Hadiah

558 30 1
                                    

Jongwoon mengepak barang-barangnya dengan senyum lebar. Hari ini ia keluar dari tugas negaranya. Walaupun hanya menjadi petugas masyarakat karena bekas luka yang di deritanya beberapa tahun silam, ia cukup bangga.

Biarkan orang lain mau mengatakannya apa, yang jelas selama dua puluh satu bulan ini ia sudah melakukan tugasnya dengan baik. Dan hari ini ia pulang, ia akan kembali bertemu dengan orang- orang tercintanya.

Dengan kedua orang tuanya, dengan adiknya yang baru saja pulang dari Indonesia karena mengurus pembukaan cabang bisnisnya di sana.

Dan ia juga akan bertemu dengan para member dan para fans yang sudah ia rindukan. Ia terlalu rindu untuk berdiri di atas panggung dan bernyayi untuk para penggemarnya.

Ia juga merindukan si mungil. Lelaki yang beberapa tahun ini menemani hidupnya sebagai kekasih hati. Jongwoon sudah sangat merindukan perhatian yang diberikan langsung oleh lelaki manis itu.

Semakin memikirkan si mungil, semakin lebar pula senyuman yang ia buat.

🐢

Jongwoon mengendarai mobilnya dengan lemas. Jalanan sudah cukup sepi mengingat saat ini waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Ia baru saja pulang dari pesta kecil- kecilan yang diadakan oleh orang tuanya dan para member.

Keinginannya untuk menemui Ryeowook secara langsung, gagal sudah. Ryeowook tidak ada dalam pesta yang dilaksanakan hampir lima jam itu. Selama pesta Jongwoon tidak benar-benar menikmatinya.

Terkadang ia hanya melamun sendirian di sudut ruangan. Membiarkan teman-temannya melakukan sesuatu sesuka hati mereka. Hanya Leeteuk yang sesekali menanyakan keadaannya, namun setelah ia menjawab, Kyuhyun malah menertawainya sambil sesekali menggoda, yang jelas saja Jongwoon tak tahu.

Bahkan saat ia ingin pulang ke rumah orang tuanya, orang tuanya sendiri yang melarang dan mengharuskan Jongwoon untuk pulang ke apartement pribadinya yang terletak cukup jauh dari dorm Super Junior.

Mereka bilang, mereka sudah menyiapkan hadiah special di sana. Jongwoon yang dasarnya penurut atau karena ia lelah dan tak dapat bertemu dengan Ryeowook, menuruti perkataan orang tuanya. Dan di sinilah dia, di parkiran apatementnya. Ia menuju lift dengan langkah malas, bahkan ia hanya menganggukkan kepala saat resepsionis menyapanya dari balik meja.

Ia sudah berdiri di depan pintu bernomor 607, tangannya mulai memencet beberapa digit angka sebagai password apartementnya. Setelah terdengar bunyi yang menandakan bahwa password yang ia masukan benar, ia segera membuka pintu.

Samar-samar ia mendengar lagu yang berasal dari ruang tengah, keadaan yang gelap membuatnya tak bisa melihat apapun. Ia berjalan beberapa langkah dengan hati-hati agar tak menabrak sesuatu, namun semakin dalam ia melangkah semakin jelas suara yang ia dengar.

Jongwoon terperanjat saat tiba-tiba lampu ruangan menyala. Namun bukan lampu pijar berwarna putih, melainkan lampu pijar berwarna ungu yang berada di tengah ruangan dan menyoroti seseorang.

Jongwoon semakin menajamkan penglihatannya dan saat itu pula lampu berwarna merah menyala seakan membantunya untuk melihat.

Dan seketika Jongwoon melongo.

Hey, sejak kapan apartementnya menjadi ruang untuk latihan pole dance seperti ini?

Dan, astaga.

          

Apa yang Ryeowook lakukan dengan tiang besi yang berdiri tegak di tengah ruangan seperti itu?!

Ryeowook juga hanya memakai kemeja kebesaran berwarna putih yang super tipis.

Bahkan Jongwoon bisa melihat penis Ryeowook dengan jelas.

Lagu yang tadi Jongwoon dengar semakin nyaring, kalau Jongwoon tak salah tebak ini adalah lagu soundtrack dari film dewasa paling menghebohkan, Love Me Like You Do dari Ellie Goulding.

Jongwoon semakin melongo sedangkan Ryeowook sudah mulai menggerakkan badannya seirama dengan musik.

Jongwoon mengalihkan pandangannya, keadaan ruang tengahnya benar-benar berubah. Tak ada lagi sofa kesayangannya, tak ada lagi meja kaca yang ia beli dengan harga mahal.

Yang ada kini hanya satu tiang besi di tengah ruangan, karpet berbulu halus di sekitar tiang, berbagai macam sex toys dengan cambuk yang ada di pojok ruangan yang di letakkan menggantung persis dalam film.

Jongwoon kembali melihat Ryeowook yang kini mulai mengadukan bokong padatnya pada tiang besi. Jongwoon menggeram melihat wajah mungil Ryeowook yang sudah di penuhi hasrat ingin disentuh. Namun Jongwoon masih diam, ia ingin melihat sejauh mana Ryeowook bisa menggodanya.

Sedangkan Ryewook saat ini sudah melingkarkan kedua kakinya pada tiang besi dan melilitkan badannya bagai seekor ular. Ryeowook mulai menuruni tiang itu secara sensual, ekspresi wajahnya ia buat semenggoda mungkin.

Ryeowook tahu pertahanan Jongwoon akan runtuh sebentar lagi. Ryeowook membalik badannya membelakangi Jongwoon lalu sedikit menungging mempertontonkan bokong kecilnya yang padat, kedua tangannya menarik belahan itu berlawanan arah dan terlihatlah lubang kecil berwarna merah muda yang sedang menjepit sebuah vibrator.

Jongwoon mendelik, kekasihnya ini benar-benar ingin bermain rupanya. Dengan perlahan Jongwoon mendekati Ryeowook sambil membuka kancing kemejanya.

Ryeowook yang sedang sibuk mengeluar masukkan vibrator dalam single holenya hanya bisa mendesah dan berjingkat saat tangan Jongwoon menyentuh kulit bokongnya.

Desahan Ryeowook semakin menjadi kala Jongwoon mengambil alih vibrator yang masih bersarang dengan nyamannya di hole kekasihnya. Jongwoon kini sedikit merendahkan tubuhnya sehingga kepalanya sejajar dengan bokong putih milik Ryeowook, Jongwoon asik melihat bagaimana vibrator itu keluar masuk dalam lubang kecil yang seakan ingin melahap habis vibrator itu. Sesekali pula Jongwoon menjilat kulit putih Ryeowook yang membuahkan desahan keras dari Ryeowook. Dan dengan sekali tarik ia mengeluarkan vibrator dari lubang sang kekasih.

"Aaah, hyung !"

Badan Ryeowook bergetar saat sesuatu yang basah dan kenyal menyapa lubang analnya. Kepalanya menoleh ke belakang dan terlihatlah Jongwoon yang sedang menjilati sesuatu di tengah- tengah bokongnya. Ryeowook merona saat Jongwoon mengedipkan mata kirinya.

Kepala Ryeowook mendongak saat di rasa lidah Jongwoon semakin jauh melangkah di dalam dirinya. Tubuhnya semakin berkeringat dan ia hanya bisa mendesah saat Jongwoon mulai memasukkan tiga jari sekaligus.

"Kau nakal sayang." Jongwoon berbisik dari belakang.

Ryeowook mengubah posisinya menjadi menghadap Jongwoon dan tersenyum polos. "Aku nakal hanya untukmu, hyung. "

Welcome BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang