Baru

101 27 16
                                    

  Selamat membaca:) semoga suka😚
Typo dimana-mana

   Hari ini adalah hari pertama Lea masuk sekolah barunya. Ternyata sekolah barunya ini  bertype asrama jadi ia harus menetap di asrama selama belajar disana. Muridnya diperbolehkan pulang jika ada kepentingan dan saat libur akhir semester atau kenaikan kelas.

   Fyi, hari sabtu lalu saat kepindahannya ke rumah papanya ia telah berkenalan dengan mama tirinya dan dua saudara kembarnya. Jadi ya Lea mempunyai dua saudara tiri yang notabene kembar meski berlainan jenis. Ya, saudara kembarnya satu perempuan yang bernama Alin dan satu laki-laki bernama Alan.

   Lea sudah akrab dengan kedua kakak kembarnya. Mereka sengaja ditempatkan dalam satu sekolah agar dapat menjaga satu sama lain.

Tok tok!

Suara ketukan pintu membuat Lea dan teman sekamarnya -- Claretha menghentikan kegiatan mereka.

"Biar gue aja yang buka, Cla," ucap Lea pada temannya yang dijawab anggukan.

"Nyari siap-" ucapan Lea terpotong saat melihat orang yang ada di depan kamarnya saat ini. "Eh, Kak Alin! Ada apa, Kak?" tanya Lea kepada orang yang mengetuk pintu yang tak lain adalah kakaknya


"Oh, kirain lo belum bangun makanya gue kesini sekalian mau ngasih tau nanti lo di kelas sebelas IPA 1," jelas kakaknya.

"Ya nggak mungkin lah gue belum bangun, masa cewek secantik gue tidurnya kayak kebo. Oke thanks, Kak," ucap Lea diiringi tawanya.

"Halah! Laga lo!  Paling kalo libur  juga tidur kayak kebo."

"Wah kalo itu pengecualian! Haha."

"Serah lo kutil!" Balas kakaknya lantas pergi.

"YE NGAMBEK LO!" teriak Lea pada kakaknya hingga membuat para penghuni kamar asrama menutup telinganya.

"Woy, Le, suara lo kayak abis nelen toa aja! Kecilin bego, masih pagi udah buat ribut!" Tegur Claretha padanya.

"Ups iya lupa,"  jawab Lea sambil cengengesan.

"Dasar lo! Udah buruan, yuk, berangkat!"

"Oh iya, yuk," balas Lea sambil menggendong tas ranselnya.

*

  Dua gadis itu kini menyusuri koridor sekolah bernuansa putih tulang itu. Mereka tak lain adalah Lea dan Claretha. Setelah mengetahui bahwa Lea satu kelas dengannya, Claretha memutuskan untuk mengajak Lea ke kelas.

  Senyum tak pudar di wajah Lea, ia sungguh senang. Bagaimana tak senang, ia telah bertemu keluarga yang menyayanginya meskipun mama dan kakaknya bukan keluarga kandungnya, mereka menganggap Lea keluarga kandung mereka sendiri begitupun sebaliknya. Selain itu ia tau bahwa ia satu sekolah dengan kekasihnya. Dirinya tak sabar bertemu dengan cowok itu, berdasarkan informasi yang didapat dari Claretha, lelaki pujaannya itu merupakan most wanted di sekolah ini jadi seharusnya tak sulit menemukan sosok most wanted sekolah ini.

"Jangan senyum-senyum sendiri nyet! Cantik-cantik dikira gila lo ntar!"

"Haha biar dong, orang gue lagi seneng. Dan ya, gue emang cantik gausah diperjelas."

"Anjir pede gila lo!" ujar Claretha sambil menoyor kepala temannya itu.

"Lah, kan, lo sendiri tadi yang bilang gue cantik, lagian, nih, ya pede tuh hak setiap umat jadi kalo gue pede itu ya hak gue sebagai umat manusia!"

"Bodo amat dah, Lee."

"Nah, kalo udah kalah ya gitu!"

"Serah apa kata lo aja kutil!" Balas Claretha jengah sedangkan Lea hanya tertawa melihat teman barunya itu kesal.

"Ketawa aja terus, gue mau masuk kelas!"

"Eh eh ngambek malah ninggalin gue! Lo harus nganterin gue ke ruang guru, Cla!"

"Iih iyaiya, gue naruh tas dulu. Lo sabar, kek, dasar setan!"

"Enak aja ngatain setan, orang cantik dikatain setan!"

"Iyain aja biar cepet! Udah deh yok gue anter ke ruang guru biar cepet gue pisah lo!"

"Ah elo mah gitu amat sama temen sendiri, lagian nanti kita juga sekelas," ucap Lea yang hanya dianggap angin oleh Claretha pasalnya ia sudah bosan mendengar celotehan teman barunya itu meski begitu ia tetap nyaman dengan Lea yang bermulut lebih itu.


  Mereka berdua terus berjalan menuju ruang guru. Lea yang sejak tadi berceloteh tiba-tiba diam dan memberhentikan langkahnya. Claretha yang menyadari tak ada Lea disampingnya lantas menoleh kebelakang.

  "Lo kenapa?" tanya Claretha pada Lea.

  "Gue inget sesuatu."

  "Inget apaan?"

  "Cowok gue cakep kagak?" tanya Lea pada Claretha dengan tampang polosnya.

  "Ya Allah Ya Rabb lo berhenti cuma mau nanya gituan?" Claretha jengah, bagaimana bisa temannya itu bertanya padanya. Bukankah mereka telah berpacaran selama tiga bulan, lantas kenapa temannya justru menanyakan hal itu padanya?.

  "Ya abisnya dari tadi gue ngomong  lo diem mulu, ya mending gue berhenti buat ngalihin perhatian lo, hehe."

  "Bego! Lagian lo, kan, udah pacaran lama, terus ngapa tanya cakep apa kagak?"

  "Yaiya, sih. Tapi, kan, kali aja di aslinya dia tambah ganteng gitu," jawab Lea sambil membayangkan wajah kekasihnya.

  "Bodo amat, Le, serah deh," kesal Claretha lalu melanjutkan jalannya menuju ruang guru agar segera terbebas dari mulut berlebih Kathlea.

  "Iiih Claretha kebiasaan ninggalin deh, kalo ditinggalin baru tau rasa huh!" Gerutu Lea kemudian ia berlari mengejar Claretha yang sudah berada beberapa meter didepannya.

  **

Thanks udah baca, jangan lupa krisar di kolom komentar ya :)

VerlorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang