The Man Next Door

18 3 0
                                    

"Wow! Rumahmu bagus sekali, La," Aleta berlari kecil memasuki beranda rumah baru Talula.

Talula hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya yang kadang kala masih kekanak-kanakan itu. Ia membiarkan Aleta berkeliling rumah yang baru dibelinya seminggu yang lalu.

Rumah bergaya modern minimalis itu berada di sebuah kompleks perumagan yang asri. Dari beranda rumahnya, Talula bisa melihat danau buatan kecil yang dikelilingi tanaman pendek dengan bunga berwarna-warni. Meskipun bukan rumah baru, rumah itu masih nampak kokoh dan terlihat beberapa pembaruan di sana-sini.

Talula menata baju-bajunya dalam lemari besar di dalam kamarnya. Ia sengaja tidak memperkerjakan pembantu karena ia merasa sanggup mengatur rumahnya sendirian. Setelah semua rapi, ia menuju dapur kecilnya yang bersih dan membuat teh hangat untuk mereka berdua.

"Ta, minum teh yuk," ia memanggil sahabatnya yang entah berada di mana.

Tak lama kemudian Aleta tergopoh-gopoh masuk dari pintu samping. Ia seperti ingin memberi tahu sesuatu pada Talula.

"Kamu kenapa? Abis liat hantu?"

"Talula, di sebelah ada cowok ganteng banget. Aku melihatnya sedang memainkan biola di kamarnya."

"Ya elah. Kirain apaan."

"Kalau begini, aku mau sering-sering nginep ah di sini. Siapa tahu bisa kenalan sama mas ganteng di sebelah."

Dua gadis itu menikmati teh dalam diam. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

***

Talula sengaja tidak membangunkan Aleta. Ia mengenakan sepatu ketsnya dan mengenakan pakaian olahraga kesayangannya. Ia ingin jogging sambil melihat-lihat lingkungan barunya.

Ia menghirup udara pagi yang sejuk dalam-dalam. Ia berlari pelan-pelan ditemani lagu kesukaannya yang mengalun dari headset-nya. Beberapa kali ia beroapasan dengan lain yang juga sedang berolahraga. Ia melemparkan senyum tanpa menghentikan langkahnya.

Entah sudah berapa lama ia berolahraga. Matahari yang tadinya malu-malu memancarkan sinarnya, kini mulai terasa terik. Talula menghentikan langkahnya dan beristirahat di sebuah bangku taman di depan danau.

"Halo, kamu yang tinggal di rumah D2 ya?" Seorang pemuda yang nampaknya juga selesai jogging menunjuk rumahnya yang masih tertutup rapat.

"Iya. Saya Talula," Talula berusaha ramah dengan pemuda yang mungkin saja tetangga barunya.

"Saya, Adrian. Saya tinggal di D3," jawabnya sambil mengulurkan tangan mengajak Talula bersalaman.

Dalam hati Talula mengagumi Adrian. Pemuda itu memiliki tubuh atletis dan wajah yang tampan. Tetapi ia berusaha menutupinya dengan bersikap datar.

"Oke, Talula. Maaf saya harus segera pulang. Kalau butuh apa-apa, datang aja ke rumah."

Bersamaan dengan hilangnya Adrian di balik pintu rumahnya, Talula mendengarkan teriakan Aleta. Ia bergegas pulang untuk mencari tahu ada apa dengan gadis itu.

"Kenapa, Ta?" Tanyanya pada gadis yang meringkuk di sudut kamar itu.

Wajah Aleta pucat pasi. Ia masih mengenakan piyamanya. Bulir bening dari sudut matanya nampak mengalir deras.

Talula memeluk tubuh sahabatnya yang sedingin es itu. Ia menuntunnya ke ruang tengah dan mengambilkannya air putih.

"Tadi...tadi ada orang masuk rumah. Saat aku ke kamar mandi, ia tiba-tiba masuk."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Beyond The Color of The NightWhere stories live. Discover now