SEKOLAH mereka termasuk bangunan lama yang belum pernah kena pugar; oleh sebab itu fasilitasnya pun masih minim.
Ruang ganti masih digabung bersama toilet. Lalu, belum ada loker tempat menyimpan barang. Yang disediakan hanya loker untuk menyimpan sepatu dengan kets.
Daniel memutar kunci loker dan menemukan bukanlah sepatunya yang ada di sana melainkan sepatu baru. Ia tidak tahu siapa pemiliknya tapi rasanya ia bisa menduga. Terlebih dengan nota norak yang dibubuhi tulisan tangan acak-acakan:
Untukmu. Aku tahu sepatumu sudah tidak nyaman untuk digunakan. Kuharap kamu akan suka.
Daniel memahami itu lebih dari siapa pun. Tentang sepatu yang menganga dan bahkan belum sempat diperbaiki. Namun ia harus tetap berangkat sekolah mengenyampingkan apakah ia sudah beli buku baru atau sepatu yang harus segera diganti.
"Aku ingin kamu memakainya, Niel."
Seongwoo tiba di belakangnya lima detik lebih cepat dari perkiraan, lalu tersenyum. Daniel melempar sepatu pemberiannya tepat di muka dan berlalu dengan kets yang solnya berlubang dan warna kainnya kumuh.
Bukan berarti Daniel tidak mampu membeli satu yang baru. Ia bisa mengambil sedikit tabungan tapi ia bertahan dengan kets usangnya karena itu adalah kenang-kenangan terakhir yang ia bagi dengan mendiang orangtuanya dua tahun lalu. Namun daripada menjelaskan alasan sesederhana itu, Daniel lebih suka dilihat sebagai anak laki-laki menyedihkan yang bahkan tidak bisa membeli sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] delicate green | Ongniel
Fanfiction[MC] Daniel pernah bertanya kenapa Seongwoo tidak pernah menyerah pada menari; Ong Seongwoo hanya ingin Kang Daniel mengingatnya sebagai penari. "Aku ingin jadi pohon beringin. Karena jika kamu adalah burung, kau pasti perlu tempat untuk beristiraha...