waktu ke masa masa itu"
Dan irene pun mulai bernostalagia, kembali ke masa masa putih abu abu nya yang mengandung banyak kenangan.

"Song Mino, bangun lo sapi!"
Irene melempar bantal ke muka yang dikatakan mino 'tampan' itu

"Weh rene jangan ngegas dong lo, masa ganteng dikata sapi"
Balas mino terbangun setelah mendapat pukulan bantal diwajahnya,

"Lo sih, kita udah mau telat tau!"

"Ya gapapa, kalo telat nanti bolos hehe"
Balas mino dengan cengiran yang lebih polos dari sekarang.

"Tabok satu kali lagi ya no?"
Ucap irene yang sudah siap dengan bantal di mukanya

"Eh- ampun rene!"
Terlambat, sebelum mino meminta ampun, irene sudah mengajarnya bertubi tubi dengan bantal.

Irene hanya tertawa mengingat kenangan itu, disaat itu mino masih berada disampingnya pagi, siang dan malam.

Yah sekarang..., mino lebih sibuk mengurusi yang lainnya dan hanya datang saat kondisi seperti ini, mabuk, malam-malam jam 2 pagi.

Irene kembali mengingat masa putih abu abunya itu, dia mengingat memori putih abu abunya disini, di balkon ini.

"Rene, coba lo liat deh bintangnya bagus ya"
Ucap pemuda itu dengan telunjuk mengarah ke langit

"Apaan sih no, ini kan kota bintang aja cuma satu dua keliatan, ya biasa aja keles"

"Justru itu,"
Ucap pemuda itu dengan lantang, bersemangat.

"Apaan?"
Tanya irene bingung dengan semangat mengebu-ngebu pemuda itu.

"Kita jadiin bintang ini goal kita rene, nanti pas kita sudah besar, sudah kerja kita harus liat bintang banyak samaan"

"Jadi maksud lo kita pergi liburan ngeliat bintang nanti kalo sudah kerja?"

"Ngga rene, gue gamau pas liburan kita ngeliatnya"

"Ya terus kapan?"

"Pas kita sukses bangun rumah tangga berdua rene,hehe"

"Bacot lo song mino, pacar aja masih gonta ganti"
Ucap irene mencubit lengan mino,

"Sakit ih rene, jangan jahat sama orang ganteng dong"

"Biarin, dasar item!"

"Cokelat elah rene,"

"Bodo!"
Irene pun mengalihkan pandangannya,  dia tidak mau mino tau bahwa gombalan sematanya itu mampu membuat pipinya bersemu merah.

Sudah berapa lama mino tidak mengajaknya stargazing di balkon ini dan membicarakan hal-hal konyol dan impiannya itu?

Entahlah, mungkin sekitar 3 tahun. Sejak mino masuk kuliah, dia makin sibuk. Sibuk gonta ganti cewe, maksudnya.

Seakan-akan mino lupa dengan irene, mino lebih memilih mengajak pacar-pacarnya ngedate ketimbang menghabiskan waktu bersama irene.

Irene kesal dengan mino, irene ingin menjauhinya, bersikap jahat padanya, but when he came so vulnerable, she couldn't do it.

"Gue kangen stargazing gini bareng lo no, gue kangen lo yang dulu"
Ucap irene tertawa renyah mengingat masa-masa itu.

"Omongan lo emang konyol, mau ngeliat bintang samaan pas rumah tangga sukses sama gue lagi, hahaha, ampas lu no"

"Terus lo kapan wujudinnya no, kapan lo mau ajak gue ngeliat bintang itu?"
Airmata mulai bergulir di pipi mulusnya irene,

"Serius kesatu cewe aja gabisa, bego banget gue dulu percaya lo"

"Gue kira lo bisa berubah, dan serius sama perkataan lo yang satu itu aja"

"Mimpi gue ketinggian ya no? Mana bisa lo serius, Ah i hate you so fucking much song mino"
Kini airmata irene makin deras, satu demi satu butir airmata bergulir membasahi wajahnya.

"Atau mungkin guenya aja yang terlalu berharap ya? Yakali lo sayang sama gue, apalagi...

As always i'm just your rest stop, right mino?"


Sorry kalo part ini cringy ato ga bagus lah ya,

Next or nay nih?


(not) your rest stop; mino × irene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang