Sedingin apapun aku, percayalah hati ku tetep saja masih mengeja satu persatu namamu.
🎲
🎲
🎲
🎲
🎲
🎲
🎲Sania 'Pov
Di lapangan hanya bersama dengan bola basket gue mulai memantulkannya, sesekali gue lay up. Terdengar suara motor sport aku kira itu Afra ternyata Cleo.
Padahal gue lagi gak mood, gue berangkat basket juga cuma biar bisa minta maaf.
"San, kok latihan sendiri?" tanya Cleo.
"Iya kak Afra telat mungkin."
"Gue temenin ya?" tawar Cleo.
Sumpah males banget, tapi masak gue nolak kan gak banget. Apalagi belakangan ini gue deket banget, umpat ku dalam hati.
"Hay, San gue ganggu ya kok bengong lagi mikirin apa?" tanya Cleo sambil mengayunkan tangan di depan wajah ku.
"Oh, nggak kok cuma agak capek aja." jawab gue.
"Jadi gue boleh nemenin loe sama Afra di sini kan?"
"Kalau gue sih boleh aja." sambil gue tersenyum padanya.
Gak senyum juga sih bisa dibilang itu fake smile buat nutup rasa yang gelisah ini, entah gue mau ngomong apa dengan Cleo rasanya gue udah bosen aja tiap kemana-mana pasti ketemu Cleo. Sekali-kali ketemu Afra ngapa.
Eh udah sih gue ketemu Afra tapi sana aja dia cuek.
Udah setengah lima gue memutuskan untuk pulang udah jam segini pasti Afra gak akan kesini. Dari pada gue makin gak mood di sini.
"Pulang aja yuk, paling kak Afra lupa." gue mengajak Cleo.
"Ayo, perlu di anter gak?"
"Gak usah kan gue juga udah SMA masih berani." seru Sania.
"its, ok" jawab Cleo sambil mengacak rambut gue.
"Ih kak Cleo, berantakan kan."
"Habis kamu gemesin."
"Iya dong" jawab Sania sambil berjalan keluar lapangan.
Sambil berjalan menuju motor, gue melihat hp gue siapa tau Afra WA atau gimana gitu. Ternyata tidak hanya beberapa pesan dari grup True friends gue, nanti aja gue baca di rumah.
Di motor gue terdapat handuk yang biasanya gue pakek pas latihan basket, dari siapa ya masak dari Cleo, apa mungkin dari Afra lah kan Afra gak kesini. Tapi setelah gue fikir handuk ini hanya gue pake saat gue berlatih dengan Afra.
Berarti tadi Afra tadi kesini, tapi kok dia nggak menemui gue, tak berapa lama sebulir air mata jatuh di pipi gue, tidak tau apa yang menjatuhkan nya.
Afra, andaikan kamu tidak sedingin itu pasti kita nggak akan kayak gini. Sebulir air mata itu menjadi berbulir-bulir, di sepanjang jalan gue hanya memikirkan Afra.
Apakah kamu juga memikirkan gue, apakah hanya gue yang mikirin loe Fra? Apakah ketika gue menghindarinya itulah yang membuatnya mendiamkan gue. Kalau malam itu gue gak gengsi untuk manggil dia, pasti kita akan ngobrol atau hanya sekedar bertegur sapa.
❣️❣️❣️
Sesampainya di gerbang rumah gue langsung memasukkan montor, gue seperti orang yang kehilangan nggak ada semangat berjalan menuju kamar yang tidak jauh gue merasa gak bisa.
Afra ngapain coba loe gitu banget, gak tau apa gue cewek tapi pemikiran gue sangatlah egois.Beberapa kali gue berbohong tentang perasaan ini, memendam dalam sebuah rasa penasaran yang ternyata telah tumbuh menjadi perasaan, mencoba mencabut akar-akar rindu yang terus menjalar tak beraturan.
Tapi itu semua hanya membuat gue semakin sakit, namun gue melakukannya hanya karena gue takut jatuh cinta sendirian. So gue berfikir terlalu dalam.
Memang gue sangat membenci sifat gue yang seperti itu, tanpa mengganti baju gue merebahkan badan, sambil sesekali air mata yang berbicara, dan untuk menghilangkan air mata itu gue menggunakan handuk yang tadi gue temuin di motor.
❣️❣️❣️
Afra 'POV
Apa sih yang di pengenin Cleo gitu banget emang dia gak punya tim basket sendiri, hah gue sangat lelah dengan semua ini dari pagi fikiran gue hanya tentang Sania, Sania, dan Sania. Itu bukan gue banget jadi gue harus apa? Gue aja nggak tau.
Gue ngerasa nyaman banget pake banget pas latihan sama Sania, gue pengen banget ngajarin dia, nolongin dia pas jatuh, ngobati luka nya. Tapi sekarang gue udah gak bisa sebulan sudah hampir berlalu.
Apa setelah ini gue masih bisa bertemu dengan mu, San? Dengan alasan apa gue bisa bertemu dengan loe, gue belum siap melupakan loe San, selama gue hidup, loe lah yang mampu ngubah semua hidup gue, mimpi gue, dan semua.
Mungkin tanpa loe gue bukan apa-apa, gue hanya sekedar merpati yang tidak tau jalan pulang serta terbang di antara bimbang.
Tbc 💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hijau Tosca
Teen FictionKedatangannya merubah tali persahabatan ku menjadi tombak tajam yang berujung runcing, hanya karena aku tidak bisa mengontrol sesuatu di dalam diri ini. ' ' ' ' ' Sebuah ambisi tidaklah menjadi baik jika kita terlalu sering menggunakannya, guna...