semua harapan abu-abu

15.6K 998 371
                                    

And everything seems not right
after that.
—Elara.

"Lo harus liat tingkah si Selma, Ra!"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Lo harus liat tingkah si Selma, Ra!"

Mendengar itu, hanya Tiffany yang melihat ke mana jari telunjuk Fanya mengarah. Lapangan outdoor. Elara malah sibuk dengan ponselnya seraya bersandar pada dinding pembatas di lantai tiga ini, tepat di depan kelasnya berada.

Elara masih berusaha menghubungi Ardi untuk menjelaskan perkara gandengannya dengan Dimas pagi tadi, tetapi semua chat-nya belum ada yang dibaca oleh laki-laki itu.

Merasa tidak direspons, Fanya mengambil alih benda mungil itu dari tangan Elara. Yang berhasil membuat si empunya berdecak. "Ngapain lo ngambil hape gue sih? Urgent nih!" kata Elara dan merebut kembali ponselnya.

"Yang lebih urgent cowok lo lagi digoda, njir!" Sekarang Tiffany yang angkat bicara.

Mata Elara seketika membulat. Lalu, dimasukkannya ponsel putih itu ke dalam saku seragam. Ardi digoda? Sama siapa? Siapa yang berani menggoda laki-laki itu?

"Di mana?" tanya Elara dengan wajah yang sudah merah padam, siap meledak sebentar lagi.

"Noh di lapangan!" Fanya lagi-lagi menunjuk ke arah lapangan di bawah sana.

Ternyata memang benar. Di pinggir lapangan—dari penglihatan Elara, Ardi sedang terduduk di dekat tiang bendera dengan menggunakan kaus putih polosnya. Terlihat juga Reza dan Dimas yang masih bermain basket di sana. Dan jangan lupakan kakak kelasnya juga.

Selma Anathasya.

Elara masih memperhatikan gerak-gerik kakak kelas centil itu. Selma sedang memberikan botol air mineral ke Ardi dan diterima baik oleh laki-laki itu. Kemudian, mereka berbincang-bincang—entah apa, tetapi itu malah membuat Elara merasa harus tertawa.

Alasannya ya hanya satu; sikap cuek Ardi kepada semua cewek-cewek. Seperti sekarang, Ardi hanya menanggapi ucapan-ucapan Selma dengan gelengan atau sesekali dengan anggukkan.

Mampus! batin Elara, pandangannya masih belum lepas dari mereka berdua.

"Lo gak mau nyamperin mereka?" tanya Fanya yang bingung juga dengan reaksi Elara sekarang. Biasanya Elara pasti akan cepat tersulut.

Yang ditanya menggelengkan kepalanya. "Nanti aja. Di mana kelasnya si Selma?" Elara bertanya balik.

Tiffany yang langsung menjawab, "Di samping kelas cowok lo persis."

...

"Gimana sama si Australia?" tanya Reza yang mulai menutup matanya. Kedua tangannya ia silangkan untuk menyangga kepala.

1.2 | illusion ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin