chapter 14

4.2K 164 13
                                    

SMA MIS digemparkan dengan kedatangan seorang pemuda tampan. Bukan seluruhnya sih, tapi cewek-cewek SMA MIS yang digemparkan oleh kepindahan seorang siswa tampan dari Amerika.

"Kok dia bisa nyasar kesekolah kita yah?"

"Iya, padahal kan masih banyak sekolah yang lebih bagus"

Begitulah para gosipers SMA MIS mengutarakan pendapat mereka.

.
.
.
.

XI IPA 1 sangat heboh. Karena siswa baru itu masuk dikelas mereka. Berbeda dengan keenam orang itu yang menganggap semua itu biasa. Yang paling heboh adalah Shilla dan Via.

"Wah.... Gue gak sabar ngeliat siswa baru itu" pekik Via.

"Iya, katanya dia itu gans banget" ucap Shilla sambil membayangkan wajah siswa baru itu.

"Loe berdua bisa diam gak sih" kesal Agni, membuat kedua sahabatnya itu mendelik.

"Agni, kok loe sewot sih" kesal Shilla balik.

"Loe berdua gak nyium aroma hangus apa" ucap Agni, sambil melirik Alvin dan Gabriel.

"Ah....... Emangnya bau hangus apa sih?" tanya Via.

"Mulai deh telminya" gumam Agni.

"Ih Agni, kok loe gitu sih. Siapa yang telmi" kesal Via

"Bukan loe yang telmi. Tapi otak loe lalod" ucap Agni.

"Alvin ama Gabriel udah kebakar cemburu. Loe berdua gak peka" ucap Ify tiba-tiba membuat semuanya melihat kearah Alvin dan Gabriel.

"Loe berdua cemburu?" tanya Rio.

"Enggak" kompak Alvin dan Gabriel.

"Ciyee.... Alvin Iel cemburu" ledek Cakka.

Driitt....

Ify langsung berdiri dari duduknya membuat semua yang ada melihat kearahnya.

"Apa?" tanya Ify.

"Lo mau kemana?" tanya Agni.

"Gue ada urusan diluar. Kalo gue telat izinin yah" jawab Ify membuat Agni mengangguk.

Ify lalu berjalan kearah luar kelas. Tapi, saat sampai dipintu langkahnya terhenti melihat seorang pemuda di hadapannya.

"Hai Fy" sapa pemuda itu membuat semua siswi memekik. Termasuk Shilla, Via dan Agni.

"What!!" pekik para siswi. Pasalnya pemuda yang menyapa itu adalah siswa baru yang dimaksud oleh semua siswi. Sedangkan Shilla, Via, dan Agni mempunyai alasan tersendiri kenapa mereka kaget.

"Ada apa Vi?" tanya Alvin.

"De... Bo" ucap Via membuat semuanya menatap kearah Via termasuk Ify dan pemuda itu yang bernama Debo.

"Loe kenal Dia?" tanya Ify ke Via membuat Via menganggukkan kepalanya.

"Loe kenal Debo Fy?" tanya Via balik.

"Gak" jawab Ify singkat.

"Loe mau kemana?" tanya Debo.

"Bukan urusan Loe" jawab Ify lalu pergi, tapi langkahnya terhenti karena tangannya di cekal oleh Debo.

"Gue ikut!!" tajam Debo sambil menatap Ify tajam.

"Terserah Loe" ucap Ify lalu berjalan diikuti oleh Debo.

"Kamu kenal Debo Vi?" tanya Alvin penasaran.

"Iya, emangnya kamu kenal Debo juga?" tanya Via balik.

          

"Kalian kenal dari mana?" tanya Iel langsung membuat CRAG menganggukkan kepala.

"Hanya masa lalu yang gak perlu di ungkit" jawab Agni dingin lalu pergi membuat CRAG menatap heran kearah Agni. Sedangkan Shilla dan Via menatap sendu ke arah Agni.

"Ada apa sih Vi?" tanya Alvin yang semakin penasaran.

"Kita berdua nyusul Agni dulu yah" ucap Via berusaha menghindari pertanyaan dari Alvin.

"Udah Vi, ceritain aja. Biarin Agni sendiri dulu." nasehat Shilla membuat Via mengangguk.

"Debo itu, orang yang pernah bikin sahabat kita bertiga pergi" jelas Via membuat CRAG mengernyit heran.

"Sahabat?" tanya Cakka.

"Sebenarnya kita bertiga itu punya sahabat. Tapi, dia udah pergi." jelas Via, tapi menurut CRAG penjelasan itu sangatlah tidak bisa menjawab rasa penasaran mereka.

"Gue masih belum ngeh" ucap Cakka tiba-tiba.

"Gue ama Via duluan yah. Soalnya mau nyusul Agni ama Ify" ucap Shilla lalu menarik Via meninggalkan keempat pemuda itu yang sangat penasaran.

.
.
.
.

"Loe siapa sih?" tanya Ify yang mulai kesal. Pasalnya siswa baru ini selalu mengikutinya.

"Loe beneran gak kenal Gue siapa?" tanyanya membuat Ify mendelik kearahnya.

"Loe orang kedua yang bilang kayak gitu kegue. Dan gue gak tau loe siapa" ucap Ify  sambil menekankan setiap katanya.

"Gue Debo Fy, Debo. Masa loe gak kenal" ucap Debo berusaha meyakinkan Ify.

"Gue gak kenal loe!!" ucap Ify lalu meninggalkan Debo sendirian.

.
.
.
.

"Ag" panggil Shilla.

Mendengar panggilan itu Agni membalikkan badannya. Matanya bengkak sepertinya ia habis menangis.

"Ag, loe gak papa kan?" tanya Via khawatir dengan keadaan Agni.

"Ngapain Dia datang lagi Vi?" tanya Agni suaranya terdengar serak membuat Via dan Shilla percaya bahwa Agni memang habis menangis.

"Udah Ag, loe gak boleh terpuruk terus. Dia pergi bukan karena loe. Itu semua karena Debo" ucap Via menenagkan Agni.

"Tapi, Dia pergi karena ngerelain Debo" bantah Agni.

"Udah Ag, ini bukan karena loe. Dia pergi karena keinginan Dia sendiri." ucap Shilla.

"Sebenarnya kalian itu nyembunyiin apa dari kita?" pertanyaan itu membuat ketiganya menengok.

"Cakka?" kaget Agni karena melihat keberadaan Cakka dan CRAG yang lainnya.

"Kamu nyembunyiin apa dari aku?" tanya Cakka.

"Gak ada Kka." jawab Agni.

"Trus kamu kenapa nangis?" tanya Cakka.

"Tadi aku hanya kelilipan doang kok" jawab Agni berusaha meyakinkan Cakka.

"Udah Ag, biarin mereka tau." ucap Shilla membuat Agni menatap Shilla.

"Tapi Shill..."

"Udah Ag. Walaupun loe nunda semuanya bakal ketahuan juga" ucap Via memotong ucapan Agni.

"Oke...... Itu juga hak mereka buat tau." pasrah Agni membuat CRAG semakin penasaran.

.
.
.
.

"Wah wah, tuan putri kita lagi sendiri nih" ledekan itu membuat Ify berhenti.

"Bicara sama gue?" tanya Ify sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Loe jangan terlalu senang dulu. Gue hanya ingin bersantai-santai untuk saat ini. Tunggu tanggal mainnya Lifyana Roesyl" ucap orang itu yang ternyata adalah Dea.

"Gue akan selalu nungguin tanggal main yang loe bilang itu." ucap Ify lalu pergi meninggalkan Dea sendiri.

"Loe emang pandai nyembunyiin semuanya dari mereka. Tapi loe gak pernah bisa nyembunyiin sesuatu dari gue" ucap Dea sambil menatap tajam kearah Ify yang semakin menjauh.

***

"Jadi loe bertiga pernah sahabatan ama Debo?" pertanyaan itu sukses keluar dari mulut Rio.

"Iya" jawab ketiganya kompak.

"Dan kamu pernah suka ama Debo Ag?" pertanyaan yang sedari tadi ditahan oleh Cakka akhirnya ia keluarkan. Agni yang mendengar pertanyaan dari Cakka langsung terdiam membeku.

"Iya Cak, dulu aku emang pernah suka ama dia. Tapi, sekarang semuanya udah aku kubur baik-baik sampai tak ada celah lagi buat keluar" jawab Agni sambil menunduk. Shilla yang melihat itu langsung mengusap punggung Agni, berusaha untuk menenang kannya.

"Agni selalu ngerasa kalo dia yang nyebapin Dia pergi" ucap Via.

"Loe bertiga kalo bicara bisa gak sih gak berbelit-belit?" kesal Iel yang tidak mengerti dengan jalan cerita yang diceritakan oleh ketiga Gadis itu.

"Loe nya aja yel yang gak ngerti, kita bertiga ngerti kok apa yang mereka bilang" ucap Alvin membuat gelak tawa pecah dari ketujuhnya.

.
.
.
.

"Satu hal yang gue tau, hidup itu sulit."

"Gue baru tau, kalau masa lalu itu bisa bikin kacau masa depan."

"Kata orang sahabat adalah tempat berbagi. Dan memang pada dasarnya sahabat yang dapat mengerti semuanya."

"Heran sama mereka. Kalau ada perlu mereka datang. Tapi, kalau sudah selesai pergi tanpa pamit."

"Lelah. Itu yang gue rasain saat ini. Menunggu selama ini"

.
.
.

Sorry gaje😆😆

The Secret PrincessWhere stories live. Discover now