Perbanyak amal dengan vote dan comment ;).
Ingat, typo sebagian dari proses memperindah fanfic ini >o<
**
Hana POV
Si sialan itu akan tau akibatnya.
ku langkahkan kakiku secepat yang aku bisa ke arah jejeran mobil yang tertata rapi diparkiran gedung ini. Kutoleh kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang yang tau tindakan jahat apa yang akan kulakukan. Ralat, maksudku tindakan terpuji.
Dan waw itu dia mobil hitam milik si brengsek, jika kalian tanya apa yang aku lakukan jawabannya kalian pikir sendiri.
"mampus kau brengsek" senyum puas mengembang diwajahku, aku benar-benar senang setelah menusuk ban mobil milik si bejat itu dengan paku yang panjang.
Ini balasan mempermainkanku bodoh.
.
.
.
Aku terus melangkah menjauhi arena parkir dan bergegas ke arah BMW hitam classik yang telah setia menungguku.
"mari nona" kata park ajussi sopir pribadiku, lalu membukakan pintu belakang mobil kepadaku. Well, inilah layanan untuk orang kaya.
Aku menatap cendela di sisi kiri mobilku, yang langsung menampilkan udara yang sangat terik. Pantas saja ini memang sedang musim panas, tampak juga beberapa orang yang berlalu lalang membawa kipas atau sekedar secup ice untuk mendinginkan tubuh.
Sorot mataku langsung teralihkan menatap seorang pria yang sendang duduk di halte tak jauh dari sekolah.
Dia menutup matanya lalu memakai eirphonnya, sesekali mengumam lucu mengikuti alunan musik. aku tersenyum kecil, lalu menyuruh park ajussi menepikan mobilnya.
"Ya! jaewan-ah! Mau kuantar!" teriakku yang refleks langsung membuatnya terkaget, dan jangan lupakan wajah bingung campur kaget lucunya.
"mau tidak?" dengusku.
"boleh?" tanyanya malu-malu, menatapku dengan tatapan berharap, dasar.
"kalau tak boleh tak akan kutawarkan kim jaewan, kalau kau tak mau ya sudah"
"ehh... tunggu dulu, aku mau" potongnya cepat, aku terkekeh dia benar-benar membuatku terhibur. Dia segera masuk ke mobil dengan tergesa-gesa lalu memberikan senyum terbaiknya padaku.
"katakan sejak kapan" dahiku berkerut, menatapnya dengan berbagai pertanyaan. Sementara dia memasang cengirannya.
"apanya?" Aku tetap menatapnya santai lalu segera mungkin menyuruh ajussi menjalankan mobilnya.
"kau mencintaiku" cerocosnya yang langsung membuatku memukul kepalanya sekeras yang aku bisa. dan itu cukup membuatnya meringis kesakitan, Ayolah apakah dia benar-benar gila.
"Otakmu geser?" Decakku kemudian menatapnya dengan raut kesal, dia menggaruk tengkuknya lalu berdehem.
"habisnya kau sangat baik padaku" ucapnya asal sambil mengerucutkan mulutnya. oke satu hal yang aku pelajari darinya, walaupun wajahmu pas-pasan yakinlah kau bisa membuat tergila-gila seseorang. Hool dia bahkan tak pernah terlintas di dalam pikiranku.
"dengar ya, aku mengantarmu karna sepertinya kau sedang menunggu bus jadi jangan berfikir macam-macam atau kau akan menyesal"
**
Autor POV
Pria itu tersenyum getir, begitu sakit baginya mengingat-ngingat memori yang sekarang sedang berputar liar di dalam pikirannya.
YOU ARE READING
BECAUSE I'M BAD GIRL
FanfictionAku bukan gadis baik, aku tau itu. begitu pula dengan dirimu, kau juga bukan pria baik, bukankah itu bagus? kita bisa memainkan permainan ini lalu melihat siapa yang tertawa diakhir. Kita bisa saling menghancurkan dan menyakiti, tak masalah. kau sen...