7. Tak Percaya

6.7K 230 2
                                    

Adlan memandang gadis dihadapannya yang terus menerus celoteh panjang lebar dengan pandangan bosan.

Gadis dihadapannya yang tak lain adalah Athala terus nyeloteh panjang lebar mengenai ponsel barunya.

"Eh, Adlan ini gimana sih cara mainin nya? Aku gak ngerti. "Athala menyodorkan ponsel yang baru saja ia keluarkan dari kotaknya itu kepada Adlan yang mendengus.

"Nanti aja sih, lo gak sabaran banget. Mending habisin dulu tuh makanan lo, "kata Adlan menunjuk makanan Athala yang belum tersentuh sedikit pun.

Athala melirik makanannya dengan wajah cemberut. "Ish, aku gak sabar tau mainin ini. "

"Ya nanti aja, kita masih di mall juga. "

"Ah, kamu baik banget ya! Kenapa kamu mau beliin aku ini ya? Jarang loh ada orang baik kayak kamu. Hehehe, "ucap gadis itu terkekeh pelan.

"Bacot lo ya! "Ujar Adlan kesal melihat Athala yang tidak berhenti nyerocos sejak ponsel itu sudah ada ditangannya.

Saat Athala ingin bersuara Adlan langsung memotongnya. "Cepet makan! Kalau lo belum makan juga gue kembaliin tuh hp ke penjualnya terus lo gue tinggalin! "Ancam Adlan dengan tatapan tajam.

Athala semakin cemberut mendengarnya. "Ish kamu galak banget! Suka banget ngancam aku... "

"Ya makanya jangan banyak bacot! "Kata Adlan galak.

"Iya iya, ish gak nyantai banget jadi cowok! "Kata Athala merenggut kesal.

Gadis itu mulai memakan dengan tak santai. Ia memotong steak itu dengan ganas sehingga menghasilkan bunyi dentingan piring dan pisau.

"Emangnya gak bisa makannya biasa aja?! "Tanya Adlan menatap Athala geram.

Athala mengacungkan pisau untuk memotong daging steak itu kepada Adlan yang dibalas lelaki itu dengan menaikkan sebelah alis.

"Kamu sendiri kan yang minta aku cepet cepet makan! "Ujar Athala.

"Iya, tapi itu motongnya biasa aja. Lo keliatan kayak gak pernah makan steak tau nggak?! "Tutur Adlan.

"Ish, biarin aja sih. Emangnya kamu pikir aku peduli apa kata orang tentang aku? Enggak sama sekali! "Kata Athala kembali memakan daging steak dengan ganas.

"Dasar aneh! Heran g--"

Athala buru buru memotong dan menatap Adlan galak. "Diem! "Katanya penuh penekanan.

Adlan menatap Athala kesal. Bisa bisanya Athala bertingkah seperti itu kepadanya, andai saja Athala adalah sebuah botol minuman, mungkin ia sudah meremasnya lalu membuangnya ke tong sampah saking kesalnya.

"Eh, Adlan. Memangnya orangtua kamu gak marah ya kalau kamu hambur hamburin uang kayak gini? "Tanya Athala sambil memasukkan potongan terakhir ke dalam mulutnya.

Adlan sendiri sudah selesai makan dari tadi.

Lelaki itu menjawab, justru sibuk memainkan ponselnya.

"Ish, Adlan! Jawab dong, main hp nya nanti aja. "Gadis itu menarik narik lengan baju Adlan.

Adlan melotot kearah Athala. "Jangan tarik tarik, "ketus Adlan menepis tangan Athala yang dibalas gadis itu dengan cengiran.

"Abisnya aku nanya malah dikacangin, sakit tau nggak?! "Ucap Athala dengan nada dramatis.

Adlan memandang jijik. "Sumpah ya lo bacot banget! "Ketus Adlan.

"Biarin. Yang penting aku senang, memangnya kamu marah marah mulu. "

"Siapa yang marah marah coba? "Tanya Adlan heran.

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang