🌼 Pretend - 4 [Yeri, Changbin ft. Saeron, Mark]

461 94 13
                                    


Yeri gak nyangka. Gak pernah nyangka secara tiba-tiba hidupnya berubah dalam empat hari.

Yeri merasa asing dengan semuanya. Padahal kesehariannya tak ada yang berubah. Teman-temannya masih ada. Ia masih sekolah. Tapi semuanya seolah berubah.

Yeri menyesal.

Kenapa hari itu Mark harus menghampirinya ke sekolah?

Kenapa ia harus terburu-buru dan meninggalkan bukunya di laci meja?

Kenapa hari itu harus Seo Changbin yang mengantarkan bukunya?

Kenapa ia harus berbohong?

Kenapa ia harus lupa akan fakta bahwa sahabatnya menyukai Changbin?

Kenapa... dan kenapa.

Dddrrrrtttt.

Yeri melirik hapenya yang bergetar. Ia segera meraih dan membuka satu pesan masuk untuknya.

Mark : Aku mau ngomong. Pulang sekolah nanti aku jemput.

Yeri menghela nafasnya. Entah kenapa tiba-tiba matanya terasa panas. Ia ingin menangis. Tapi tak tau kenapa ia ingin menangis.

"Gue duluan ya." Pamit Yeri serak. Lalu ia melenggang begitu saja meninggalkan Saeron juga dua temannya.

"Kenapa sih dia?" Tanya Saeron.

"Mungkin Mark gangguin dia lagi. Kan berita kalo Changbin Yeri itu pacaran boongan doang udah nyebar." Balas Nancy.

Tapi Heejin gak mikir begitu. Heejin yakin ada masalah lain yang Yeri pikirin.






***




Bel pulang sudah berbunyi. Semua temannya sudah beranjak keluar kelas. Perlahan kelas semakin sepi, meninggalkan Yeri sendirian.

Yeri ragu. Ia masih duduk di bangkunya, merenung sendirian.

Sekitar 10 menit ia berdiam diri, seseorang muncul di pintu kelas.

"Yer lo ngapain masih di sini? Itu ada Mark."

Berbarengan dengan ucapan Saeron selesai, sosok Mark muncul di pintu kelas.

Yeri berdiri, lalu mulai membereskan barang-barangnya.

"Loh itu siapa?" Tanya Saeron, nunjuk bangku paling belakang.

Yeri menoleh, terkejut karena melihat Changbin ternyata masih ada dalam di kelas. Cowok itu tampak menyandarkan kepalanya ke tangan di atas meja, tertidur pulas.

Saeron mendekat, "Loh Kak Changbin?" Bisiknya kaget.

Changbin yang mendengar suara orang di dekatnya jadi terbangun. Cowok itu menyipitkan matanya.

"Siapa lo? Ngapain di sini?" Tanya Changbin judes.

Saeron terkesiap. Dia gak nyangka senyumnya bakal dibales judes sama crush-nya ini.

Tak mendapat jawaban, Changbin melirik ke arah Yeri yang sedang menatapnya juga. Tapi cewek itu cepat-cepat mengalihkan pandangannya dan melanjutkan membereskan barangnya.

Changbin melirik pintu, matanya bersibobrok dengan tatapan tajam Mark. Changbin berdecih. Cowok itu berdiri, lalu meraih tasnya tanpa perlu membereskan barangnya karena ia memang tak mengeluarkan satupun barangnya dari dalam tas.

Begitu Changbin melewati Mark, Mark berdecih.

"Pacar pura-pura aja masih berani sinisin gua."

Changbin mengerem langkahnya. Cowok itu kembali masuk ke dalam kelas. Kini berdiri berhadapan dengan Mark.

"Gak usah bangga lo cuma mantan yang gak diarepin lagi sama dia."

Mark terlihat terpancing. Cowok itu kini maju seakan menantang.

"Gak usah sok, lo bukan siapa-siapa buat dia."

"Oh ya?" Changbin menoleh ke arah Yeri lalu menyeringai. "Let's see."

BUG!

"SEO CHANGBIN!"

Yeri reflek meneriakkan nama Changbin kala cowok itu secara tiba-tiba melayangkan tinjunya ke wajah Mark. Gak main-main, Mark sampe jatuh karena pukulan itu.

Yeri langsung mendorong Changbin menjauh kala Mark bangun dan ingin membalasnya.

Changbin yang kini berdiri di depan pintu kelasnya, berdecih lalu terkekeh pelan, "Lo denger sendiri siapa yang dia panggil barusan. Lo liat sendiri siapa yang dia lindungin barusan. Gue yakin lo ga bego bego amat buat nangkep apa maksudnya."

"Changbin cukup! Pulang!" Bentak Yeri.

Changbin tak mengindahkan bentakan itu.

"Takutnya lo ga ngerti. Biar gue jelasin." Changbin tersenyum miring. "Yang ada dihati dan pikiran dia sekarang itu gue. Seo Changbin. Bukan lo, Mark Lee." Tegasnya. Lalu berbalik dan berlalu pergi.




***





  

[2] Twilight✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang