Chapter 6

134 8 0
                                    

Kretak kretak kretak

BOOOMMBB

Kepulan debu berterbangan menutupi arena petarungan, seorang wanita terlihat sudah terkapar di atas tanah dengan napasnya yang terputus-putus. Suara tepuk tangan terdengar dari pinggir arena, terlihat dua orang wanita yang duduk melihat jalannya pertarungan.

"Seperti biasa, Saitama selalu menjadi yang terkuat." sanjung wanita bersurai keunguan itu dengan mata berbinar-binar.

"Ya, kau benar. Marya selalu saja kalah dalam hal kekuatan, padahal kau saja kalah dengan dirinya," jawab wanita cantik bertudung itu.

"Lady Christel, berhenti mengejekku," gerutu wanita bersurai ungu itu dengan wajah masamnya.

"Hahaha, sekarang giliranmu untuk menghajar Saitama, Slack. Pria itu harus diajarkan bagaimana melawan seorang wanita," jawab Christel sambil melihat Saitama yang melambaikan tangan pada dirinya.

Senyuman pria itu membuatnya mengingat teman baiknya, dan rasa bersalah itu kembali muncul dalam hatinya.

"Durga terlalu kecil untuk berlatih bertarung, mengapa kita tidak pergi ke Kruma? Di sana jauh lebih luas untuk memamerkan kekuatan," ujar Slack yang sudah bersiap-siap turun dari bangku penonton untuk mencoba melawan Saitama.

"Kruma hanya bisa dimasuki saat Festival Kruma diadakan, Slack. Dan kita hanya bisa melawan pada penganut Dewa lain," jawab Christel sedikit terkekeh.

Mereka saat ini berada di Durga, Durga adalah tempat layaknya coloseum untuk berlatih ataupun bertanding tanpa mengenal kepercayaan. Mereka bebas melawan siapapun di dalam sana dan tidak ada peraturan yang mengekang. Sedangkan Kruma, Kruma adalah suatu wilayah yang berada di arah barat kota Mandara. Luasnya sama besar dengan wilayah Kota Mandara, sedangkan luas Durga hanya satu per empat dari luas wilayah Mandara.

Kruma hanya bisa di masuki saat festival Kruma diadakan, Festival Kruma adalah sebuah perayaan untuk memilih siapa yang paling kuat berdiri paling akhir dengan melawan penganut Dewa lain.

Ada tiga Dewa yang mereka yakini, Brahma, Shiva, dan Vidha. Dahulu kala Dewa Brahma dikatakan turun ke bumi untuk memilih beberapa orang yang terkuat untuk menyeimbangkan dunia. Mereka yang mempercaya Dewa Brahma akan memiliki tanda berupa lambang di lengan kiri mereka dengan warna kuning keemasan. Sedangkan untuk yang mempercayai Dewa Shiva, mereka memiliki tanda berupa lambang dengan warna biru sedikit gelap. Dan untuk yang mempercaya Dewa Vidha mereka memiliki tanda berupa lambang berwarna merah menyala di lengan kiri mereka.

Ketiga Dewa itu merupakan penyeimbang dunia, dimana dikatakan bahwa Dewa Brahma yang menciptakan seisi dunia, Dewa Vidha sebagai pemelihara dunia, dan Dewa Shiva sebagai Dewa penghancur, menghancurkan yang sudah tidak layak di dunia fana.

Tidak semua orang memiliki keyakinan terhadap Dewa, masih banyak orang yang tidak berkeyakinan dan memilih untuk percaya dan bergantung pada takdir. Banyak kisah mengenai para Dewa yang didengar oleh para manusia.

Ada yang berkata, jika Dewa Brahma telah mati terpenggal oleh Dewa Shiva. Dan ada yang berkata, jika Dewa Shiva telah melanggar hukum sebagai Dewa dengan melewati batas kekuasaannya, sehingga ia harus dipenjara di tempat bernama Mudha. Tidak ada yang tahu pasti tentang kebenaran cerita para Dewa. Mereka pun memiliki alasan pasti untuk meyakini para Dewa yang agung.

Di Kruma para penganut ketiga Dewa akan saling bertempur. Dan yang berdiri terakhirlah yang memenangkan pertarungan dari ribuan lawan yang tersebar di seluruh dunia. Sang pemenang akan dijuluki "Master" ataupun "Lady". Mereka diberi tanggung jawab untuk melindungi semua kota besar yang berada di dunia. Yakni Mandara, Shambala, Jina, Exile, Bryu, Naga Village, Paroksya, dan terakhir Dragon Grave.

TANTRA : The End Of BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang