Chapt-15

104K 4.5K 125
                                    

"Assalamualaikum,

TOK TOK TOK  Hanif mengetuk pintu rumah Hanna.

"Biar aku aja yang buka bun" Hanna berjalan ke arah pintu, lalu membukanya, "Siapa?"

Terlihat Hanif melambaikan tangannya.
"Morning Han"

"Eh kok lo?"

"Lo gak baca line gue semalem ya?" Tanya Hanif.

"Gue kira itu cuma bercanda"

"Soal jemput gue gak pernah bercanda" jawab Hanif.

"Siapa, Han?" Tanya Bunda dari dalam.

"Ayo masuk dulu, sekalian pamit" ujar Hanna.

"Assalamualaikum" Hanif mencium kedua punggung orang tua Hanna, dan bersalaman dengan Kevlar.

"Bunda kira Donny" ujar Bunda.

"Kalau Donny kan udah langsung masuk kali, bun" jawab Hanna.

"Hmm bunda gak dikenalin dulu nih?" Tanya Bunda.

"Hanif tan" jawab Hanif ramah.

"Ya udah aku berangkat dulu ya" Hanna mencium punggung tangan Ayah, Bunda, dan Kevlar. Begitu juga Hanif mengikuti.

"Assalamualaikum"

Waalaikumsalam, hati-hati sayang.

Hanna menaiki motor Hanif,

"Pegangan kali Han"

"Jangan modus deh" sebal Hanna.

"Demi keselamatan lo" jawab Hanif.

"Nanti kalau lo jatuh, dikira buang sampah sembarangan gue" lanjut Hanif.

"Sialan lo"

Hanna hanya memegang pinggang baju Hanif.

"Greget"

"Hah?" Hanna tak mendengar.

Hanif langsung menarik tangan Hanna untuk di lingkarkan di pinggangnya.

DEG.
Jantung gue kenapa?
"Eh,

"Udah gak apa, daripada nanti lo jatuh" jawab Hanif.

Hanna pasrah, dan Hanif melajukan motornya dengan kecepatan standar.

**

Lampu merah menahan mereka di tengah kemacetan.

Tak lama lampu itu berubah menjadi Hijau, dan Hanif langsung menancapkan gasnya.

"Nip, gue gak mau ada acara kebut-kebutan ya, kalau sampe gitu gue minta turun"

"Iye gak kok"

Entah kenapa Hanna merasa nyaman saat berada di dekat Hanif saat ini, beda dengan kemarin-kemarin yang kalau ketemu bikin kesel mulu.

Setalah beberapa menit di jalan, Hanna melepaskan tangannya dari pinggang Hanif saat melihat gerbang sudah ada di depan.

"Kenapa?" Tanya Hanif.

"Udah mau nyampe" singkat Hanna.

Hanif hanya tersenyum miris di dalam helmnya.

Hanif memarkirkan motornya di tempat biasa, Hanna turun dari motor Hanif.

"Makasih ya" ujar Hanna.

"Gue bukan tukang ojek kali" jawab Hanif.

"Maksudnya?"

Hanif turun dari motornya setelah melepaskan helmnya, "ayo" Hanif mengajak jalan Hanna dengan merangkulnya lalu melepasnya kembali.

Pagi kak Han.

Tomboy girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang