Dwarf Village

20 3 0
                                    

Matahari tampak akan terbenam, namun aku belum juga sampai di Desa Kurcaci. Kudaku nampak sudah kelelahan, begitu juga denganku. Saat di perjalanan, aku melihat ada yang berlari mengikutiku dengan langkah kasarnya. Apapun itu pasti dia sedang mengejarku, gerakannya sangat cepat. Aku mempercepat kudaku untuk berlari, namun sepertinya makhluk itu begitu gencar untuk menangkapku. Aku menoleh kebelakang dan aku melihat ada kawanan serigala. Bukan! Itu bukan serigala, akan tetapi werewolf. Tanpa berpikir panjang aku melesatkan beberapa anak panahku pada manusia serigala itu.

Namun mereka terlalu banyak, aku tidak bisa fokus memanah saat sedang menunggangi kuda. Aku terus berusaha menghindar. Aku bisa melihat ada sebuah desa kecil di depan yang tak lain adalah Desa Kurcaci. Saat aku sudah masuk di Desa Kurcaci, para manusia serigala itu tiba-tiba terpental begitu saja. Aku melihat ke sekitar, dan benar saja, ada abu gunung yang mengelilingi desa ini. Werewolf memang tidak bisa melewati abu gunung, maka dari itu mereka semua terpental saat mendekati abu gunung.

Karena kericuhan yang aku perbuat, para kurcaci keluar dan melihat apa yang sedang terjadi. Mereka semua menatapku dengan pandangan yang di selimuti oleh kemarahan. Mungkinkah aku telah melakukan hal yang bodoh, sampai membuat mereka marah?

"Hei, apa yang kau perbuat disana anak muda?" teriak seorang kurcaci berjanggut panjang berwarna coklat.

"A-aku tidak melakukan apa pun, aku hanya ingin lewat," kataku terbata-bata

"Kau ingin menghancurkan desa ini dengan membawa kawanan serigala itu, huh?" kata kurcaci lain yang sedang membawa pisau belati.

"Bukan, aku disini untuk bertemu kalian, para kurcaci. Aku butuh beberapa informasi tentang Dark Angel." kataku berterus terang

"Husstttt, kecilkan suaramu anak bodoh," kata kurcaci berjenggot coklat tadi.

"Hei, kenapa kau meninggikan suaramu kepadaku? Ada apa dengan kalian semua?" kataku yang mulai marah.

"Ada keributan apa ini?" seorang kurcaci tua berjenggot putih panjang dengan badan agak bungkuk yang sedang membawa tongkat keluar dari suatu rumah, kuakui rumahnya lebih besar dan lebih bagus dari rumah-rumah di sekitarnya.

"Maaf Tuan, ada seorang anak yang membawa kawanan serigala kemari." kata seorang kurcaci dengan topi merah.

"Apakah kalian tidak melihat tadi? Aku hampir mati diterkam oleh para manusia serigala di luar sana. Bagaimana mungkin aku membawa mereka untuk menghancurkan desa ini." kataku lancang.

"Apa tujuanmu kesini, nak?" tanya ketua kurcaci dengan lembut.

"Ratu Violetta memintaku untuk datang ke sini, dia berkata bahwa kalian mempunyai beberapa informasi tentang Dark Angel," tanyaku.

"Aku tidak begitu percaya kalau Ratu Violetta memerintahkanmu kesini, anak muda." kata sang ketua kurcaci.

"Mungkin kalau aku tunjukkan ini kalian akan percaya," kataku seraya mengeluarkan pedang pemberian Ratu Violetta.

"Pedang Nixes! Bagaimana kau bisa mendapatkannya?" kata ketua kurcaci kaget.

"Aku adalah utusan Ratu Violetta yang ditugaskan untuk memusnahkan Dark Angel." kataku lantang.

"Siapa nama mu?" tanya ketua kurcaci sembari mendekat padaku.

"Kathnis Rosie Emmerich." kataku lepas.

"Emmerich? Sepertinya aku mengenal keluargamu. Kau pasti cucu dari Petra Emmerich. Apakah nenekmu masih menjadi orang yang sangat ingin tahu akan segala hal?" kata sang ketua kurcaci.

"Nenek sudah meninggal sejak aku masih kecil. Dan mungkin nenek adalah orang yang paling berani untuk mencari tahu apa yang tidak ingin semua orang tahu." kataku tegas.

"Hahaha... Kau sangat mirip dengan Petra, Nak. " ujar sang ketua. "Apakah kau mau berbincang-bincang dan menginap disini terlebih dahulu? Ini sudah malam."

"Jika kau punya daging asap dan coklat panas." kataku sambil tersenyum.

"Ahh tentu saja. Ayo ikuti aku." katanya sambil tertawa ringan.

Kami berjalan menuju sebuah rumah tua besar yang dikelilingi tanaman-tanaman aneh. Walaupun begitu, suasana di sini begitu hangat dan tenang. Saat akan memasuki rumah aku membungkukkan badanku karena pintu rumah yang begitu kecil untuk ukuran manusia normal sepertiku. Saat memasuki rumah ini aku sangat terkejut. Dari luar rumah ini terlihat biasa saja dan terkesan agak kecil, namun saat masuk ke dalamnya aku melihat begitu banyak ornamen yang indah dan terkesan mewah. Ruangan di rumah ini juga sangat banyak dan megah.

"Apakah kau tinggal sendirian di sini?" tanyaku pada sang ketua kurcaci.

"Tentu saja tidak, aku tinggal bersama beberapa kurcaci yang lain," jawabnya ramah.

"Ehmm, sebelumnya apakah aku boleh bertanya?" tanyaku memberanikan diri.

"Tentu saja boleh, apa yang membuatmu ingin bertanya?"

"Mungkin aku akan menanyakan sesuatu yang sedikit sensitif," kataku sedikit tidak yakin.

"Tanyakan saja apa yang ingin kau ketahui," lanjut sang ketua.

"Siapa sebenarnya Dark Angel? Dan mengapa aku ditakdirkan untuk semua ini?" tanyaku sedikit segan.

"Rupanya kau masih belum bisa menerima ini semua, ya?' tanyanya sambil menuangkan susu coklat panas di cangkirku.

"Tentu saja, aku berpikir kalau aku tidak cukup kuat dan berani untuk semua ini" aku mulai menunduk sedih.

"Tidak, nak. Kau sudah sampai sini saja sudah membuktikan bahwa kau sangat pemberani, namun kamu belum cukup kuat." katanya sembari menepuk pundakku.

"Lalu bagaimana aku melawan dia? Aku hanya bisa bela diri, aku tidak punya kekuatan magic." tanyaku yang mulai panik.

"Itulah gunanya Ratu Violetta menyuruhmu menemuiku. Apakah kau mengira jika sihir hanya bisa dilawan dengan sihir saja?" jawab sang ketua kurcaci.

"A-apa maksudmu? Apakah ada yang lebih kuat dan sakti dari ilmu sihir? Rasanya itu tidak mungkin." kataku heran.

"Hahaha, rupanya kau juga mempunyai sisi bodoh," katanya sambil tertawa kecil.

Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang Ketua Kurcaci maksud tadi. Apakah mungkin aku akan melawan Dark Angel hanya dengan pedang dan panah yang diberikan Ratu Violetta padaku? Rasanya sangat mustahil walau hanya untuk membayangkannya saja.

"Tidurlah, ikuti kurcaci yang berjenggot merah itu, dia akan menunjukkan mu kamar untuk menginap beberapa hari ke depan." katanya sambil menyeka mulutnya yang telah habis melahap daging kalkun.

"Apakah aku boleh bertanya lagi?" tanyaku sambil mulai berdiri.

"Tidak, sudah cukup bertanya yang macam-macam. Kau harus tidur sekarang juga karena besok aku dan kurcaci lainnya akan mengajarimu sesuatu yang berguna untuk melawan Dark Angel." kata ketua kurcaci sambil beranjak pergi.

Ku pikir aku tidak akan bisa tidur malam ini karena pikiranku yang kemana-mana. Kurcaci berjenggot merah itu pun mengantarku ke kamar yang sangat indah. Entah bagaimana bisa ada kamar mewah nan cantik di antara rumah kurcaci di sini. Dan aku juga baru sadar, di sini tidak ada satu pun kurcaci wanita, hanya ada kurcaci laki-laki.

TBC

Halo semuanya..... Akhirnya setelah sekian lama hiatus aku update cerita juga huhuhu.

Untuk chapter kali ini aku buat agak pendek dari yang sebelum-sebelumnya. Bisa update cerita ini saja sudah Alhamdulillah, aku gak tau kapan lagi bakal bisa ngelanjutin cerita ini. SEMOGA SECEPATNYA YAA.

See u on the next chapter guys....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret of Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang