PART 7. KEPUTUSAN

1K 55 14
                                    


Darren menatap bangunan didepannya dengan tatapan ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darren menatap bangunan didepannya dengan tatapan ragu. Dia melihat layar ponselnya dan memastikan alamat yang diberikan Queen tadi apakah benar bangunan didepannya ini.

"Gue nggak nyangka Kak Elena punya teman tajir banget disini." Gumam Darren pelan lalu melangkahkan kakinya kearah pintu masuk Rumah itu. Darren berhenti didepan pintu itu lalu menekan bel yang ada disana.

"Siapa lo?" Darren langsung membalikkan tubuhnya saat mendengar suara itu. Darren menautkan alisnya merasa familiar dengan wajah orang itu. Darren tersenyum dalam hati.

Devon. Jadi Kak Elena berteman dengan Putra Mahkota Elder? Kak Elena benar-benar pandai memilih teman. Batin Darren dalam hati sambil menatap Devon dengan tatapan penuh makna. Devon yang merasa asing dengan wajah Darren hanya menatap Darren dengan tatapan heran.

"Gue tanya siapa lo? Dan ngapain lo didepan Rumah gue? Lo orang Indonesiakan?" Tanya Devon yang sangat yakin jika Darren adalah orang Indonesia. Darren tersenyum tipis.

"Lo tau gue orang Indonesia. Tapi gue yakin lo pasti lupa siapa gue. Benar begitukan Putra Mahkota Elder?" Tanya Darren yang membuat Devon makin menautkan alisnya heran.

"Lo kenal sama gue?" Tanya Devon heran. Darren tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya.

"Tapi sayangnya gue kesini bukan untuk ketemu lo." Kata Darren dengan santai.

"Oh Devon. Kenapa nggak langsung masuk? Ngapain pake nyalain bel di Rumah kamu sendiri?" Tanya Queen yang baru saja muncul dari dalam Rumah dan melihat Devon yang sedang berbincang dengan orang yang kini membelakanginya. Darren yang mendengar suara Queen langsung tersenyum dan membalikkan tubuhnya.

"Darren? Sejak kapan lo disini?" Tanya Queen terkejut melihat Darren disana. Bukankah tadi pemuda itu bilang akan datang sore? Tapi inikan masih siang. Darren tersenyum manis sambil menatap Queen, namun senyum itu justru membuat Queen curiga.

"Tentu saja untuk menjemputmu. Bukankah aku sudah mengatakannya tadi?" Tanya Darren sambil tersenyum menggoda kearah Queen.

"Menjemput? Apa maksudnya itu?" Tanya Devon tak mengerti dengan pembicaraan kedua orang didepannya itu. Queen menatap Darren dengan tatapan membunuh. Padahal tadi niatnya Queen akan memberitahu Devon dulu sebelum Darren datang. Tapi apa yang harus dia lakukan dalam situasi ini sekarang?

"Emmm. Devon. Sebenarnya aku ingin mengatakannya dulu padamu. Ini Darren. Dia sahabatnya dari Indonesia, kebetulan dia juga sedang berlibur disini. Aku akan tinggal bersamanya mulai sekarang." Kata Queen memperkenalkan Darren pada Devon. Devon menatap Darren dengan tatapan curiga lalu kembali mengalihkan pandangannya kearah Queen.

"Queen. Bukankah aku sudah mengatakan jika kamu bisa tinggal disini sampai Kak Elena kembali." Kata Devon mencoba untuk menahan Queen agar tidak pergi. Queen menundukkan kepalanya menyesal.

The Crown Prince Of Elder [#Sequel Love The Elder Princes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang