18. Pura-pura sakit

1.6K 138 24
                                    

Vote sebelum baca!

"Kalem daks, aing mau beli pom bensin dulu. Bensin aing abis." - temen awtor

^turunan Amin Richman. Bensin abis, pom bensin nya dibeli.
#savage #terlalutajir

🌹

"Assalamu'alaikum ukhti," canda Gery kepada Dean dan Akmar yang sedang mabar ml dipojok kelas.

"Tumben datang pagi lo, Fer."

"Lo typo ngomong ya, Mar? Gue Gery, bukan Fery."

"Yeu, pede banget lu bangkong, orang gue manggil lo wafer!"

"Ketularan si Dean ya lu, tukang mlesetin nama orang! Udah kece-kece nama gue Gery, malah dipanggil wafer."

"Gery wafer saluuuttt~ imudhhh~" ledek Akmar sambil manyun-manyun.

Dean hanya tertawa melihat kelakuan kedua temannya tersebut.

"Kantin, yuk! Gue belum sarapan, yeuh." rengek Gery.

"Traktir tapi," ucap Dean.

"Iya, ntar gue traktir lo berdua. Satu cup yourti!"

"Apaan yourti, pengen pulpy gue." protes Akmar.

"Tekor atuh aing!" gerutu Gery.

Akmar dan Dean cekikikan, selesai mabar mereka pun pergi ke kantin. Menemani Gery yang lahap menyantap bubur Mang Koko.

"Laper lu?" tanya Dean.

"Cicing siah!" ucap Gery galak.

Cicing is diam oghay.

"Gimana hubungan lo sama Sabil?" tanya Akmar.

"Memburuk," Dean tiba-tiba murung. "Lo kan jago ngegaet cewek nih, Mar. Bantuin gue, kek."

"Gimana, ya. Menurut gue si Sabil orangnya susah luluh, susah baper. Upnor banget." Akmar menopang dagu nya, "tapi gue punya satu ide terakhir, kalo ini nggak berhasil. Gue angkat tangan dah."

"Ide apa?"

"Ya, ide ini mungkin nggak bisa bikin Sabil nerima lo, tapi seenggaknya, dengan ini lo bisa tau ... dia sebenernya masih sayang sama lo atau nggak."

"Yaudah, buruan apaan idenya."

"Lo pura-pura sakit parah."

"Sinting! Kalo aing beneran gering gimana ai sia!"

Trans; kalo gue beneran sakit gimana lu teh!

"Tapi dengan ini lo tau, kalo dia khawatir berarti dia sayang, kalo dia bodo amat, lo harus mundur bro!"

Dean nampak berpikir keras, sekeras anu. Gery culang-cileng nggak tentu.

"Gimana?" tanya Akmar sekali lagi.

"Oke, tapi gue harus kompromi sama adik tiri gue."

"Emangnya si Valdo bakalan mau?"

"Dia udah waras percayalah."

Akmar pun mengangguk, mission started.

🌹

Dean sedang berjalan menuju ruangan ayahnya, namun tanpa sengaja matanya menangkap Atha. Atha nampak berjalan menuju pintu keluar rumah sakit.

"Atha!" seru Dean, Atha pun menoleh kearah Dean dengan senyum khasnya.

"Ketemu mulu kita, udah jodoh jadi rival kali ya." gurau Atha.

Kamu akan menyukai ini

          

"Lo kok sering banget kesini? Keluarga lo ada yang dirawat?" tanya Dean penasaran, karna tiap kali ia mengunjungi ayahnya, tak jarang ia melihat Atha berkeliaran di rumah sakit.

"Gue kan pemilik rumah sakit ini," ucap Atha enteng, membuat Dean tercengang menatapnya.

"Nggak lah! Sini gue kasih tau." Atha mendekatkan tubuhnya pada Dean. "Sebenernya, gue punya hubungan spesial sama salah satu suster dirumah sakit ini. HEHEHE."

Dean kesal rasanya, namun sekarang ia tahu kenapa Sabil sulit melupakan Atha. Alasannya adalah lelaki ini begitu hangat dan menyenangkan.

"Bisa aja lo," jawab Dean sambil tertawa renyah.

"Yaudah, gue duluan ya! Get Well's buat bokap lo!"

Dean mengangguk, Atha pun berjalan pergi namun setelah 3 langkah ia berbalik. "Jangan kasih tau Sabil, ya. Kalo misalnya gue punya selingkuhan di rumah sakit ini!" ucapnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya, membentuk sebuah cerobong.

🌹

"SABIL!" Sabil menoleh ketika dua orang lelaki memanggilnya dengan wajah panik. Sabil pun menghampiri kedua orang tersebut yang nampak tergesa-gesa.

"Ada apa? Kalian siapa?"

"Gue Akmar, dan yang mukanya rada cilepeng ini Gery." ucap Akmar yang membuat Gery melotot menatapnya. "Kita temen Dean."

Mendengar kata Dean, wajah Sabil mendadak kaku. "Ada perlu apa?"

"Dean sakit!"

"Sakit?"

"Kakinya patah! Gak bisa gerak sama sekali, terus dia demam tinggiiii banget! Dan dia suka ngigo-ngigo nyebut nama 'Sabil.. Sabil..' udah kayak arwah yang bangkit dari kubur! Terus dia suka kejang tiba-tiba sambil joget Harlem Shake!" ucap Gery dengan heboh dan ngerap.

Sabil menakutkan kedua alisnya bingung, "lo bisa gak sih ngejelasinnya yang simple aja gitu "

"Dean sakit parah, dan kita butuh bantuan lo." ucap Akmar penuh harap.

"Dean dimana sekarang?"

Bagus! Akmar bersorak dalam hati melihat reaksi khawatir yang ditunjukkan Sabil.

"Dirumahnya, kalo nggak keberatan, gue harap lo mau ikut sama kita sekarang!"

Sabil mengangguk, setuju.

"Et! Et! Et!" Atha menahan tangan Sabil dari belakang. "Kalian mau nyulik mantan gue ya?" hardik Atha.

Gery dan Akmar mengerutkan dahinya, "lo siapa?"

"Gue nggak akan ngebiarin kalian nyulik dia pake mobil ini!"

"Tha,"

"Diem, tan!"

"Terus mau lo apa?"

"Gue ikut!"

Gawat! Akmar dan Gery saling lirik. Namun akhirnya mereka mengiyakan, karna... mau gimana lagi?

Sabil dan Atha duduk dibelakang, sedangkan Gery dan Akmar memantau mereka dari depan. Atha melirik ke arah Sabil, dari tadi Sabil meremas tangannya yang mulai berkeringat. Atha pun meraih tangan Sabil lalu menggenggamnya.

DeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang