Perkenalan

62 5 0
                                    

“Cepat bereskan bukumu, aku yakin sebentar lagi mereka akan mengganggu kita.” bisik Seulgi yang sibuk membereskan bukunya.

Dan benar saja, sedetik setelah Irene dan Seulgi beranjak dari kursinya, Taehyung langsung menggoda mereka.

“Hei, nona nona! Kenapa kalian buru buru sekali, huh? Apa kalian tidak suka ada anak baru di kelas ini? Bukankah kalian adalah murid teladan? Seharusnya kalian mengenalkan kami pada teman teman yang lain.” seru Taehyung dengan senyum yang masih terkembang di wajahnya.

Jimin yang duduk disamping Taehyung hanya bisa tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

Seulgi dengan wajah menahan kekesalan, membalikkan badannya kearah Taehyung dan Jimin, “Maaf tuan tuan, kami bukanlah mangsa yang tepat untuk kalian. Jadi, kuharap, ini adalah terakhir kalinya kita berbicara.”

“Hei, kenapa kau berkata begitu? Aku kan hanya ingin diperkenalkan. Oh, iya, siapa namamu?” Taehyung menunjuk Irene, lalu melihat nametag yang ada di baju Irene, “Oh, Irene. Nama yang bagus. Kenapa kau diam saja daritadi? Dimana asal sekolahmu? Sudah berapa lama kau sekolah disini?...”

“Permisi, kami sedang buru buru. Kami tidak ada waktu untuk menjawab pertanyaanmu itu.” potong Seulgi.

“Hei, kenapa kau terus yang bicara? Apa kau juru bicaranya?” protes Taehyung.

“Hei, apa kau tidak lihat? Wajahnya saja sudah seperti imo yang sangat cerewet.” ejek Jimin.

Tawa Taehyung meledak seusai mendengar ucapan Jimin yang sedaritadi diam seperti tidak ingin ikut campur, namun sekali berbicara langsung kepada intinya. Itulah Jimin.

Seulgi dan Irene hanya bisa gondok menahan keinginan untuk melenyapkan kedua manusia yang sedang tertawa bahagia di hadapan mereka ini.

“Irene-ah!”

Tiba tiba ada yang berteriak dari arah pintu kelas.

“Jisoo?”

Gadis yang bernama Jisoo itu masuk menghampiri Irene dan Seulgi.

“Bagaimana keadaan Rose eonnie?” tanya Seulgi.

“Sudah mulai membaik, tapi dia masih butuh istirahat. Dan seperti biasa, dia ingin meminjam catatan Irene. Walaupun dengan keadaan separah apapun, ia takkan pernah lupa dengan pelajarannya. Ia tak ingin ketinggalan pelajaran sedikitpun.” jelas Jisoo. Tiba tiba matanya melotot saat tak sengaja mengarah ke Taehyung dan Jimin, “Woahh! Kalian pasti anak pindahan yang baru pindah kemarin, kan?” Dengan wajah sumringah, Jisoo langsung menghampiri mereka.

“Kenalkan, aku Jisoo.” Ia mengulurkan tangannya kearah Taehyung dan Jimin.

Taehyung membalas uluran tangan Jisoo dengan penuh suka cita, “Aku Taehyung.”

Jimin mengacuhkan Jisoo, lalu pergi meninggalkan mereka semua.

“Hei, Jimin! Kenapa kau suka sekali meninggalkanku?!” teriak Taehyung. Namun saat  hendak mengejar Jimin, ia tiba tiba berhenti di hadapan Jisoo, “Oh, ya, Jisoo, kau teman mereka, kan? Ajarkan mereka jangan suka berprasangka buruk pada orang lain.” Taehyung mengedipkan sebelah matanya pada Jisoo lalu pergi.

Jisoo tertawa seperti sedang melihat acara komedi di televisi. Dia sepertinya tahu apa yang telah terjadi tadi sebelum ia datang.

“Jisoo, mau sampai kapan kau selalu berteman dengan gangster?” tanya Seulgi yang masih kesal dengan kejadian tadi.

Jisoo tertawa lagi. Namun kali ini tawanya lebih lepas, “Siapa? Mereka? Mereka bukan gangster, Seulgi. Tadi mereka pasti menggoda kalian, kan? Mereka itu adalah orang orang yang lucu.” Jisoo masih belum bisa menghentikan tawanya.

“Lucu apanya. Mereka itu gangster pengganggu. Suatu saat mereka pasti akan mengganggumu juga.” ucap Seulgi tegas.

“Itu benar, Jisoo. Mereka sama saja seperti Namjoon.” tambah Irene.

Aniya~. Mereka berbeda dengan Namjoon. Percayalah, mereka pasti orang yang menyenangkan.” kini Jisoo berkata serius.

Jisoo sangat yakin dengan perkataannya itu. Jisoo memang gadis yang aktif dan ramah pada siapa saja. Dia juga senang setiap kali ada anak baru di sekolah ini. Beberapa hari yang lalu, saat muncul kabar bahwa ada 5 anak yang akan pindah ke sekolah ini, Jisoo tak pernah lelah membagi rasa penasarannya pada teman temannya, apakah kelima anak itu pendiam atau tidak, apakah mereka tampan atau cantik, dan ribuan pertanyaan lainnya.

Hanya Jisoo seoranglah yang selalu bersemangat dengan hal itu.


Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang