Part 16 - Tense

150 19 23
                                    

   Tik

Kurasakan satu titik air mengenai wajahku, membuat ragaku terbangun. Aku mencoba membuka mataku perlahan. Gelap, cahanya sangat minim sekali. Aku dalam keberadaan berbaring, entah apa yang terjadi.

"Aw!" ringisku saat mencoba bangun. Tubuhku terasa sakit seperti baru saja menghantam sesuatu yang keras. "Sss-sakit."

"Ini dimana?" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, apa mungkin aku sedang bermimpi. Mataku memperhatikan sekitar, tempat ini seperti berada di dalam gua yang mengerikan. Aneh sekali, bagaimana aku bisa kesini?

Ku-pejamkan mata sambil memegang kepalaku agar mengingat sesuatu. Kucoba berpikir keras saat ini. Cukup lama. Kepingan memori pun mulai bermunculan.

Sekarang, aku ingat semuanya. Aku sedang camping, lalu aku terjatuh di jurang yang tak terlalu dalam. Setelah itu aku menemukan pohon, tiba-tiba sesuatu---akar menarikku ke sebuah lubang. Aku jatuh dan terbangun di tempat ini.

Aku bangun dari dudukku, jika aku jatuh dari atas, berarti di gua ini ada lubang di atasnya. Lantas, aku mencari lubang di atas gua dengan penerangan yang minim sekali.

Mataku menyipit, tak salah lagi aku menemukan lubangnya. Cukup tinggi, mustahil aku bisa menaikinya. Aku panik. Bagaimana bisa aku pergi dari tempat ini.

"Tezo! Robi! Lory! Teman-teman!!!" teriakku sambil melompat-lompat ke arah lubang itu.

"Aku disini! Tolong aku! Tolonggg!!!"

"Siapa saja yang di atas sana, tolong aku! Tolongggg!!!"


Tidak ada respon, aku jadi semakin panik. Kurasa mereka tidak bisa menemukanku disini. Waktu aku jatuh, lubang ini sangatlah dalam. Resah, aku memikirkan cara lain.

Di ujung sana ada jalur. Gua ini memiliki dua jalur, jadi aku memutuskan untuk mengikuti salah satu jalur tersebut. Aku akan mencari jalan keluar dari sini. Kupilih jalur kanan, kebanyakan orang beranggapan kanan lebih baik daripada kiri.

Aku berjalan perlahan dengan jantung berdegub kencang, aku takut. Bayangkan saja aku seorang diri di tempat seperti ini. Aku tak bisa membayangkan jika bertemu makhluk mengerikan disini.

Cukup lama aku berjalan. Langkah kakiku terhenti, sepertinya aku menginjak sesuatu yang kental. Aku menyentuh sesuatu-lendir yang berbau busuk itu dengan tanganku. Dengan cepat ku lap tanganku ke dinding gua ini. Menjijikkan. Aku kembali terus berjalan, semakin dalam lendir pun semakin banyak. Aku menutup hidungku. Tempat macam apa ini?

Aku berjalan cukup jauh hingga kutemukan tiga jalur terowongan. Aku dilanda bingung, sekarang aku harus memilih salah satu jalur lagi. Aku memilih jalur tengah tanpa pikir panjang.

Saat memasuki jalur tersebut, tempat itu terasa lembab. Auranya tidak mengenakkan samasekali. Jemariku saling bertautan, aku sungguh takut. Dinding-dinding terowongan ini dipenuhi cairan kental yang menjijikkan. Dalam hati aku terus berharap semoga aku menemukan jalan keluar.

Jalur ini sungguh panjang, kakiku sedikit lelah berjalan. Aku mencoba menahannya. Di ujung sana terlihat cahaya agak orange temaram. Aku mempercepat jalanku, kuharap bisa menemukan seseorang disana.

Semakin dekat dengan cahaya tersebut, aku dapat melihat dengan jelas. Mataku tercekat. Seketika aku berhenti mendadak. Aku membeku di tempat melihat pemandangan yang kulihat. Bibirku terasa kelu. Tubuhku bergetar begitu saja.

Di depanku terpampang jelas, tiga mayat manusia yang tercabik-cabik tergantung disana. Aku jatuh terduduk begitu saja. Tubuhku bergetar begitu hebat, aku tidak menyangka melihat pemandangan seperti itu. Nafasku tidak beraturan, rasanya sulit sekali bernafas. Aku terlalu terkejut hingga aku seperti ini.



Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang