CHAPTER 2

629 78 117
                                    

Happy Reading😉

🌺🍁🍁🍁🌺



AUTHOR POV

Setelah gun mengumpat sehabatnya yang telah menggangu ketenangan jiwanya, kini mereka berdua telah duduk manis dikantin Sekolah mereka.

Ya, memang fiat dan gun masih duduk dikelas dua salah satu sekolah menengah yang lumayan ternama dibangkok.

"Ai'gun, kau mau pesan apa? Biar aku yang memesankan makananmu" tanya fiat pada sehabatnya yang sudah duduk manis sambil bermain hpnya.

"Aaww... Apakah hari ini hujan? Atau ada angin topan kah? Bentar aku cek hpku dulu. Eeiihh... Hari ini cuacanya sangat cerah tidak ada tanda tanda bakal ada badai datang" monolog gun keeranan pada sehabatnya itu. Fiat.

"iihhss... Dasar kau, ya sudah kau beli sendiri sana Dasar kau" grutu fiat kesal

"Oii.. Oii, kau itu ya, cepat sekali berubahnya. Kalau gitu aku mau nasi campur dan jus jeruk nipis na" ungkap gun. Fiat pun menganggukan kepalanya dan berlalu pergi meninggalkan tempat gun duduki.

"Aneh.. Sekali tuh anak, bodo ah yang penting tuh anak tidak bikin kesal hari ini" monolog gun pada diri sendiri.

Sementara itu fiat sudah ikut mengantri makanan pesannya sehabatnya itu, antrian cukup panjang dan fiat dengan setia mengantri menunggu gilirannya.

"Kurang apa coba aku, mengantri makanan saja aku setia. Gimana aku mengantri cintamu.. Haha eeaakkk" monolog fiat pada diri sendiri.

Entah mengapah fiat merasa hari ini sangat senang, ia begitu bersemangat entahlah iapun tak tau alesannya mengapa.

Dan karna itu sebagian orang yang mengenal sosok fiat memandangnya dengan tatapan aneh bin ajaib..

Mengapa?

Setau mereka itu fiat adalah sosok yang sangat usil pada teman temannya, dan tidak akan mau mengalah selalu bergantung dengan sehabat imutnya. Gun. Mereka tak pernah terpisahkan bahkan ketoilet sekalipun mereka tetap bersama terkecuali pas dirumah masing masing mereka pasti terpisah, Mereka ibarat seperti satu paket komplit zaman now.

"paman krap, tolong minta dua nasi campur na. Tidak pakai lama dan Tidak pakai karet karna aku mau makan disini" ungkap fiat pada paman kedai makanan sambil bercanda gurau.

"Krap nong fiat, tumben amat biasanya nong gun yang membeli makanan. Apa nong gun sakit?" monolog paman kedai keeranan tidak biasanya bocah satu itu membeli makanan apa lagi buat mengantri begitu panjang seperti tadi. Tidak akan.

Tapi sekarang, paman kedai telah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. "ihhss... Paman, apa aku sebegitu buruknya kah? Sampai paman dan ai'gun mengomentariku seperti itu" ungkap fiat sambil mencemberutkan bibirnya kedepan.

"Uuhh... Ini makanannya dan segeralah duduk paman tidak tahan melihat ekspresimu itu. Ya, tuhan seperti apakah mae dan phonya sampai bisa mengeluarkan anak selucu dan tampan bersamaan" monolog paman kedai itu. Fiat hanya tersenyum lebar mendengarkan omongan paman itu.

"Khap khun na paman... Aku sudah bayar ya, dan...." fiat menggantungkan kalimatnya. Dan itu membuat paman itu penasaran dengan kelanjutannya.

"dan.... Mama dan papa aku adalah orang yang tertampan yang ada dimuka bumi ini paman" sambung fiat antusias dan diakhiri dengan senyum lebar menampilkan deretan gigi putih seperti iklan pupseden.

Paman kedai hanya menanggapinya sambil memganggukan kepalanya pelan sambil mencerna kata kata yang barusan fiat katakan..

"Tampan... Ma pa, Auuu.... Sepertinya. Hehehe, aaahh... Aku jadi ingat pada my boy tersayang" monolog paman kedai dengan senyam senyum tidak jelas.

Kamu akan menyukai ini

          

.

.

.

.

.

SINGTO POV

"Aku merindukanmu sayang.." ungkapku pada istri tercintaku yang ada didalam hpku.

Sungguh aku merindukannya, padahal baru saja beberapa jam aku meninggalkannya dirumah tapi rasanya seperti aku sudah pergia jauh dan sudah lama tak berjumpah dengannya.

Aaiihh.... Ai'sing, sungguh aku bisa gila seandainya ia meninggalkanku.

"Phi sing mulai lagi, aku sedang memberiskan dapur Phi dan kau menelponku membuat pekerjaanku tertunda" omelnya dari jauh sana, aku bisa melihat wajah yang kesal karna aku menggangu pekerjaannya yang ada dirumah.

Aku memang menelponnya bahkan aku sangat merindukannya dan melakukan vidio call disela sela kerja, entahlah didalam pikiranku hanya ada dia dan malaikat kecil kita berdua.

Aku tak peduli dengan tanggapan orang terhadap keluarga kecilku, aku tak pernah mendengarkan omongan orang orang mengenai keluarga kami dimata mereka mungkin keluarga kami terlihat aneh tapi bagiku keluargaku adalah sebuah keluarga yang terlihat nyata.

Aku masih mengingat dengan jelas waktu zaman aku dengan krist pacaran, dimata kita lagi kencan ada seseorang yang berbisik bisik dibelakang kita berdua. Menurut aku itu bukan bisikan tetapi obrolan yang cukup bisa didengar oleh seseorang yang ada disekitarnya.

Flashback

"kit, mau makan apa hu?" tanyaku padanya yang ada disamping ku. Ia melihat kearahku dan tersenyum kecil yang menambah keimutan diwajahnya yang sudah sangat menawan itu.

"phi, kit mau makan mie saja na" ungkapnya sambil menarik tanganku menujuh sebuah kedai mie yang cukup ramai.

Dan Aku hanya pasrah mengikuti kemauannya. Dan disini kita sudah ikut mengantri untuk makan dikedai yang ia pilih.

Antrian lumayan panjang Dan sih manis sudah mengomel karna sudah merasa lapar, salah sendiri ia yang memilih tempatnya bukan aku kan...

Karna ia kesal Dan mengomel sambil berglayutan dilengan kanan aku, Dan aku melihat dari ekor mataku banyak pasang mata yang memandang kami dengan tatapan tak enak tuk diartikan.

Dan semakin jelas dengan firasat yang aku rasakan, mereka ah lebih tepat seseorang yang tak kita kenal dengan seenaknya berbisik bisik melihat kearah kami.

Aku berusah tak mempedulikan dengan omongan mereka walau aku merasa cukup perih mendengarnya, semakin mereka tak habis dengan obrolannya samakin erat pelukanku pada pinggang kit.

Disini aku ingin menujukan bahwa yang mereka obrolkan itu benar, kita sepasang kekasih. Dan tak aku sangka kit melepaskan pelukanku pada pinggangnya Dan menatapku sekilas Dan beralih melihat kearah dimana orang orang yang tengah membicarakan kita berdua.

Aku ingin meraih tangannya tapi kit sudah terlebih dahulu meninggalkanku Dan menujuh pada orang itu, aku Bisa melihat raut wajahnya yang seperti menahan amarah.

Dan tebakanku benar ia mendatangi orang itu Dan berargumen yang bikin aku ingin ketawa Dan memuluknya menciumnya sekarang.

"Eehh.... Kalau mau ngomongin orang itu didepannya jangan dibelakangnya, Eehh... Situ siapa hu? Apa situ yang kasih makan kita hu? Apa situ yang membiayai hidup kita hu? Kalau situ mau ngurusin hidup orang yang bisanya mengomentarin hidup orang sekalian saja. Situ bayarin tagihan listrik dorm aku, tagihan kuliah aku, tagihan uang bulanan aku, tagihan cicilan barang barang aku, dan sekalian bayarin makan aku sekarang... Kalau situ tidak bisa melakukan semua itu tutup mulut kotormu itu, kita emang sepasang kekasih apa itu salah hu? Apa itu mengganggu kalian hu? Tidak.. Bahkan aku tak mengenalkan kalian apa hak kalian mengomentarin hidup aku, kalau kalian Tidak suka berpura puralah tak melihat kami tutup mata situ pake wajan dapur.. Oohh apa situ tak mempunyai itu, ok dengan senang hati aku akan membelikan wajan buat kalian biar kalian tak usah repot repot melihat seseorang yang seperti kami yang dimata kalian menjijikan. Uuhh... Bahkan mungkin saja kalian tak akan bisa mendapatkan seorang pria tampan seperti kekasihku itu ia sempurnakan... Dan aku doakan agar kalian jomblo seumur hidup kalian" omelnya pada kedua perempuan yang tadi omongin kita berdua dan sekarang kura kura imutku sedang membasmi hama hama yang mengganggunya.

MY LITTLE FAMILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang