Hasan & Husen [On Hold]

Aku Hasan, Adikku Husen (1)

"siapa kamu?"

"aku... aku hasan..."

Aku hanya melihatnya penuh curiga. Karena sosok lelaki yang aku cintai tak pernah memperlakukanku seperti ini. dia selalu membuatku bahagia dengan semua tingkah romantisnya. Namun, entah mengapa. Sosok itu seperti hilang dalam kelamnya kegelapan kehidupannya yang baru aku sadari sangatlah misterius.

Hanya sedikit cahaya yang aku tahu tentang dirinya. Hadirnya yang sungguh telah mengubah cara pandang ku terhadap dunia. Ternyata malah membuat ku semakin jauh darinya.

Ia sungguh sangat berbeda dari biasanya. Sungguh ini membuat ku tak mengerti sama sekali dengannya. Seolah-olah kami berdua belum pernah dipertemukan. Padahal, sudah banyak hari-harinya yang telah dihabiskan denganku. Di sekolah, bioskop, cafe, dll. Kami selalu bersama, berbagi cinta kasih ini.

Setahu ku, seorang lelaki bernama hasan. Tak akan pernah mendorong wanita seperti ini. walaupun aku melakukan banyak kesalahan padanya. Ia pasti akan berbuat baik kepada sesama, dan takkan melakukan hal buruk terhadap yang lain.

Tapi, kenapa tadi dia mendorong ku? Meninggalkanku seenaknya sendiri? Meneriaki ku dengan kalimat tak pantas itu?

"astaghfirullohal'adzim. Wanita biadab. Apa yang kamu lakukan?"

Sakit sekali ucapannya itu. Menembus hingga jantung ku yang paling dalam. Membuat ku tak bisa bernapas dengan tenang.

"maafkan aku rima..." ucapnya seraya mencoba mendekati ku yang telah menjadikan tangan ini sebagai penghalang. "itu tadi husen... dia memang tak suka dekat dengan lawan jenis."

Apa maksudnya? Padahal baru beberapa saat saja dia menghilang dibalik pintu itu. Memang semua pakaiannya berbeda dari yang sebelumnya baju kokoh dan bercelana cingkrang. Kini telah kembali seperti biasanya, celana jeans dan kaos oblongnya. Tapi, apakah itu mungkin?

"maafkan aku rima... maaf."

Dia pun langsung memeluk ku dengan hangat. Meluluhkan kekagetan ku yang tengah memuncak. Membuat air mata ini turun dengan kebingungannya. Aku hanya bisa membalas pelukan kasih sayangnya itu.

"apa yang sebenarnya terjadi, mas hasan?"

***