Shut-Up!! Part 61

1.3K 51 1
                                    

" shilla.. shilla..." ucap cakka panik, ia masih menggendong carol yang kini nampak ketakutan melihat banyak darah yang membasahi tubuh shilla.

" shilla..." ucap ify pelan, dengan cepat ia mengalihkan pandangannya dari shilla, diedarkan matanya ke seluruh penjuru bougenvile house, sampai akhirnya matanya tertuju tepat ke arah sudut teras di sebuah ruangan di lantai atas bougenvile. Ify melirik patton, patton ternyata juga menatap tempat yang sama seperti yang ditatap ify.

" alvin, jaga lysa sebentar" ify langsung menyerahkan alvin pada lysa. Ia tak akan membiarkan penyusup itu lepas dari genggamannya.

" tapi, fy... IFY...."teriak alvin saat melihat ify dan patton berlari memasuki bougenvile house lagi. Ify berlari cepat menaiki tangga bersama patton, sesampainya diatas dilihatnya seseorang berjaket hitam menggunakan topi sedang berusaha kabur. Adegan kejar-kejaran dan tembak-menembak pun terjadi, ify berhasil mengenai kaki pria berjaket hitam tersebut. Sampai akhirnya patton kini berhasil meringkusnya.

" siapa yang nyuruh lo nembak phoenix? Katakan.." ucap ify tajam sambil mencengkram kerah penyusup itu, penyusup itu tak bisa lagi berkutik dengan keadaan kakinya yang tertembak dan kini patton memegang kedua tangannya kebelakang.

" SIAPA??!!!"teriak ify saat dirinya kini tak bisa lagi mengontrol amarahnya, matanya sudah semerah bata melihat orang yang telah menembak sahabatnya dengan cara licik.

" Gi.. Gita..." Ucap penyusup itu terbata-bata seakan ia tahu, kali ini ia tak mungkin lolos. Seorang Brain bisa melakukan apapun terhadapnya. Ify begitu terkejut mendengar nama gita, tapi ia tah waktunya tidak banyak ia harus segera menyusul cakka dan alvin yang pasti sekarang sedang membawa shilla ke rumah sakit.

" BUGH..."sebuah tonjokan kini tepat melayang di wajah penyusup itu.

" lo jadi orang pertama yang harus merasakan lagi bagaimana kekejaman brain setelah 7 tahun berlalu" ucap ify menatap penyusup itu sinis. Ify melirik ke arah patton dan menatapnya, lalu membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan patton serta penyusup itu. Tak lebih dari sudah 10 kali ify melangkah terdengar suara tembakan dari belakang, ify tersenyum sinis sambil melanjutkan langkahnya lagi.

" see you in the hell" ucapan seorang gadis yang mengaku aren itu kini terngiang di memorinya. Ya gadis itu gita. Ify kini semakin jelas menyadari gita dan sion memang sumber utama masalah mereka. Begitu banyak benci dan dendam diantara mereka, meski waktu telah bergulir begitu lama. Hanya kematian yang bisa menghapusnya. Ify kini tak lagi takut menghadapi siapapun yanng berani menyalakan bendera pertikaian dengannya, terlebih jika mereka menggunakan cara-cara licik seperti mengincar seorang anak kecil seperti stevent dan menembak shilla secara diam-diam. Mereka tak lebih dari sekedar pengecut.

" gita.. sion.. baik, ayo kita masuk neraka bersama-sama"ucap brain. Ya, kini ia bukan lagi ify, situasi ini membuatnya menjelma 100% masuk sebagai pribadi seorang brain tak ada lagi seorang Allysa Saufika Umari atau ify didirinya. Untuk menghadapi semua yang terjadi seorang ify tidak dibutuhkan!

@ Rumah sakit

Akhirnya mobil gabriel dan rio telah sampai di rumah sakit, agni pun turun sambil menyeret sion palsu yang kini tidak dapat berkutik itu, sementara rio juga turun dan langsung menghampiri mobil gabriel. Stevent masih pingsan pangkuan sivia yang duduk di jok depan, sementara iel seperti mulai merasakan sakit yang amat sangat dikepalanya.

" bawa stevent ke dalam via.." ucap iel pelan menatap sivia, sementara iel masih mencoba menahan semua rasa sakitnya dengan menggenggam erat setir mobil.

" iel, kamu gak apa-apa? Iel?" ucap sivia khawatir melihat kondisi suaminya kini.

" aku gak apa-apa, cepet via bawa anak kita ke dalam, selamatkan dia, bruukkk" seketika iel pun akhirnya tumbang juga, ia kini pingsan di dalam mobil.

SHUT-UP!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang