Wajah- mata dan hatinya terjahit kaku
Terikat balutan keriput
Tumbuh dikaki kumuhnya
Bersandal jepit kotor
Menjurah pada bayangan
Kebaikan tuan
Yang tak mungkin membawanya
Hinggap keteras bangunan
Semegah sana....
Kini....bibir dan jari-jarinya bergetar
Sepuh memungut nasib
Lumpuh setebal empedu
Bias membunuh raganya
Yaaahh....
Menadah hidup dihalaman
Jaman
Menampar dia
Kesisi perjalanan sisa
Hingga pasrah
Memungut kubangan
Takdir paling pahit
Biarlah....
Lelaki tua itu
Balikan badan
Lalu runduk berjalan pergi
Sambil mata-tangan
Dan mulutnya
Mengais nasib
Tersisa di selokanGoresan hamid benge
Malam minggu,
5 agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Purnama di Bukit karang Oesapa
PoetryBerisi tentang puisi-puisi keindahan flobamora, masa kecilku dan tentang harfiah cinta