•°•Happy Reading•°•
Seorang pria dengan kursi rodanya tampak memegang sebuah buku, itu adalah album foto yang sangat besar. Dibukanya satu persatu lembaran album itu, dan ia melihat foto wanita yang selama ini ia rindukan. Kecelakaan itu membuatnya kehilangan semuanya.
Saat ini ia bahkan tidak bisa berbuat apa-apa, kecelakaan itu membuat kelumpuhan total di kaki kanannya, hidupnya kini hanya bergantung dengan kursi roda.
Dulu saat ia masih bersama dengan Alesha, ia merasa sangat bahagia dalam melakukan hal apapun, bahkan hal gila sekalipun. Mungkin sekarang Alesha tidak mengenalnya lagi, pria itu mendapat info kalau Alesha mengalami kebutaan di matanya juga kehilangan ingatannya.
"Leon." panggil sebuah suara dibalik pintu kamarnya. Gadis bertubuh langsing, berkulit sawo matang itu mendekati Leon yang sedang menatap jendela dan tidak lagi terfokus pada album foto.
"Terus saja kau memandangi jendela itu sampai tua. Percuma, itu tidak akan merubah segalanya." ucap Sharon yang berdiri di belakang Leon.
"Aku benci keadaan seperti ini, aku benci menjadi pria lemah seperti ini, aku benci." Ucap Leon sambil memukul tubuhnya sendiri.
"Stop! Jangan lakukan itu." ucap Sharon lalu memeluk tubuh Leon.
"Kenapa, kau merendahkan ku, kau ingin menghina ku?"
"Aku tidak seburuk apa yang kau fikirkan Leon, aku justru ingin memberi tahu dimana Alesha berada."
Leon menggerakan kursi rodanya lalu menatap Sharon yang berdiri menjulang di depannya. "Dimana dia?" Tanyanya.
"Setelah kecelakaan itu terjadi, Alesha mengalami koma begitupula denganmu. Ayahmu memilih untuk memindahkan mu menjalani pengobatan di Jepang. Tiga bulan kemudian, Alesha telah tersadar dari komanya dan ia—" belum selesai Sharon bercerita, Leon sudah memotong pembicaraanya.
"Penjelasanmu bertele-tele, aku sudah mengetahui itu. Katakan dimana Alesha berada?"
"Jika aku katakan dimana dia, kau juga tidak akan bisa menemuinya bukan? Ingat, kau sudah tidak bisa apa-apa, bahkan berjalan saja kau sangat sulit."
Leon menghembuskan nafas panjang. Benar juga apa yang dikatakan Sharon kepadanya. Bagaimana ia bisa menemui Alesha dengan keadaan cacat seperti ini? Tapi ia ingin sekali mengetahui bagaimana kondisi Alesha sekarang.
"Kau dengarkan aku, maaf jika perkataan ku membuat luka dihati mu." lanjut Sharon.
"Aku hanya ingin mengetahui dimana dia dan bagaimana kondisinya sekarang? Dia kekasih ku yang sangat aku cintai."Ucapan Leon membuat Sharon memejamkan matanya lalu gadis itu berucap kembali. "Alesha baik-baik saja, ia sudah menikah dengan Rafael Ferdinan, pewaris tunggal Ferdinan group."
Seketika ada ribuan pisau yang menancap di hati Leon setelah mendengar perkataan Sharon. "Tidak mungkin, kau pasti membohongi ku. Alesha tidak mungkin seperti itu."
"Kau mau percaya atau tidak, ini memang kenyataannya. Leon aku mohon, kau harus bisa menerima ini. Alesha tidak ingat padamu, jadi mulai sekarang kau lupakan saja dia."
Leon melempar albun foto yang berada di pangkuannya ke lantai. "Tidak mungkin Alesha seperti itu." mata Leon berkaca-kaca sambil menarik rambutnya.
"Astaga Leon hentikan! Kau bisa melukai dirimu sendiri."ucap Sharon lalu memeluk Leon erat.
"Aku benci dengan keadaan ini!"
***
"Segar sekali rasanya jalan-jalan seperti ini walaupun aku tidak bisa melihat." ucap Alesha kepada Lena.
"Iya nona, tuan Rafael membuat sebagaian perkarangan mansionnya untuk membuat taman dan kolam renang, saya percaya tuan Rafael pasti akan membantu nona untuk melihat kembali."
Lena membantu Alesha untuk duduk di dekat kolan renang yang dipadukan dengan pohon-pohon kecil di sisinya. Kolam renang ini sangat luas dengan aksen-aksen yang begitu indah serta pemandangan yang begitu luar biasa. Andai saja Alesha bisa melihat, mungkin ia tidak pernah bosan jika berada disini.
Lena melihat dari kejauhan, tampaknya Maura berjalan kearahnya segera ia membisikan sesuatu pada Alesha.
"Kau sedang apa dengan gadis buta ini?" ucap Maura dengan sikap sombongnya.
"Kami sedang berjalan-jalan nyonya, itu baik untuk kondisi kesehatan nona Alesha." ucap Lena setengah menunduk.
"Aku tidak peduli. Mau dia sakit, sehat atau sekarat aku tidak akan peduli. Aku cuma ingin mengatakan pada gadis buta ini, jauhkan anak ku. Kau hanya gadis buta yang tidak tahu diri, kau tidak bisa melakukan apa-apa, dan sepertinya kau juga tidak pandai dalam urusan ranjang."
"Kau dengar?" tanya Maura sambil menarik keras rambut Alesha.
Lena sangat kesal melihat perbuatan Maura, ingin rasanya ia mendorong Maura ke dalam kolam. "Nyonya hentikan, Nona Alesha kesakitan."
"Diam! Selain buta kau juga tuli ya? Kau dengar apa yang aku katakan tadi hah?"
Alesha hanya bisa menangis, selain sakit fisik ia juga sakit hati. Seketika ia langsung menganggukan kepalanya pelan.
"Beruntunglah jika kau buta, kau jadi tidak bisa melihat pria dan wanita yang baru saja masuk ke villa itu! Selamat menikmati hari mu gadis buta." setelah Maura pergi, Alesha kemudian menghapus air matanya yang membasahi wajahnya.
"Apa yang dikatakannya tadi? Siapa yang dia maksud Lena?" tanya Alesha kepada Lena yang masih diam terpaku.
"Itu..."
"Katakan!"
"Tuan Rafael dan nona Laudia."
"Siapa, Laudia?"
"Dia-dia dulu adalah kekasih tuan Rafael."
Alesha memejamkan matanya sesaat. "Dan apa maksud nya tadi, villa?"
"Nona maaf aku tidak bermaksud untuk menyakiti perasaanmu, tuan Rafael memang membangun villa berlantai dua didekatmasion ini. Dan villa itu sering digunakan untuk tuan Rafael bersama dengan nona Laudia." Ucap Lena, ia sebenarnya tidak tega untuk berbicara ini pada Alesha, tapi wanita itu memintannya untuk jujur.
Alesha hanya bisa diam, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk saat ini.
***
TBC
Don't forget for Vote and Comment.
😍Dukung selalu aku ya dalam cerita ini :')
Dukungan kalian, akan membuat aku semangat nulisnya, Hehe~•• 🌸
Dan kalian juga bisa kunjungi aku di Instagram @yolan_dtaSalam manis
Author :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Jerk
Romance(18+) Alesha Geraldyn, Hidupnya menjadi tersiksa setelah sadar dari koma selama hampir sembilan bulan. Hidupnya tak seperti dulu, gadis bar-bar yang manja dan hanya bisa berfoya-foya menghabiskan uang orangtuannya. Tragedi kecelakaan membuat diriny...