Enambelas

629 105 29
                                    

Hati gadis itu belum tenang, setelah menghubungi dua orang imo dan satu samchonnya, anak gadisnya masih belum ditemukan. Ia kembali melirik jam ditangannya, kembali berjalan ke depan belakang dengan hati yang tak tenang.

Hati ibu mana yang akan tenang jika anak gadisnya yang bahkan masih berumur 5 tahun itu berada di luar pada jam 7 malam. Bagaimana bisa gadisnya pergi selama itu? ia bahkan kembali lebih awal hari itu dan saat mengetahui anaknya tak ada dirumah. Jantungnya bahkan hampir copot.

Suara pintu terbuka langsung membuatnya melirik pintu itu, “eommaa!!!!” teriak gadis kecilnya berlari kearah ibunya. “eomma sudah pulang?” tanya gadis kecil itu tak melihat ekspresi ibunya yang kesal.

“darimana kau Park Nara?” tanya wanita itu dengan gigi terkatup. Nara menatap ibunya dan mulai sadar bahwa suasana hati ibunya sedang tak baik. Ini kali pertamanya melihat ibunya marah jika ia boleh jujur. “aku bertanya padamu Nara Park!” tanya Dara dengan nada tinggi sehingga gadis itu terlonjak.

Nara menundukkan kepalanya dengan air mata yang siap mengalir. Pekerjaan baru ibunya benar-benar merubah ibunya, “kau masih tak ingin berbicara?” tanya Dara menatap anaknya sengit.

“Nara tak salah apa-apa eonni. Jika kau ingin marah, kau bisa memarahiku karena aku tak benar menjaganya” ucap Mina menarik Nara untuk dipeluk dan gadis itu menangis dipelukan baby sitternya.

“kau membelanya Mina? Apa yang kalian tutupi dariku? Apa yang tidak ku ketahui diantara kalian?” tanya Dara dengan gigi terkatup, dadanya naik turun dengan wajah yang memerah sempurna.

“ia hanya merasa kesepian dan aku membiarkannya pergi bersama sosok ayah yang bisa menggantikan ibunya” ucap Mina dengan nada kesal, “sadarkah kau bahwa kau terlalu sibuk akhir-akhir ini eonni? Nara merindukan ibunya tapi kau lebih mementingkan pekerjaanmu dibanding Nara” ucap Mina dengan alis berkerut.

Nara masih berada di pelukan gadis itu, menangis dalam diam. Ia menginginkan ayahnya, ayah pura-puranya. Ia tak lagi menyukai ibunya. ibunya tidak lagi mencintainya.

“siapa pria itu?” tanya Dara dengan nada monoton.

“kau tak perlu”

“SIAPA PRIA ITU?!” tanya Dara dengan nada tinggi,

“Mr. Kwon! aku membencimu eomma. Kau lebih memilih pekerjaanmu dibanding aku. Aku membencimu. Aku ingin Appa!! Mina-eonni hubungi Appa dan katakan padanya aku menginginkannya. Aku tak mau bersama eomma. Aku ingin appa” ucap Nara dengan air mata yang mengalir indah di kedua pipi chubbynya. Hidungnya bahkan memerah akibat terlalu lama menangis.

“M-Mr. Kwon?” tanya Dara tidak percaya, apakah Mr. Kwon yang Nara maksud adalah boss nya?

“Mina Eonni cepat hubungi Appa, aku yakin appa masih berada di sekitar sini. Aku tidak peduli jika kekasihnya itu tidak menyukaiku, setidaknya appa menyukaiku” ucap Gadis itu terisak.

Dada Dara terasa diremas saat mendengar kalimat yang diucapkan anak gadisnya. Apakah ia keterlaluan selama ini? apakah ia melupakan anak gadisnya selama ini? dan mengapa bossnya melakukan ini pada anak gadisnya?

“aku akan berbicara pada Mr. Kwon untuk berhenti menemuimu Park Nara. Kau bahkan lebih memilih pria itu dibanding aku ibumu sendiri” ucap Dara, “aku melakukan ini semua untuk bisa membahagiakanmu. Aku tak ingin kau susah Nara. bisakah kau mengerti kerja keras eomma?” tanya Dara tercekat. Hatinya tak bisa menerima ini.

eomma ingin memisahkanku dengan Appa? Eomma jahat! Aku benci eomma!!” ucap Gadis itu sebelum berlari ke kamarnya dan membanting pintu kamar tersebut.

Five Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang