"Karena jatuh cinta, adalah hal yang tak bisa dipungkiri oleh siapapun."
❤Adelia Fredella Elfared❤
**NOT FACE**
"Iyadah iya, JOMBLO." Maaf Adelia kembali meledek.
❤❤❤
"Auah, terang." ucapnya sambil memutar bola matanya.
"Gelap sih, udah sore ini. Kalo siang terang, kayak palanya si botak!" ucap Adelia tertawa terbahak-bahak.
"Hem," jawabnya singkat, sok marah padahal enggak bisa bikin ekspresi marah.
"Yodah, duluan ya!" pamit Adelia sambil melambaikan tangannya, "No baper-baper club ya!" lanjutnya tersenyum miring.
Vica hanya tersenyum mendengar candaan Adelia, ia mulai berjalan menuju jalan raya yang tak jauh dari gang sekolahnya itu. Setelah lama ia menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai di depan jalan tersebut.
Ia melambaikan tangannya, untuk memberi aba-aba kepada supir angkot yang sedang berlalu lalang di jalan raya tersebut. Setelah lama ia memberhentikkan angkot yang lewat, akhirnya ia menaiki angkot yang cukup penuh itu.
'Akhirnya' Ia bernapas lega.
Rumah Adelia.
Krek
Adelia merebahkan tubuhnya di kasur, ia merasa sangat kelelahan dan juga merasa lapar.
'Mampir di cafe Pak Syam ah, udah lama gak mampir.' batin Adelia sambil melihat langit-langit kamarnya.
Adelia segera bangkit dari kasurnya, lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tak sampai 20 menit Adelia akhirnya selesai membersihkan diri. Adelia segera berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil sebuah kaus dan celana jeans.
Tanpa ia sadari waktu sudah menunjukkan jam 17.00 WIB. Adelia segera berangkat menuju kedai kopi Pak Syam, yang akrab disebut coffe. Seperti biasa, Adelia menggunakan sepeda kesayangannya sebagai transportasi untuk pergi ke kedai kopi itu.
Setelah beberapa lama Adelia menyusuri kota yang indah ditambah udara yang sangat sejuk. Adelia akhirnya sampai di kedai kopi Pak Syam.
Krek.
"Wah, ada Adel," sambut Syam sangat bersemangat. "Sombong ya, udah jarang mampir. Gak kangen nih?" tanyanya sambil terkekeh.
"Ah, kangen banget dong! Dari kemarin tugas banyak banget jadi belom bisa mampir, ini juga gak lama cuma iseng doang. Soalnya besok ada acara dari sekolah, jadi gak bisa lama-lama deh," jawab Adelia sedikit bingung akan pertanyaannya.
"Yah, kirain bakal mampir lama." ucap Syam sambil membuat secangkir kopi, tentu saja kopi dengan es kesukaan Adelia.
"Hehe, nanti deh kapan-kapan." jawab Adelia hanya mengiyakan.
"Nih kopinya diminum," ucap Syam seraya memberikan secangkir kopi dingin kesukaan Adelia.
Tanpa basa-basi Adelia langsung meminum kopi yang dingin itu. Beberapa menit sudah berlalu, tapi mereka belum memulai obrolan apapun. Hingga akhirnya Adelia memulai percakapan.
"Pak Syam, sekarang kedainya udah sukses ya!" puji Adelia bersemangat.
"Ah, bisa aja kamu." jawabnya sambil tertawa kecil
"Jadi kangen sama awal adanya kedai ini, aku masih inget, setiap hari aku ke kedai ini cuma buat curhat, ngobrol, dan meminum kopi ini." Adelia terkekeh mengingatnya sementara Syam hanya tersenyum, senyum yang sangat menyejukkan, senyum yang tulus.
"Inget aja kamu, Bapak aja udah agak lupa lho. Oh iya, Bapak mau kasih sesuatu buat kamu," ucapnya membuat Adelia sangat penasaran.
"Apa?" tanya Adelia sangat penasaran.
"Tunggu di sini," ucapnya sambil berjalan menuju salah satu pintu yang ada di kedainya.
"Baiklah Del, biar ku ceritakan." ucapnya tersenyum ramah, "Dulu, orang tuamu pernah menitipkan sebuah surat padaku. Kurasa, sekarang adalah saat yang tepat untuk memberikan surat ini kepadamu. Ambillah,"
Adelia terdiam, ia masih membeku melihat sepucuk surat yang sudah dipenuhi debu itu.
"Eem, baiklah." jawab Adelia sambil mengambil kertas tersebut.
Ia membacanya dengan sangat teliti, hingga tak terasa setetes air mata mengalir dikedua pipinya. Kini Adelia tak bisa menahan tangis lagi, meskipun isi surat itu hanya surat biasa. Ia tetap bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya.
"Sudahlah, jangan menangis Del." Syam mengelus-elus kepala Adelia.
"I-iya." jawab Adelia gagap karena menahan tangisannya.
"Ya sudah, cepat habiskan minumnya." ucapnya tersenyum.
❤❤❤
"Pak, Adel pamit dulu ya!" ucap Adelia sambil berdiri dari posisi duduknya.
"Cepet banget. Baru juga sampe Del," jawab Syam sedikit mengeluh.
"Kapan-kapan deh, soalnya besok ada acara Pak." jawab Adelia tertawa kecil.
"Bener ya?" tanya Syam masih tak percaya.
"Iya, yaudah deh pamit dulu ya." ucap Adelia sambil membuka pintu kedai tersebut.
"Iya. Hati-hati ya!" titahnya sambil melambaikan tangan.
Adelia mulai menaiki sepedanya, dan bergegas pulang ke rumahnya. Setelah beberapa menit akhirnya ia sampai di depan rumahnya. Adelia langsung memarkirkan sepedanya di halaman belakang. Ia memilih tidur lebih cepat hari ini, dikarenakan besok ia dijadwalkan untuk mengawasi adik kelasnya di jam-jam malam.
20.30 WIB.
Krek.
Adelia merebahkan tubuhnya di atas kasur, sebelum memejamkan matanya ia memeriksa handphonenya yang sedari tadi terus berbunyi.
Line
11-IPA1💃 (38) 20.29
Revan: Syafa? Udah mantan, .... (1187)LINE TODAY 20.00
Peristiwa tragis seorang bocah di.... (5)Vica 19.21
Ok, otw bilang ya, jangan lama.... (15)Kenan 18.15
Lagi pergi ya? Kok gak ada di ru.... (4)Perkumpulan Manusia Kece (04)18.17
Vica: lucknut💃 (634)Pak Malik 17.11
Kirimin fotonya ke panitia yang l....(2)Adelia mulai memeriksa pesan tersebut, ia melihat pesan dari gurunya Malik terlebih dahulu.
Chat
Pak Malik: *Send pict
Pak Malik: Kirimin fotonya ke panitia yang lain ya del