10

4.6K 750 52
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya, menyembul malu-malu dari arah timur. Semburat jingga menggantikan gelapnya langit malam. Baru kali ini aku melihat sunrise dari atap sekolah—tempat pemeriksaan terakhir. Gadis di sampingku sedikit menguap, ia sama mengantuknya denganku.

Beruntunglah, besok bukan giliran kami berjaga. Semoga malam ini aku bisa tidur.

Para murid mulai berdatangan, mereka tergolong murid yang teladan. Padahal, waktu masuk masih lumayan lama.

Aku dan gadis ini masih diam di tempat, enggan mengalihkan pandang dari keindahan matahari terbit.

"Todoroki-san."

Aku menoleh ke arahnya. "Ada apa?"

Ia mengalihkan pandangannya dariku. Apa aku terlihat menyeramkan di matanya?

"Tidak jadi. Nanti kita kembali ke sini lagi, 'kan? Ada yang ingin kubicarakan," katanya lalu segera bangun dari duduknya. Sedikit menepuk roknya yang agak berdebu.

Aku mengangguk lalu mengekorinya turun melalui anak tangga.

•••

Bel masuk berbunyi, itu tandanya guru akan segera masuk untuk memulai pelajaran. Baguslah, tolong selamatkan aku dari situasi ini. Aku sudah jengah menanggapi tuduhan dari teman-temanku yang sudah termakan rumor murahan.

Sekali lagi, terkutuklah para pembuat gosip itu.

Kejadian itu murni kecelakaan, bukan sengaja seperti kabar yang beredar. Dan juga, apa-apaan kabar aku dan [name] telah menjalin hubungan diam-diam?

Kalau juga benar, aku tidak ingin melakukan hal itu. Aku ingin semua orang tahu jika ia milikku, dan orang lain tidak boleh menyentuh milikku.

Efek kurang tidur dan stres menyebabkan kepalaku berdenyut nyeri. Perlu kubekukan mereka supaya diam?

Sebelum guru yang mengajar masuk, situasi panas di kelas yang terus menyudutkanku pun teralih oleh suara dentuman keras yang berasal dari luar.

Aku dan lainnya segera berhamburan ke luar, mengecek apa yang terjadi. Terlebih, aku adalah ketua keamanan sekolah sekarang. Sebuah jabatan berat dan menyusahkan.

Suara jeritan terdengar, para murid panik. Aku dan lainnya berusaha mengamankan situasi. Mengevakuasi para murid ke tempat yang aman.

Di mana gadis itu? Ia seharusnya membantuku sekarang.

Kedua bola mataku membola, bagaimana bisa ada nomu di sini? Sama seperti yang menyerang kami saat itu.

Kali ini kelihatan lebih kuat, dan parahnya lagi, [name] berada di sana. Terjebak. Terlebih, ia seorang quirkless. Ia mendorong seorang gadis menjauh dari tempatnya, mencoba menyelamatkannya dari sana.

Bodoh sekali, mengorbankan diri sendiri seperti itu. Padahal, gadis yang ia tolong memiliki quirk yang cukup berpotensi untuk melawan nomu itu.

Aku bergerak ke arahnya dengan cepat, lalu membekukan kaki nomu itu dengan es milikku. Ia menggeram, lalu melepasnya dengan paksa.

Sial, aku masih terlalu lemah untuk menjadi seorang hero. Melindungi seseorang saja masih tidak becus.

Gadis itu masih bergeming di tempatnya, tidak lari menghindar. Seolah sengaja menyerahkan dirinya begitu saja. Apa ia sudah bosan hidup?

Aku selalu ingin melihat senyumanmu, bodoh.

Ketika nomu itu melayangkan tangannya ke arah [name], gadis itu menghentakkan kakinya ke tanah. Membuatnya retak, dan sukses membuat mulut orang-orang menganga lebar.

(Pict: accelerator from to aru series, anggep aja sebagai kekuatannya [name] di sini ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pict: accelerator from to aru series, anggep aja sebagai kekuatannya [name] di sini ya. Yaampun, husbuku yang satu ini ganteng banget si)

Ia mendongakkan matanya, menatap tajam nomu yang terpental. Dengan cepat itu tersenyum manis—kelewat manis, malahan.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu."

Cause you
When you smile, I get dizzy
True
Will you please be careful
You
Actually what's really dangerous
Only you have it

TBC

Kan udah kubilang makin absurd, wkwk

ILLEGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang