Lelaki itu tersenyum sambil menaikkan kupluk mantelku lalu menarik diriku pergi dari lokasi yang tak seharusnya seseorang berdiri disana. Di hari dengan cuaca ekstrim. Terlebih aku mengenakan pakaian yang tak seharusnya dipakai saat musim dingin tiba.

Aku melewatkan satu hal fakta tentangku. Bahwa aku Pengidap penyakit CIPA. Sebuah penyakit yang tidak dapat merasakan rasa sakit dan suhu.

Mengapa aku bisa melakukan hal gila saat salju sedang turun? Minus beberapa derajat.

Hari ini, Aku mendapat kabar yang semakin menambah dan membuka kembali daftar-daftar riwayat menyedihkanku.

Teman dekat yang baru kumiliki, mendadak dikabarkan tewas bunuh diri. Diperkirakan telah melompat jatuh dari ketinggian gedung kampus tempatku melanjutkan program studi.

Kabar kematian itu menyeret namaku dan meninggalkan misteri. Dia tewas bunuh diri secara tak wajar. Tidak ada tanda-tanda memiliki masalah hubungan status, keluarga, maupun pendidikan.

Meninggalnya dia juga tepat di hari ulang tahunku di tahun yang berbeda.

Ini tidak adil, bukan?

Apa ulang tahunku membawa sial?

Dan memang seharusnya aku tidak dilahirkan ke dunia 'kan?

Tekanan batin itu terasa kembali sehingga aku kabur ke jalanan untuk menghirup udara segar.

Apakah kau tertarik membaca ceritaku?

Tolong aku.

Aku butuh teman.

Untuk membentengi diriku dari masalah-masalah yang seharusnya tak ingin kumiliki.

***

Tahun telah berganti...

Langkah demi langkah jalannya dituntun oleh seorang pria yang memaksa ingin mengajaknta pergi.

"Kau boleh membuka kain penutupnya,"

ucap Jeon Jungkook bernada ceria, Ia membantu melepaskan ikatan.

"KEJUTAN!" teriak semua orang dengan senyuman yang mengembang.

Najel mengerjapkan matanya beberapa kali saat memandang banyak lelaki bertopi kerucut dihadapannya. Mereka memegang balon, kue, sebuah boneka dan seseorang yang meniup terompet kecil.

Semua berwajah ceria.

Namun tidak bagi dirinya. Tetap dengan ekspresi yang sama. Ekspresi yang membuat senyum ceria semua orang perlahan mulai pudar.

"Ayo pulang," ajak Najel kepada Jungkook sebelum meninggalkan lokasi itu lebih dulu.

Seorang pria berkulit seputih susu menghempaskan topinya ke lantai sebelum menjatuhkan tubuhnya ke sebuah sofa.

"Bukankah sudah kukatakan, kalau merayakan hari ulang tahunnya adalah ide yang buruk?"

Semua diam mendengar ucapan itu. Dia memang benar.

Beberapa detik setelahnya, Jungkook pergi meninggalkan lokasi untuk menyusul kepergian Najel.

Sedangkan Hoseok kembali memadamkan lilin berkarakter pria salju di atas kue ultah yang ia pegang. Tak berniat menanggapi komentar.

Yoongi memandang Jimin dan menunjuk lelaki itu.

"Kau membuang-buang waktu kita."

"Harusnya ini reuni yang menyenangkan," sahut Jimin.

Yoongi menyeringai, dikeluarkannya sebatang rokok dari kotak di saku bajunya itu sambil berkata. "Berapa kali aku harus mengulang kata-kataku? Kalau dia memang tidak ingin mengadakan pesta perayaan ulang tahunnya sendiri. Itu menyakitkan dirinya sendiri, bodoh!"

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang