Kiss?

334K 14K 803
                                    

Kamu boleh beranggapan kalo aku seorang bad boy. Tapi jangan pernah beranggapan kalo aku seorang nasty guy.

~~~

"Aku boleh cium kamu?"

Andra merasa detak jantungnya berhenti berdetak sejenak. Ia merasa tidak bisa mencerna perkataan Fathan tadi. Ini tidak nyata kan?

"Ndraa," panggil Fathan lembut.

"I..iya," jawab Andra gugup.

"Aku boleh cium kamu?" tanya Fathan lagi.

"Kamu becanda kan?" tanya Andra balik.

Fathan hanya menggeleng.

Tiba tiba Fathan mendekatkan wajahnya ke Andra. Tatapan Fathan yang tajam bagai belati tepat mengarah ke mata Andra. Gadis itu merasa ingin kabur saja sekarang, tapi kakinya seperti tidak ingin beranjak dari hadapan Fathan.

Merasa tidak kuat dengan tatapan Fathan yang semakin lama semakin terasa tajam, Andra memilih untuk menutup matanya. Ia dapat merasakan bahwa wajah Fathan telah sangat dekat dengan wajahnya, bahkan hembusan nafasnya dapat terasa.

"Ndra.. open your eyes," ucap Fathan perlahan.

Andra hanya menggeleng, tidak ada sepatah katapun yang dapat mewakili seluruh perasaannya sekarang.

"Ndra.." lirih Fathan.

"Iyaa," jawab Andra gemetar.

"May i kiss you?" tanya Fathan untuk yang kesekian kalinya dengan nada bicara yang tidak bisa dijelaskan.

Namun Andra tetap bungkam.

"Open your eyes," pinta Fathan untuk yang kedua kalinya.

Andra tidak membuka matanya, justru sekarang ia menggenggam tangan Fathan erat erat. Fathan dapat merasakan bahwa pacarnya itu sangat gugup.

"Open your eyes," pinta Fathan untuk yang ketiga kalinya.

Akhirnya Andra menyerah. Perlahan ia membuka matanya dan Fathan masih memancarkan tatapan yang sama, bahkan jarak wajah mereka tidak sampai 15 cm.

Fathan tersenyum lembut tapi masih dengan tatapan dinginnya. Namun perlahan Fathan menaikan posisi wajahnya dan tiba tiba..

          Cup

Fathan mencium kening Andra. Bibir itu terasa sangat lembut menempel di keningnya. Andra sendiri tidak dapat melakukan apa apa selain mematung.

Fathan melepas ciumannya, kali ini tatapannya tampak begitu sendu.

"Gimana akting aku? Bagus kan?" tanya Fathan.

Andra mengkerutkan keningnya,
"Maksud kamu?"

Fathan terkekeh,
"Aku ngga akan pernah mau ngerusak perempuan yang aku sayang, walaupun cuma karena sebuah ciuman."

Fathan mengelus rambut gadis yang ada di depannya itu dengan lembut,

"Kamu boleh beranggapan kalo aku seorang bad boy. Tapi jangan pernah beranggapan kalo aku seorang nasty guy. Aku minta maaf kalo kelakuan aku tadi bikin kamu takut atau sebagainya, tadi aku cuma mau tau gimana respon kamu aja."

          

Andra merasa kakinya menjadi lemas. Fathan memang selalu bisa mengobrak abrik suasana hatinya dalam sekejap.

"Kamu tuh kenapa sih suka banget bikin aku deg degan? Kamu suka kalo tiba tiba aku serangan jantung, iya?" Cerocos Andra.

Fathan tertawa terbahak,
"Jadi dari tadi kamu beneran gugup?"

"Menurut kamu?" tanya Andra sinis.

Fathan kembali terbahak bahak,
"Aku minta maaf ndraa, aku ga bermaksud kaya gitu. Aku kira kamu bakal langsung mau, ternyata ngga."

"Ya ngga lah, kamu kira aku cewe apaan!" protes Andra.

"Emang kamu ngga mau aku cium pake bibir aku yang se-"

"GA!" sekat Andra cepat.

Lalu Andra langsung beranjak meninggalkan Fathan dengan langkah penuh amarah. Ia terus menerus menyucap sumpah serapah untuk malam yang menyebalkan ini.

"Loh ndra, kebiasaan kan. TUNGGUIN!!" teriak Fathan seraya mengejar Andra.

Karena terus menerus melangkah dengan emosi, Andra tidak memperhatikan jalanan di depannya. Dan akhirnya.

          Bruk

Andra terjerembab kebelakang karena menabrak seseorang yang badannya lebih besar darinya. Namun dengan cepat Fathan menangkap Andra dari belakang sebelum tubuh gadis itu menyentuh tanah.

"KALO JALAN TUH LIAT PAKE MATA!" sentak seseorang yang suaranya tidak asing bagi Fathan.

"Angga," ucap Fathan spontan.

"Ehh ternyata temen lama," balas Angga.

"Gue bukan temen lo," ucap Fathan sinis.

Angga menggeleng takjub,
"Jadi lo masih pacaran sama dia? Awet juga ya, gue kira bakal sama kaya Fahi-"

"Stop omongan lo! Jangan pernah sebut nama dia lagi dihadapan gue," sekat Fathan.

"Kenapa? Takut pacar lo ini tau masa lalu lo sama dia? Atau mungkin, pacar lo sama kaya Fahira?"

Fathan menggenggam tangannya erat erat, wajahnya seakan akan menampakan kemarahan yang sangat besar. Sedangkan Andra terus mengelus pundak Fathan agar emosi pacarnya itu mereda.

"Kok diem? Kenapa? Bener ya? Kalo ga gini aja, kita balapan. Lo udah lamakan ngga balapan motor lagi. Siapa yang menang bisa dapetin dia," ucap Angga sambil menunjuk Andra.

"Cewe gue bukan bahan taruhan!" balas Fathan tegas.

"Than udahlah, kita balik aja ke vila," ucap Andra menenangkan.

"Ngga bisa ndra. Cowo kaya dia harus dikasih pelajaran," tukas Fathan.

Fathan langsung menggulung lengan bajunya dan bersiap untuk segera menonjok Angga. Namun Andra langsung menarik Fathan sekuat tenaga, kali ini tenaga Fathan jauh lebih kuat dari biasanya.

"Than udah stop! Ngga usah ngeladenin dia," perintah Andra.

Akhirnya Fathan menghentikan langkahnya. Ia hanya menatap Angga dengan tatapan yang tidak bisa diukur lagi tingkat kemarahannya.

Fathan langsung menarik tangan Andra dan pergi meninggalkan Angga. Tapi Angga tetap memancing Fathan.

"Kok pergi? Takut pacar lo gue ambil ya? Ohh iya, kalo pacar lo gue ambil, lo ngga punya siapa siapa lagi. Ortu sama kembaran lo kan udah mati semua. Kasian, dasar yatim piatu," teriak Angga yang berhasil membuat Fathan menghentikan langkahnya.

Fathan langsung melepaskan genggamannya dari Andra. Ia berjalan mendekati Angga dan langsung mendaratkan pukulan di pipi Angga dan sukses membuat laki laki itu tumbang.

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang