Hai
Lanjut
.
.
.
Grepp
Ssrtt
Dengan cepat Chanyeol menarik tangan putri dan membawanya ke belakang tubuhnya untuk melindungi kekasihnya itu. Sekalipun wajahnya tertutup masker hitam dan topi, tapi putri bisa melihat sorot mata penuh kemarahan dari matanya.
"Lepaskan tanganmu atau aku akan patahkan tangan kamu sekarang juga!!!"
Teriak Chanyeol dengan suara beratnya, dia menempelkan tubuh putri ke punggung lebarnya.
"Kamu mengancam ku?"
"Aku memberitahumu, bukan mengancam. Aku bisa lakukan itu kapanpun termasuk sekarang juga!"
"Buka maskermu, kenapa kamu harus menyembunyikan wajahmu? Apa karena kamu seorang buronan?"
Tangan Chanyeol mengepal, pria di depannya ini memang berprofesi sebagai seorang dokter. Tapi ucapan dan tindakannya sangat jauh dari apa yang dibayangkan dan diharapkan dari seorang dokter yang terhormat. Membuat Chanyeol geram dan sangat membenci pria yang ada dihadapannya sekarang.
"Kamu baru jadi kekasihnya kan? Artinya aku masih punya kesempatan besar untuk merebut gadis yang aku cintai itu dari tanganmu"
Ucap dokter kang santai dan terlihat serius, dia juga menatap tajam mata Chanyeol. Membuat gadis yang bersembunyi di balik punggung Chanyeol itu meremas jaket Chanyeol dan menutup wajahnya di punggung Chanyeol.
"Kamu akan mati sebelum kamu bisa menyentuhnya"
Tegas Chanyeol dan langsung membawa putri masuk ke dalam mobilnya, dia segera melajukan mobilnya menjauh dari tempat itu tanpa menunggu waktu yang lama.
.
.
"Hiks..hiks.."
Putri sama sekali tak membayangkan akan terjebak dalam situasi seperti tadi. Berada di antara dua pria yang berkata kasar karena dirinya.. apa yang putri lakukan sampai Chanyeol dan dokter kang berani melakukan itu semua? Kejadian barusan membuat dia sekarang menangis
Chanyeol sendiri yang dari tadi hanya diam dan menyetir mobil, menghela nafas kasar dan menepikan mobilnya di sebuah kawasan yang cukup sepi. Tanpa mematikan mesin mobilnya, Chanyeol kini membuka topi dan masker yang dari tadi dia pakai danelepaskan sabuk pengaman nya dan juga putri.. dia menghadapkan tubuh putri padanya.
"Apa tadi sakit?"
Tanya Chanyeol sambil menyentuh tangan putri. Dia memeriksa apakah tadi dia memegang tangan putri terlalu keras dan menyakiti gadisnya.
Putri menggeleng kecil dan semakin menangis terisak dengan menundukkan kepalanya.
"Maafin aku, aku gak bermaksud kasar sama kamu"
"Aku.. gak marah Chan, aku.. cuma takut.."
Jawab putri sambil terisak, Chanyeol akhirnya menyeka air mata putri dengan kedua ibu jari tangannya perlahan. Membiarkan gadis itu menangis lagi dalam pelukannya.
"Maaf.. udah buat kamu takut tadi"
Putri mengangguk lagi dan membalas pelukan Chanyeol. Sementara Chanyeol tak lagi mengucapkan apapun dan hanya mengusap perlahan punggung gadisnya yang turun naik karena menangis dan membiarkan putri mengeluarkan seluruh rasa takutnya.
.
--skiipp--
"Kita makan dulu ya sayang.. kamu mau makan dimana?"
"Aku gak lapar"
"Perjanjian kita di awal itu makan malam bareng setelah aku jemput kamu kan? Artinya kamu memang belum makan malam, jadi kenapa bisa kamu gak lapar? Aku aja lapar banget lho sayang"
Chanyeol berusaha abicara dengan nada yang setenang mungkin. Agar putri tak lagi merasa tegang dan ketakutan nya hilang.
Kruyuuukk
Sebuah suara memalukan terdengar dari perut putri dengan nyaringnya. Membuat Chanyeol harus menahan tawanya dan membuat wajah putri merona karena saking malunya dan langsung memalingkan wajahnya keluar jendela.
"Suara apa ya? Kok aku kayak denger suara cacing ngamuk"
#pluk!
"A-aku gak denger suara apa apa kok"
"Beneran? Masa?? Kok aku dengernya jelas banget sih?"
"Enggak ada!"
"Masa sih sayang? Suaranya kenceng banget, kayak ada perang cacing gitu"
"Mana ada cacing perang sih?"
"Ada, nih.. di dalem sini"
Chanyeol menyentuh perut putri gemas dan membiarkan tangannya terus disana, mengusap lembut perut rata gadisnya itu.
"Sabar ya cacing cacing cantik, jangan nakal di dalem perut kesayangannya aku.. sebentar lagi ada makanan enak yang masuk kesini"
Ucap Chanyeol yang semakin membuat wajah putri merona hebat
.
.
--meanwhile--
BRAKK!
"Astaga! Kamu mau bikin aku jantungan apa?"
Dokter kang terlihat kesal dan langsung melemparkan tasnya dengan kasar di ruangan istirahat dimana sahabatnya yang juga dokter spesialis syaraf sedang memejamkan matanya disana.
"Sial!!!! Sial!!!"
"Kamu kenapa? Sabar donk, ada apa sih?"
"Aku terlambat Hyung, aku terlambat"
"Apanya?"
"Putri..."
"Kamu di tolak sama dia?"
"Bukan cuma di tolak, tapi dia juga udah punya orang lain sebagai pengganti aku Hyung"
"Maksud kamu pacar? Dia punya kekasih sekarang?"
"Iya.."
Dokter kang terlihat begitu frustasi, dia sudah mencintai putri dari 2 tahun yang lalu saat pertama kali dokter cantik itu masuk sebagai salah satu tenaga medis di rumah sakit Seoul. Dan dirinya lah yang membimbing putri saat awal masuk ke rumah sakit ini. Itu sebabnya, rasa ketertarikan pada putri semakin kuat setiap waktunya...
Kebaikan putri padanya yang di anggap putri hanya sebagai oppa atau kakak kandungnya justru di salah artikan oleh dokter kang sendiri menjadi perasaan cinta antara laki laki dan perempuan.
"Kamu yakin dia udah ada yang punya?"
"Aku yakin karena aku tadi ketemu dia sama kekasihnya Hyung."
"Siapa cowok nya? Ganteng?"
Pertanyaan tak penting yang dilontarkan oleh Hyun jae membuat dokter kang mendengus kesal.
"Apa aku harus menjawab soal ketampanan seseorang dan membandingkan nya dengan diriku sendiri?"
"Hehehe.. maaf, aku kan hanya bertanya.."
"Aku harus merebutnya"
"Kamu.. mau merebut putri dari kekasihnya? Itu maksud kamu?"
"Iya Hyung.. aku butuh bantuan mu untuk mendapatkan putri kembali"
"Joo Hyuk-aa.. dengarkan hyungmu ini.. untuk kali ini saja."
"..."
"Aku tahu persis kalau kamu sangat mencintai putri bahkan jauh dari sebelum dia bertemu dengan lelaki yang sekarang jadi kekasihnya itu. Tapi, bukan berarti menjadi hal yang benar untuk kamu merebut sesuatu atau seseorang yang sudah jadi milik orang lain seperti itu... Biarkan putri bahagia dengan pilihannya"
"Dia bukan laki laki yang baik Hyung"
"Kamu tahu dari mana kalau dia bukan laki laki yang baik untuk putri? Kamu bahkan gak tahu persis siapa lelaki itu dan bagaimana mereka bisa bertemu, atau bagaimana cara dia memperlakukan putri hingga gadis itu jatuh hati dan menetapkan pilihannya pada laki laki itu selain kamu.. kamu gak berhak melakukan hal semacam itu Saeng.."
Ucap Hyun jae dengan tenang dan sangat serius.. dia terlihat menepuk pelan terus menerus punggung dokter kang untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Jadi Hyung lebih membela lelaki asing itu? Yang bahkan Hyung gak pernah temui sebelumnya dari pada aku yang jadi sahabat Hyung sendiri? Hyung gak mau bantuin aku?"
"Saeng.. dengar, aku tidak sedang dalam posisi membela siapapun.. aku hanya membela hal yang memang benar.. cinta kamu untuk putri tidak salah, juga dengan cinta lelaki itu maupun putri.. tapi, kalau kamu mengambil jalan seperti ini atas nama cinta kamu untuk putri.. aku gak akan pernah ada di pihakmu Saeng.."
Tegas Hyun jae
"Aku gak peduli Hyung, akan aku lakukan apapun untuk mendapatkan gadis yang aku cintai. Kalau pun aku tak bisa mendapatkan putri.. maka gak ada orang lain yang boleh mendapatkannya.."
Ucap dokter kang dengan sangat yakin dan membuat Hyun jae menghela nafas kasar.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO